Senin, April 25, 2011
0
BANGKOK-(IDB) : Pertempuran antara Thailand dan Kamboja di perbatasan  yang telah berlangusng selama tiga hari , kini telah menewaskan 12 orang.

Korban tewas itu adalah tujuh dari tentara  Kamboja dan lima dari tentara Thailand  yang tewas dalam saling serang artileri dan tembakan senjata kecil di perbatasan hutan kedua negara ini.

"Seorang militer Thailand tewas pada Minggu (24/4/2011)  malam," kata seorang juru bicara militer Thailand di daerah perbatasan, Kolonel Prawit Hookaew kepada AFP, Senin (25/4/2011).

Sementara seorang tentara Kamboja lebih banyak juga tewas pada Minggu malam. Demikian seperti diungkapkan komandan militer  Kamboja Suos Sothea.

"Salah satu tentara kita ditembak mati oleh seorang sniper Thailand tadi malam ketika  patroli," tambah Suos Sothea

Suos Sothea juga  menambahkan bahwa seorang tentara Kamboja telah hilang sejak Jumat silam. "kita belum menemukannya."

Thailand dan tentara Kamboja terlibat ketegangan di perbatasan pada hari Senin (25/4/2011), tetapi pertempuran tampaknya telah mereda setelah tiga hari berlangsung aksi saling penembakan yang dimulai pada hari Jumat silam.

Bentrok ini merupakan ketegangan yang paling serius  sejak Februari  lalu saat 10 orang tewas dalam bentrokan dekat sengketa Candi Preah yang berusia 900 tahun di   kuil Preah.

Bentrok tersebut mendorong Dewan Keamanan PBB mendesak agar kedua belah pihak melakukan  gencatan senjata.  Sementara pertempuran terbaru telah terjadi dekat berbagai kelompok candi sekitar 150 kilometer (90 mil) dari kuil Preah.

Negara Asia Tenggara yang bertetangga ini telah terlibat  serangkaian bentrokan yang  mematikan dalam beberapa tahun terakhir di hutan dekat kuil-kuil kuno di sepanjang perbatasan. Perbatasn kedua negara ini sendir   tidak pernah sepenuhnya dibatasi, sebagian karena dipenuhi dengan ranjau darat.

Sebelumnya Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva mengatakan bersedia untuk mengadakan pembicaraan bilateral dan menuduh Kamboja mencoba melakukan "internasionalisasi" konflik.

Phnom Penh telah meminta mediasi luar untuk membantu mengakhiri kebuntuan itu, tapi Thailand menentang intervensi pihak ketiga. 

Kedua negara sepakat pada akhir Februari untuk memungkinkan pengamat Indonesia di daerah dekat Preah Vihear, namun militer Thailand menolak.

Indonesia, yang memegang kepemimpinan bergilir Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), telah menyerukan segera mengakhiri kekerasan.

Hubungan antara para tetangga telah tegang sejak Preah Vihear - salah satu kuil yang paling terkenal peninggalan arsitektur Khmer kuno di luar Angkor Wat- diberi status Warisan Dunia PBB pada bulan Juli 2008.

Pengadilan Dunia tahun 1962 memutuskan bahwa kuil itu milik Kamboja, namun kedua negara mengajukan klaim kepemilikan dari satu kilometer persegi 4,6 (1,8 mil persegi) daerah sekitarnya.

Sumber: Seruu

0 komentar:

Posting Komentar