JAKARTA-(IDB) : Awal Agustus
mendatang, 13 dari 38 kendaraan sistem peluncur roket multilaras (MLRS)
Astros II MK-6 buatan perusahaan Avibras, Brasil, tiba di Jakarta.
Kendaraan MLRS yang berpenggerak enam roda (6 x 6) itu memiliki
kemampuan meluncurkan 24 roket dengan daya jangkau dari belasan
kilometer hingga 300 kilometer.
Namun, kali ini yang akan dibahas bukanlah mengenai kemampuan roket yang diluncurkan, melainkan tentang kendaraan 6 x 6 yang memanggul kontainer peluncur roket itu. Di masa lalu, Avibras mendatangkan kendaraan 6 x 6-nya dari Mercedes Benz, Jerman. Akan tetapi, kali ini, Avibras memesannya dari Ceko, tepatnya dari perusahaan Tatra.
Chasis Tatra T-815 6x6 |
Avibras memesan
chassis, mesin, dan suspensi independen dari Tatra. Mesin yang dipesan
adalah mesin diesel berkapasitas 12.7 liter (12.700 cc), 8 silinder
dalam konfigurasi V (V8), OHV (over-head camshaft), natural aspirated
(tidak menggunakan turbocharge), dan menggunakan sistem pendinginan
udara (air cooled).
Dari jenisnya,
mesin diesel Tatra itu bukanlah mesin diesel dengan teknologi yang
terbaru. Malah bisa dikatakan bahwa mesin diesel itu adalah mesin diesel
dengan teknologi yang sederhana. Namun, kesederhanaan itu pula yang
justru menjadi kekuatannya. Oleh karena mudah perawatannya dan mudah
pula perbaikannya. Hal itu sangat penting dalam peperangan. Sistem
pendinginan udara untuk mendinginkan mesin mungkin tidak sesempurna
sistem pendinginan air yang menggunakan radiator, tetapi perawatannya
jauh lebih mudah.
Ujicoba peluncur roket 6x6 Astros II Mk-6 dilakukan di Brasil karena belum ada tempat latihan di Indonesia yang mempunyai jarak steril 40 km sesuai dengan kemampuan MLRS Astros II ini |
Yang membuat
Avibras memilih Tatra adalah karena suspensi independen yang diterapkan
pada tiap roda. Dengan demikian, setiap roda akan bergerak secara
independen (bebas) sesuai dengan rintangan yang dihadapi roda. Suspensi
seperti itu sangat diperlukan untuk melintasi medan offroad, apalagi
Tatra menggunakan sistem penggerak enam roda.
Chassis, mesin, dan suspensi yang diterima Avibras di pabriknya di Sao Jose dos Campos, di luar kota Sao Paolo, dilengkapi dengan sistem hidrolik (pneumatic). Itu membuat ketinggian bagian bawah kendaraan dari permukaan tanah (ground clearance) tetap sama walaupun kendaraan melintas di permukaan tanah yang bergelombang. Ketinggian bagian bawah kendaraan dari permukaan tanah juga dapat diatur. Ditinggikan saat akan melintas genangan air (sungai kecil) atau direndahkan pada saat akan memasuki kabin pesawat angkut militer Hercules C130.
Chasis Tatra T-815 4x4 |
Kendaraan Lapis Baja
Avibras kemudian membangunnya menjadi kendaraan lapis baja tahan peluru. Selain dipasangi pelat baja yang tahan peluru, Avibras juga menggunakan kaca tahan peluru.
Setiap bagian diperiksa secara hati-hati untuk menjamin kekuatan kendaraan itu dalam menahan tembakan peluru kaliber 7,62 mm.
Dengan menggunakan tangki bahan bakar tahan peluru berkapasitas 200 liter, kendaraan MLRS Astros II MK-6 memiliki daya jelajah 480 kilometer, dalam sekali pengisian tanki hingga penuh. Mobil yang mesinnya menghasilkan tenaga maksimum 280-320 PK itu dapat dipacu hingga kecepatan maksimum 100 kilometer per jam di jalan raya.
Kendaraan
berbobot 24 ton itu juga menggunakan ban khusus, yaitu run flat tires.
Ban jenis itu memungkinkan kendaraan tetap melaju sejauh 200 kilometer
walaupun ban dalam keadaan pecah (gembos) akibat tembakan atau terkena
ranjau.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar