Selasa, Juli 26, 2011
0
BELITUNG-(IDB) : Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I Marsekal Muda TNI Sunaryo meninjau latihan "Jalak Sakti 2011" di Lokasi Penembakan Udara (Air Weapon Range/AWR) Buding, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Selasa pagi.

Latihan puncak antarsatuan Koopsau I ini bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional satuan-satuan jajaran Koopsau I dalam menjaga wilayahnya.

Usai penutupan latihan itu,Panglima Komando Operasi TNI-AU(Pangkoopsau) I Marsekal Muda TNI Sunaryo, mengatakan, latihan Jalak Sakti ini sangat penting bagi TNI agar bisa mengantisipasi kemungkinan ancaman yang terjadi di wilayah tanggung jawab Koopsau I.

"Latihan ini juga untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional satuan-satuan jajaran Koopsau I serta meningkatkan kemampuan koopsau I dan lanud-lanud jajaran dalam hubungan komando dan staf, terutama dalam membuat perencanaan dan pengendalian operasi," kata Sunaryo.

Jumlah personil sendiri, kata dia, mencapai 300 orang dengan jumlah angaran latihan sebesar Rp212 juta.

Setelah melakukan latihan ini akan dilanjutkan puncak TNI AU Angkasa Yudha bulan Okotober 2011.
Sebelum menutup latihan Jalak Sakti 2011, Pangkoops juga menyaksikan simulasi latihan tempur di kawasan Buding, Belitung Timur.

Dalam latihan itu diskenariokan, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berada di daerah Buding dikuasai oleh "negara Pukang".

Kemudian, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono memberikan perintah kepada Pankoopsau I untuk melaksanakan operasi militer dengan tugas menghancurkan musuh dan merebut kembali kekuasaan Buding dengan melakukan operasi udara.

Oerasi militer tersebut melibatkan beberapa unsur baik unsur tempur, angkut, heli, Paskhas dan unsur pangkalan.

Untuk merebut wilayah, TNI AU melakukan operasi udara dengan menggunakan tiga pesawat Hawk 100/200 skadron udara 1 Pontianak menembakan sasaran dengan menggunakan roket, kemudian tiga Hawk dari Skadron udara 12 Palembang, melepaskan bom guna menghancurkan dua sasaran berupa bangunan.

Setelah sasaran bangunan telah dihancurkan, sekitar 100 orang penerjun satuan tempur dengan menggunakan tiga pesawat Hercules jenis C-130 H terjun untuk merebut kembali kekuasaan NKRI.

Kemudian dilanjutkan pengendalian pangkalan dengan menggunakan pesawat Fokker jenis F-27 TS, dengan jumlah delapan personil.

Setelah pengendalian lapangan telah dilakukan, sebuah pesawat CN-235 tertembak oleh musuh saat melintasi kawasan itu namun pilotnya berhasil loncat dengan menggunakan kursi pelontar.

Tak lama kemudian, dua Helikopter Super Puma NAS-332 dan Puma SA-330 dari pasukan Sar tempur datang untuk melakukan penyelamatan terhadap pilot tersebut yang didampingi dua pesawat pesawat Hawk Skadron Udara 1 guna melakukan penjagaan di udara (air cover).

Setelah itu, tiga jenis pesawat Hercules C-130 H memberikan logistik, baik obat-obatan maupun makanan untuk pasukan satuan tempur.

Sumber: Antara

0 komentar:

Posting Komentar