Menteri Purnomo mengungkapkan bahwa Indonesia juga akan meninjau kembali Spesifikasi Teknis yang diperlukan untuk memastikan keamanan jalur laut di Nusantara dan interoperabilitas radar SLR-66 OTH dengan Kapal Patroli maritim yang di-deploy Indonesia. “Selama ini, jalur-jalur laut telah dimonitor menggunakan Kapal Patroli maritim Dan Pesawat Angkatan Laut Indonesia,” katanya.
Untuk meningkatkan keamanan maritim wilâyah Indonesias yang luas, terutama di wilâyah timur, Purnomo menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan radar mata-mata yang ditawarkan China.
Selama kunjungan balasan tiga hari Ke China, 21 – 23 September, Menteri Purnomo juga mengunjungi Perusahaan (CEIEC) yang menawarkan radar mata-mata untuk Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur CEIECs, Qu Huimin, menyatakan, radar mata-mata SLR-66 OTH memiliki kemampuan Mode operasional Aktif untuk memantau hingga 280 kilometer, serta Mode pasif dengan kemampuan Pemantauan 500 kilometer.
Radar SLR-66 OTH juga bisa dioperasikan dari Stasiun yang bersifat stasioner yang berlokasi di jalur laut strategis. Selain memproduksi Radar SLR-66 OTH, Perusahaan CEIEC juga memproduksi Peralatan Pemantauan Udara (UAV dan UCAV) serta radar deteksi bawah laut.
Artikel Militer di http://www.3teria.com/
BalasHapusTidak hanya artikel tetapi juga hiburan, teknologi, tips dll.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.