Senin, Juni 30, 2014
9
Rudal pertahanan anti-udara VL Mica MBDA
Rudal pertahanan anti-udara VL Mica MBDA

 JKGR-(IDB) Menarik untuk dicermati kehadiran KRI Bung Tomo class dengan senjata yang diusungnya, diantaranya adalah rudal exocet MM 40 blok II dan rudal MBDA Mica. Rudal exocet merupakan salah satu rudal yang cukup legendaris dan terbukti battle proven. Beruntung kita memilikinya.


Dengan diadopsinya rudal VL Mica pada KRI Bung Tomo class, merupakan era baru SAM tipe VLS pada jajaran KRI kita, mengingat selama ini KRI kita dipertahankan dengan SAM tipe manual.


Seperti kita ketahui duel laut yang terjadi dalam konflik besar dunia mulai dari Perang Dunia sampai Perang Malvinas, Perang Teluk, dan lain-lain, tidak melulu melibatkan duel antar kapal perang, atau antar kapal perang dengan kapal selam saja, tapi juga melibatkan peran udara.


Seperti dalam Perang Malvinas, serangan Argentina terhadap Inggris didominasi dengan Pesawat tempur. Kala itu Argentina cukup sukses menenggelamkan beberapa kapal Inggris dengan pesawat tempurnya menggunakan rudal AM 39 Exocet.


Bagaimana kondisi KRI kita, seperti telah banyak diulas, memang kondisi KRI kita cukup miris dalam hal arsenal pertahanan udara. Dari 140-an KRI kita, saat ini perlindungan SAM tercanggih dimiliki oleh KRI Diponegoro class dengan SAM Mistral dengan jangkauan 5-6 km, hanya efektif untuk menghancurkn helikopter.

KRI DIPONEGORO 365 - Rudal Mistral TETRAL (photo: Fay Aldrian)
KRI DIPONEGORO 365 – Rudal Mistral TETRAL

Cukup mnggembirakn dengan hadirnya SAM Mica, dengan tipe VLS-nya yang artinya memberikan perlindungan udara hingga 360 derajat dan jangkauan lebih jauh yaitu 25 km.


Meskipun sebenarnya adopsi SAM tipe VLS pada KRI kita cukup terlambat dibanding tetangga jiran kita Malaysia dan Singapura. Bahkan SaM VLS yang dimiliki Kapal Perang Singapura tipe Formidable lebih inferior dengan jangkauan 60 km.


Dari penjabaran tersebut, jika Kapal perang kita melayani duel kapal perang tentu masih bisa dijawab dengan Yakhont kita. Dengan jangkauan hingga 300 km, menjadikan angkatan laut kita mnjadi paling inferior di kawasan Asia Tenggara.


Rheinmetall Millenium 35mm CIWS
Rheinmetall Millenium 35mm CIWS
Tapi bila skenario perang yang terjadi harus melawan pesawat tempur yang menggotong rudal anti kapal jarak jauh dan dalam kondisi tanpa perlindungan Angkatan Udara, maka Kapal perang kita bisa menjadi bulan-bulanan. Apalgi banyak kapal perang kita tanpa perlindungan CIWS (close-in weapon system) yang merupakan tameng udara terakhir pada Kapal Perang.


Dengan muntahan peluru hingga 5000 butir/menit dan jangkauan maksimal hingga 8 km, CIWS cukup bisa diandalkan melawan rudal yang mendekat. Bahkan Rusia pun memasang hingga 4 CIWS pada frigate mereka. 

Tapi kalau yang dihadapi adalah rudal anti kapal canggih dengan kecepatan supersonic seperti Yakhont atau Brahmos, alamat mati tanpa bisa mengelak, karena rudal canggih sekelas Brahmos atau Yakhont diketahui mmiliki lintasan yang unik dan rumit sehingga sulit untuk ditangkal. Apalagi rencana akuisisi rudal brahmos tipe peluncuran udara pada Sukhoi Malaysia merupakann ancaman yang nyata pada Angkatan Laut kita.

Maka penting untuk kedaulatan NKRI perlu mnghadirkan arsenal terbaik. Mengingat geopolitik kawasan yang semakin hangat. ‘Jalesveva Jayamahe’, ‘Di Lautan Kita Jaya’. Salam. 



Sumber : JKGR

9 komentar:

  1. Bagaimananpun juga TNI AL makin bertaring, Terimakasih Panglima Tertinggi, Tks Bung Purnomo, Bung Syafrie.,,kita masih berharap pada pemerintahan batu nantyi ada akuisi KRI Destroyser (4 unit) & Cruiser Class (4 Unit), akuisii full fregat 125m class (8 unit), penambahan light fregat/PKR Bung Tomo-10514 class 12 unit, Korvet Sigma 16 Unit, KCR 60 30 unit, KCR 40 40 unit, KS U 216+Amur+Chang Bogo class masing2 8 unit, penambahahn Rudal2 strategis spt Yakhont 200 unit, Exocet MM4Bock II 300 unit, C705 400 unit, C 802 400 unit..semoga TNI makin disegani bukan cuma ditakuti,,Jales Veva Jayamahe

    BalasHapus
    Balasan
    1. knp bangga dgn exocet MM40blcok II ?? jangkauan nya masih kalah jauh dgn blcok III, yang udah di beli TNI,
      C 802 dan C 705, kurang daya ledaknya, hanya bisa membuat lubang di langbung fregate, kecuali, yng jadi sasaran korvet class,,
      rudal yakhont memang hebat daya ledaknya tp tidak dipandu dgn GPS, butuh heli utk memandu nya, jika menembak diluar batas cakrawala,

      Hapus
  2. semoga kedepannya siapapun yang menang jadi RI-1 ntar, ya mudah2an bisa melanjutkan ke pengadaan Rudal S-400 Rusia, Iskander, dan BUKM1 n pengadaan Radar canggih llengkap dengan anti jammingnya...

    BalasHapus
  3. hayo siapa yg brtanggung jawab ni terhadap brahmos Malaysia.? Adalah sepantasnya tanggung jawab itu diberikan dg membeli alutsista tandingan brahmos. kenapa indonesia belum juga beli brahmos sih? atau setidaknya beli tandingan yg lebih hebat dr brahmos. tolong deh negri besar prsenjataan juga hrs lengkap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. brahmos blm tentu bisa cepat di dpt malaysia,, cos india sendiri masih butuh utk dirinya sendiri, dan masih tahap uji coba di gotong pake su 30mki.

      Hapus
  4. Su30mki dan f18hornet malaysian bisa bikin tni al hancur kalo kri tdk di lengkapi sam yg tangguh, itu sudah di pikirkan malay membeli 2 tipe fighter itu bt perang laut dgn tni al.

    BalasHapus
  5. utk menghadapi 2 fighter itu, tni sdh pny bu minah sama estelungatus.

    BalasHapus
  6. Lumayanlah dateng lagi, buat menuh2in parkiran dermaga ujung...(pokoknya tumpukin aja semua di Surabaya sana)...

    BalasHapus
  7. Mudah2an tni bisa menghadapi su30mkm malay yg d lengkapi jammer knirti hingga au usa aja bela2in kirim f22 bt jajal tuh jammer jd jgn di anggap remeh.

    BalasHapus