ARTILERI-(IDB) : Tidak bisa mendapatkan UAV tempur Predator dari Amerika Serikat, Arab
Saudi berpaling ke China dengan membeli sejumlah UAV Wing Loong. Jumlah
pastinya tidak dipublikasikan namun masing-masing UAV dilengkapi dengan
dua rudal BA-7 laser guided (mirip dengan rudal Hellfire) atau dua bom
60 kg GPS Guided (mirip bom SDB Amerika Serikat).
Sejak tahun 2008 korporasi industri penerbangan China AVIC telah memamerkan foto dan video dari prototipe Wing Loong yang dalam pengertian bahasa China adalah Pterodactyl, dinosaurus terbang pada zaman Jurassic. Wing Loong disebut-sebut sebagai tiruan dari UAV MQ-1 Predator Amerika Serikat.
Sejak tahun 2008 korporasi industri penerbangan China AVIC telah memamerkan foto dan video dari prototipe Wing Loong yang dalam pengertian bahasa China adalah Pterodactyl, dinosaurus terbang pada zaman Jurassic. Wing Loong disebut-sebut sebagai tiruan dari UAV MQ-1 Predator Amerika Serikat.
Pada tahun 2012, untuk pertama kalinya media melihat UAV ini terbang, di
wilayah Uzbekistan, yang mana bersama dengan Uni Emirat Arab (UEA)
merupakan pelanggan ekspor pertama untuk UAV ini (dari laporan media).
Pernyataan AVIC pada tahun lalu hanya menyatakan bahwa Wing Loong sudah
dijual ke empat negara asing dan salah satunya negara di Asia Tengah
tanpa menyebutkan namanya.
Wing Loong mulai dikembangkan pada tahun 2005, terbang perdana pada
tahun 2007 dan Tentara Pembebasan Rakyat China baru memperolehnya pada
tahun 2008 untuk pengujian lebih lanjut. Dari bentuknya, Wing Loong yang
juga dikenal sebagai Yìlóng-1 ini mirip dengan UAV besar MQ-9 Reaper
Amerika Serikat, namun dari ukurannya lebih identik dengan MQ-1 Predator
1,2 ton. Wing Loong berbobot 1,1 ton, panjang 9 meter dan rentang sayap
kurang lebih 14 meter. Wing Loong mampu beroperasi di ketinggian 5.300
meter dan terbang selama 20 jam. Muatan yang bisa dibawanya sebesar 200
kg.
Dari gambar-gambar promosinya, Wing Loong terlihat membawa dua rudal
Blue Arrow (BA) 7. Sejak tahun 2012 China telah menawarkan rudal udara
ke permukaan ini untuk ekspor. Rudal BA-7 sangat mirip dengan rudal
Hellfire Amerika Serikat.
Blue Arrow 7 berbobot 47 kg dan pada dasarnya
adalah rudal anti tank laser guided dengan jangkauan maksimal 7.000
meter. Soal harga, China menawarkannya sepertiga lebih murah dari rudal
Hellfire yang sebesar USD 70.000 dan harga masih bisa dinegosiasikan.
"Priced to sell".
Rudal AGM-114 (Hellfire II) menggunakan hulu ledak armor-piercing (penetrasi lapis baja) atau hulu ledak fragmentasi (untuk sasaran non lapis baja). Namun hulu ledak yang selama ini ditembakkan adalah hulu ledak fragmentasi. Hellfire II berbobot 48,2 kg, dengan 9 kg hulu ledak, dan memiliki jangkauan 8.000 meter. Setidaknya Hellfire telah digunakan selama tiga dekade.
Wing Loong bukanlah satu-satunya UAV yang tersedia di pasar yang bisa dibeli Arab Saudi. Israel adalah pemimpin dalam hal mendesain UAV
meskipun untuk urusan produksi masih kalah dari AS. Membeli peralatan
militer dari Israel tidak dapat diterima secara politik bagi
negara-negara di kawasan Teluk, apa kata dunia nantiya?. Yang pasti satu
lagi negara di Teluk sudah percaya dan membeli Wing Loong dan yang lain
mungkin akan menyusul.
Sumber : Artileri
sebentar lagi akan terdengar protes dari paman Sam karna cemburu dan tersaingi...... he he he... Panda dah menunjukan kuku di timur tengah
BalasHapussalut untuk china,pengaruhnya bukan hanya di asia,tapi sudah bergeser ke timteng,karena kerja cerdasnya.semoga industri pertahanan indonesia,bisa lebih giat untuk dapat membuat UAV yang mempunyai kemampuan melebihi wing long/predator.semoga saja.
BalasHapusAamiin.... Semoga bung !
HapusDisinilah kalau mengembangkan budaya teknologi kemiliteran, akan memberikan ketakutan bagi lawan dan sekarang bgmn para pejabat NKRI apa belum sadar kalau budaya beli menjadikan nyali kecil termasuk akan merusak menghancurkan NKRI dr dalam. Spt inilah contoh Majapahit jatuh, mulai dr pejabat2nya menguntungkan diri sendiri baru gogrok kerajaan dan NKRI sdh mendekati. Camkan.................
BalasHapus