F-16 Pesawat empur multi fungsi dan tercanggih di kelasnya |
GLOBAL-(IDB):Ada kabar terkini, bahwa Pemerintah Indonesia via Departemen Pertahanan dan Markas Besar TNI sudah pada fase-fase akhir kesepakatan untuk membeli pesawat jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat. Ini bukan perkembangan yang cukup menggembirakan. Justru mengkuatirkan.
Betapa tidak. Sebagai produksi buatan Amerika, pesawat jet tempur F-16, Amerika praktis telah mengetahui kelemahan-kelemahannya yang paling utama dari produk-produk militernya yang dijual ke negara-negara lain. Tak terkecuali pesawat jet tempur F-16.
Mau Bukti? Mari kita tengok kejadian beberapa waktu yang lalu. Juli 2003, pesawat jet tempur Amerika F-18 Hornet melewati daerah kedaulatan teritorial Indonesia. Ketika Amerika melakukan manuver pesawat ini, pesawat F-16 TNI Angkatan Udara kita waktu itu langsung melakukan pengejaran. Tapi apa yang terjadi kemudian? Pesawat F-16 milik TNI Angkatan Udara dengan serta merta berhasil dikunci sehingga tidak berkutik.
Bayangkan. Kalau Angkatan Udara Amerika waktu mau, bisa saja langsung menembak jatuh pesawat F-16 tersebut. Mengapa bisa sampai terjadi peristiwa yang cukup memalukan bagi TNI Angkatan Udara kita itu? Karena Angkatan udara Amerika tahu persis titik lemah dari F-16 yang notabene produk Amerika itu sendiri. Kita sebagai pengguna, praktis akan berada dalam posisi yang rawan dan berbahaya ketika suatu saat akan berhadapan secara militer dengan Angkatan Udara Amerika.
Apakah hal seperti ini tidak terpikir oleh para penentu kebijakan strategis pertahanan kita di saat dalam waktu dekat ini akan membeli beberapa buah pesawat Jet Tempur F-16?
Mau Bukti? Mari kita tengok kejadian beberapa waktu yang lalu. Juli 2003, pesawat jet tempur Amerika F-18 Hornet melewati daerah kedaulatan teritorial Indonesia. Ketika Amerika melakukan manuver pesawat ini, pesawat F-16 TNI Angkatan Udara kita waktu itu langsung melakukan pengejaran. Tapi apa yang terjadi kemudian? Pesawat F-16 milik TNI Angkatan Udara dengan serta merta berhasil dikunci sehingga tidak berkutik.
Bayangkan. Kalau Angkatan Udara Amerika waktu mau, bisa saja langsung menembak jatuh pesawat F-16 tersebut. Mengapa bisa sampai terjadi peristiwa yang cukup memalukan bagi TNI Angkatan Udara kita itu? Karena Angkatan udara Amerika tahu persis titik lemah dari F-16 yang notabene produk Amerika itu sendiri. Kita sebagai pengguna, praktis akan berada dalam posisi yang rawan dan berbahaya ketika suatu saat akan berhadapan secara militer dengan Angkatan Udara Amerika.
Apakah hal seperti ini tidak terpikir oleh para penentu kebijakan strategis pertahanan kita di saat dalam waktu dekat ini akan membeli beberapa buah pesawat Jet Tempur F-16?
Sekadar informasi, pesawat tempur F-18 Hornet tersebut sejatinya baru sekadar pesawat yang lepas landas dari kapal induk Amerika. Bisa dibayangkan betapa runyamnya ketika yang harus dihadapi oleh TNI Angkatan Udara kita adalah pesawat Amerika yang tak terdeteksi radar kita seperti jenis F-117.
Para perancang kebijakan strategis Indonesia sudah selayaknya memperhitungkan skenario terburuk ketika terjadi konflik bersenjata antara Indonesia dengan Amerika ataupun dengan salah satu negara sekutu Amerika. Bayangkan. Ketika dengan menggunakan pesawat jenis F-18 Hornet atau F-117, Amerika atau negara sekutu Amerika, bisa dengan mudahnya melakukan pemboman terhadap beberapa kota strategis di Indonesia.
Karena itu, rencana TNI Angkatan Udara untuk membeli ua skuadron pesawat tempur F-16A/B "Fighting Falcon," meskipun dari Hibah, sebaiknya ditinjau kembali.
Bahkan alasan Panglima TNI bahwa kedua pesawat F-16/B Fighting Falcon itu dianggap efektif dan efisien, rasa-rasanya patut diragukan. Apalagi ketika berkembang informasi bahwa untuk proyeksi 2014 mendatang, TNI akan membeli sektiar 6 buah pesawat F-16 produk baru. Benarkah bahwa pengadaan 6 pesawat F-16 tersebut mampu meningkatkan daya tangkal TNI Angkatan Udara kita? Pengalaman pahit TNI AU Juli 2003 lalu sebaiknya jadi bahan pertimbangan serius untuk membatalkan pembelian tersebut.
Para perancang kebijakan strategis Indonesia sudah selayaknya memperhitungkan skenario terburuk ketika terjadi konflik bersenjata antara Indonesia dengan Amerika ataupun dengan salah satu negara sekutu Amerika. Bayangkan. Ketika dengan menggunakan pesawat jenis F-18 Hornet atau F-117, Amerika atau negara sekutu Amerika, bisa dengan mudahnya melakukan pemboman terhadap beberapa kota strategis di Indonesia.
Karena itu, rencana TNI Angkatan Udara untuk membeli ua skuadron pesawat tempur F-16A/B "Fighting Falcon," meskipun dari Hibah, sebaiknya ditinjau kembali.
Bahkan alasan Panglima TNI bahwa kedua pesawat F-16/B Fighting Falcon itu dianggap efektif dan efisien, rasa-rasanya patut diragukan. Apalagi ketika berkembang informasi bahwa untuk proyeksi 2014 mendatang, TNI akan membeli sektiar 6 buah pesawat F-16 produk baru. Benarkah bahwa pengadaan 6 pesawat F-16 tersebut mampu meningkatkan daya tangkal TNI Angkatan Udara kita? Pengalaman pahit TNI AU Juli 2003 lalu sebaiknya jadi bahan pertimbangan serius untuk membatalkan pembelian tersebut.
Sumber: The Global
Artikel ga mutu, buat teori tak berdasar. Sekalian aja suruh Indonesia beli pesawat kertas supaya tidak terdeteksi radar pesawat AS.
BalasHapusKalo udah terbatas kemampuan , jangan belagu!!!