Selasa, Agustus 02, 2011
0
BEIJING-(IDB) : Retorika-retorika dan ucap­an-ucapan kemarahan mengenai Laut China Selatan terus ber­gulir. China memperi­ngatkan, pe­ner­bangan pesawat pengintai AS di dekat pantai China baru-baru ini bisa berdampak pada berku­rang­nya kepercayaan ma­sing-masing negara. Ter­utama soal hubungan kerja sa­ma m­i­liter kedua negara.

Karena itu, pemerintah China melalui Departemen Pertahanan Nasional, meminta AS untuk angkat kaki dari wilayahnya yang sekaligus sebagai bentuk peng­hormatan terhadap kedaulatan China. Karena kalau tidak, si­tuasinya bisa membuat Laut China Selatan Berdarah-darah.

“Kami menuntut AS meng­hormati kedaulatan China. Ini demi kepentingan keamanan dan mengambil tindakan kongkret sekaligus meningkatkan pem­ba­ngunan yang sehat dan stabilnya hubungan militer,” demikian per­nyataan Departemen Per­ta­hanan Nasional China, kemarin.

Peringatan tersebut menyusul pernyataan Ketua Gabungan Ke­pala Staf AS Laksamana Mike Mullen bahwa jajarannya akan  terus mengintai di Laut China Selatan meski ditekan pihak Beijing. Alasannya, ada laporan yang masuk soal pesawat tem­pur China yang melintasi per­batasan Taiwan hanya untuk me­ngejar pesawat mata-mata AS.

Laporan tersebut masuk dua bulan lalu. Menurut media-media di Asia, dua pesawat Sukhoi-27 milik pemerintah China ke­da­patan melintasi garis batas antara China dengan Taiwan, dua jet tempur itu mencoba mencegat pesawat pengintai AS U-2.

“Kekhawatiran kami antara lain adalah insiden ber­ke­pan­jangan akan memicu salah per­hitungan, hingga pecah ben­trokan yang tidak diantisipasi semua pihak. Kami akan mem­pertahankan kehadiran kami di sini, karena kami mengemban tanggung jawab. Kami mencari dukungan kuat demi tercapainya resolusi damai atas perselisihan yang terjadi,” demikian per­nyataan Mullen kepada jurnalis Asia saat kunjungannya ke Chi­na guna menggelar perte­muan ting­kat tinggi dengan pemimpin Chi­na dan petinggi tentara China dua pekan lalu.

Pertemuan kedua tentara Chi­na dan AS itu dalam rangka mem­bahas sejumlah masalah sensitif. Antara lain peningkat­an hubu­ngan tentara kedua ne­gara, pen­jualan senjata AS ke Taiwan, masalah Laut China Selatan, ke­a­manan jaringan in­ternet dan perkembangan ke­kuat­an militer China.

Dalam pembicaraan itu, kedua pihak berkomitmen akan mem­bentuk prinsip yang mengun­tungkan bagi perkembangan tentara kedua negara, dan di­tegaskan kembali bahwa per­tukaran dan dialog tingkat tinggi antara kedua negara sangat pen­ting. Untuk itu, kedua pihak hen­daknya menciptakan suasana positif.

Sumber: Fajar

0 komentar:

Posting Komentar