SURABAYA-(IDB) : Komandan Gugus Pasifik Korps Marinir Amerika Serikat (COMMARFORPAC), Letnan Jenderal Duane Thiessen, menyinggung soal keberadaan pangkalan Korps Marinir AS di Darwin, Australia. Penempatan mereka di sana bertahap, mulai dari 250 personel hingga akhirnya 2.500 orang.
Topik itu diungkap Thiessen saat disambut Komandan Pasmar-1, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy B Natanegara, dalam pertemuan di Ruang VIP Lapangan Tembak FX Soepramono, Karangpilang, Surabaya, Senin (26/3)
Sebelum diterima Natanegara, orang nomor satu di jajaran Korps Marinir AS untuk kawasan Asia-Pasifik itu langsung mengelilingi Ksatrian Sutedi Senaputra di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya. Dalam kunjungannya, Thiessen menyampaikan pangkalan Korps Marinir AS di Darwin Australia yang hanya berkekuatan satu kompi atau sekitar 250 personel akan ditambah secara bertahap menjadi satu divisi atau sekitar 2.500 personel hingga 2014.
Korps Marinir Amerika Serikat memiliki organisasi dan struktur pasukan tersendiri yang berbeda dengan Angkatan Darat negara itu walau hakekat penugasannya sama-sama di darat. Hal ini didasari pada filosofi penggelaran kekuatan, yaitu Korps Marinir adalah pasukan pendarat dari aspek maritim.
Sehubungan pembangunan pangkalan baru di Darwin itu, Thiessen merencanakan pasukannya latihan bersama dengan sesama marinir di negara-negara Asia, termasuk Korps Marinir TNI-AL.
Di ASEAN, cuma Indonesia yang memiliki marinir walau masih menjadi satu kecabangan dalam tubuh TNI-AL. Filipina memiliki pasukan serupa walau tidak persis demikian.
Di sela-sela kunjungannya, Thiessen sempat terkesima melihat prajurit Pasmar-1 melaksanakan kegiatan rutin, seperti dayung, karate, lari lintas alam, kolone senapan, dan sebagainya.
November tahun lalu, Duta Besar AS untuk ASEAN, David Carden, mengatakan rencana AS untuk mengirim tambahan 2.500 pasukan ke Australia tidak akan mengakibatkan masalah bagi stabilitas keamanan di kawasan asia pasifik.
"AS dan Australia telah menjalin kerja sama pertahanan sejak 60 tahun lalu. Sudah pernah ditegaskan sebelumnya, penambahan pasukan kami di sana untuk misi penanganan situasi pascabencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi di kawasan ini. Saya rasa tidak ada alasan untuk khawatir mengenai hal ini," katanya.
Senada dengan itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Scott Marciel, mengatakan dirinya ingin meluruskan pemberitaan di media mengenai sebutan "pangkalan AS" di Australia.
"Tidak ada pangkalan AS di Australia ataupun ada rencana untuk membangun pangkalan di sana. Penambahan pasukan AS tidak lain hanya untuk meningkatkan kerja sama dengan Australia dan tidak dimaksudkan untuk menargetkan negara lain di luar kerja sama bilateral itu," katanya.
Topik itu diungkap Thiessen saat disambut Komandan Pasmar-1, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy B Natanegara, dalam pertemuan di Ruang VIP Lapangan Tembak FX Soepramono, Karangpilang, Surabaya, Senin (26/3)
Sebelum diterima Natanegara, orang nomor satu di jajaran Korps Marinir AS untuk kawasan Asia-Pasifik itu langsung mengelilingi Ksatrian Sutedi Senaputra di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya. Dalam kunjungannya, Thiessen menyampaikan pangkalan Korps Marinir AS di Darwin Australia yang hanya berkekuatan satu kompi atau sekitar 250 personel akan ditambah secara bertahap menjadi satu divisi atau sekitar 2.500 personel hingga 2014.
Korps Marinir Amerika Serikat memiliki organisasi dan struktur pasukan tersendiri yang berbeda dengan Angkatan Darat negara itu walau hakekat penugasannya sama-sama di darat. Hal ini didasari pada filosofi penggelaran kekuatan, yaitu Korps Marinir adalah pasukan pendarat dari aspek maritim.
Sehubungan pembangunan pangkalan baru di Darwin itu, Thiessen merencanakan pasukannya latihan bersama dengan sesama marinir di negara-negara Asia, termasuk Korps Marinir TNI-AL.
Di ASEAN, cuma Indonesia yang memiliki marinir walau masih menjadi satu kecabangan dalam tubuh TNI-AL. Filipina memiliki pasukan serupa walau tidak persis demikian.
Di sela-sela kunjungannya, Thiessen sempat terkesima melihat prajurit Pasmar-1 melaksanakan kegiatan rutin, seperti dayung, karate, lari lintas alam, kolone senapan, dan sebagainya.
November tahun lalu, Duta Besar AS untuk ASEAN, David Carden, mengatakan rencana AS untuk mengirim tambahan 2.500 pasukan ke Australia tidak akan mengakibatkan masalah bagi stabilitas keamanan di kawasan asia pasifik.
"AS dan Australia telah menjalin kerja sama pertahanan sejak 60 tahun lalu. Sudah pernah ditegaskan sebelumnya, penambahan pasukan kami di sana untuk misi penanganan situasi pascabencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi di kawasan ini. Saya rasa tidak ada alasan untuk khawatir mengenai hal ini," katanya.
Senada dengan itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Scott Marciel, mengatakan dirinya ingin meluruskan pemberitaan di media mengenai sebutan "pangkalan AS" di Australia.
"Tidak ada pangkalan AS di Australia ataupun ada rencana untuk membangun pangkalan di sana. Penambahan pasukan AS tidak lain hanya untuk meningkatkan kerja sama dengan Australia dan tidak dimaksudkan untuk menargetkan negara lain di luar kerja sama bilateral itu," katanya.
Sumber : Republika
Hanya satu kata .... BULLSHIT .
BalasHapusBagaimana kalo alasan yang sama buat penempatan spetnaz rusia di kuba???? Are you going to buy it uncle sam?