Tank tempur Oplot pabrikan Ukraina |
BANGKOK-(IDB):Keputusan AD Thailand untuk membeli alutsista baru sekitar 200 tank tempur utama dari Ukraina membuat beberapa kalangan militer tidak senang karena mereka lebih suka tank dari Korea Selatan.
"Pasukan yang akan harus mengoperasikan kendaraan tidak menginginkan tank buatan Ukraina karena tank tersebut dilengkapi dengan auto-loader yang membuat tank harus berhenti bergerak ketika amunisi telah digunakan dan loading baru diperlukan," kata tentara sumber.
"Fitur ini bisa menjadi masalah ketika di medan pertempuran. Itu sebabnya operator lebih suka tank dengan sistem manual amunisi-loading."
An auto-loader adalah alat bantu mekanik yang menghilangkan kebutuhan tenaga untuk memuat amunisi menjadi senjata.
Militer telah memutuskan untuk mengganti tank tua M41A3 buatan AS dengan sekitar 200 yang baru. Di antara pilihan utama adalah tank K1 dari Korea Selatan dan tangki Oplot T92 dari Ukraina.
Pengadaan 200 tank buatan Ukraina akan menelan biaya sekitar 7 miliar baht, kata sumber itu.
Tank-tank AS telah di komisi di empat batalyon kavaleri sejak tahun 1962, sebelum keterlibatan internasional dalam Perang Vietnam, kata sumber itu.
Tank-tank baru akan ditempatkan di Batalyon Kavaleri ke-4 (Royal Guard) di Bangkok, Batalyon Kavaleri 8 di Nakhon Ratchasima, 9 Kavaleri Batalyon di Phitsanulok dan Batalyon Kavaleri 16 di Nakhon Si Thammarat.
Hal ini diyakini panitia pengadaan tentara dari perwira tinggi militer berpangkat memilih pemasok Ukraina selama satu Korea Selatan karena hubungan dengan pemasok, kata sumber itu.
Pemasok adalah satu sama yang memasok 96 kontroversial buatan Ukraina BTR-3E1 lapis baja pengangkut personil ke Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand dengan biaya hampir 4 miliar baht, kata sumber itu.
Pengadaan tangki merupakan bagian dari paket 10 tahun pembelian senjata pemerintah baru-baru ini disetujui untuk tentara.
Pilihan lain yang diusulkan untuk dipertimbangkan oleh panitia pengadaan termasuk buatan Rusia T-90 tank dan Leopard buatan Jerman 2 tangki A4. Tetapi tank Jerman terlalu mahal, kata sumber itu.
Sumber: Bangkok Post
0 komentar:
Posting Komentar