Sabtu, Mei 28, 2011
0
Perakitan pesawat T-50
JAKARTA-(IDB) : Indonesia telah melakukan pengadaan 16 pesawat latih T-50 buatan KAI senilai $ 400 juta dollar yang merupakan untuk pertama kalinya Korsel mengekspor pesawat tersebut.

Departemen Pertahanan Indonesia telah menandatangi kontrak pada hari rabu, kata wakil presiden KAI Enes Park. Kontrak tersebut pesawat harus selesai dalam waktu 18 bulan setelah penandatangan kontrak yang telah dilakukan oleh pemerintah Korsel dan Indonesia.

Pengumuman tender telah diputuskan pada 12 april 2011, pemerintah Indonesia mengirim surat tersebut ke KAI memberitahukan bahwa Korsel sebagai pemenang tender untuk menggantikan pesawat latih Hawk 53.

Mesin yang akan digunakan yaitu The 16 General Electric F404 kemudian diproduksi di pabrik KAI di Sacheon, Korsel. Selain itu PT DI juga melakukan perakitan pesawat latih T-50.

"Pesawat T-50 akan dikirim tetapi kita harus mematuhi peraturan industri pertahanan Indonesia yaitu dengan merakit pesawat tersebut di PT DI agar dapat meningkatkan kemampuan perusahaan tersebut", Kata Park.

Hal ini merupakan pencapaian yang luar bisa bagi KAI dan pemerintah Korsel, karena T-50 kalah dalam pengadaan tender dengan Aermacchi M-346 di UEA dan Singapura.

Lagi-lagi T-50 harus bersaing dengan Aermacchi M-346 dalam pengadaan pesawat latih di Israel dan AS untuk menggantikan pesawat latih A-4. Pada bulan mei, Aermacchi M-346 akan berkompetisi dengan T-50 untuk menggantikan pesawat latih buatan 1960an yaitu Northrop T-38C.
 
Pesawat Tempur F/A-50
Park juga menambahkan akan kemungkinan Indonesia memiliki dua varian yaitu T-50 dan F/A-50, namun kita belum mendiskusikan hal tersebut tetapi akan dilakukan dimasa yang akan datang.

Indonesia juga terlibat dalam program pembuatan pesawat tempur KF-X Korsel, kata Park. Pada saat pameran kedirgantaraan di Farnborough tahun 2010, Korsel menandatangani nota kesepahaman dengan Indonesia, dan Indonesia terlibat dalam 20% pendanaan pengembangan KF-X.

Pembelian T-50 merupakan salah satu contoh upaya Indonesia meningkatkan alutsista TNI AU. Pada november 2010, Indonesia juga membeli 8 unit Super Tucano untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco. Dan dibulan januari 2011 Arinc Engineering Services memenangkan kontrak sebesar $ 66.700.000 untuk memodernisasi lima C-130B milik TNI AU.

Indonesia juga berencana mengupgrade 10 F-16 A/B serta akan melakukan pembelian 24 F-16 eks USAF, namun belum ada keterangan resmi dari AS atau Indonesia.



Sumber: Flightglobal

0 komentar:

Posting Komentar