Sabtu, Mei 03, 2014
3
WASHINGTON-(IDB) : Rusia berusaha menguji NATO dan sekutu lintas Atlantik harus meningkatkan belanja militer dalam menghadapi tantangan Moskow itu, kata Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, Jumat.

NATO sejauh ini menanggapi campur tangan Rusia di Ukraina dengan "penyelesaian", kata Hagel, tetapi dalam jangka panjang harus memperkirakan bahwa Rusia akan menguji tujuan, stamina, dan komitmen sekutu AS, lapor AFP.

Pemimpin Pentagon itu mengatakan kepada hadirin di organisasi pakar Wilson Center di Washington bahwa sekutu saat ini menghadapi saat-saat yang menentukan terkait sikap keras Rusia di Ukraina dan tidak mampu untuk mundur.

"Generasi mendatang akan mencatat apakah ... saat-saat tantangan ini, kita memanggil kemauan untuk berinvestasi dalam sekutu kita," katanya memperingatkan.

"Kita tidak harus menyia-nyiakan kesempatan ini atau mundur dari tantangan ini. Kita akan dihakimi dengan keras oleh sejarah ... jika kita melakukan itu," katanya.

Para pejabat AS dan para pemimpin tinggi selama bertahun-tahun menyuarakan keprihatinannya bahwa mitra Eropa telah gagal untuk melakukan investasi yang diperlukan dalam pertahanan dan memungkinkan kekuatan militer mereka terkikis.

Untuk memecahkan apa yang disebutnya "kebuntuan fiskal", Hagel menyeru kepada antara lain menteri keuangan dan pejabat anggaran senior dalam sebuah pertemuan para menteri pertahanan NATO terkait belanja militer.

"Ini akan memungkinkan mereka untuk menerima penjelasan rinci dari para pemimpin militer sekutu akan tantangan yang kita hadapi," katanya.

"Pemimpin di seluruh pemerintah kita harus memahami konsekuensi dari kecenderingan saat ini terkait mengurangi belanja pertahanan," katanya.

Sementara anggota NATO yang lebih kecil di Eropa Timur meningkat belanja militer, Hagel mengatakan, negara-negara anggota yang lebih besar harus melakukan hal yang sama, terutama karena ekonomi transatlantik tumbuh lebih kuat.

Amerika Serikat menyumbang hampir tiga perempat dari anggaran pertahanan di antara semua negara anggota NATO.

Terlepas dari Amerika Serikat, hanya Estonia, Yunani dan Inggris memiliki anggaran pertahanan setidaknya dua persen dari PDB, persyaratan NATO yang gagal dipenuhi para anggotanya.




Sumber : Antara

3 komentar:

  1. Acara peningkatan anggaran militer di EU sudah di anggap kedaluwarsa.
    Dalam kondisi "kembang kempis" EU lebih mementingkan kesejahteraan warganya.
    Mereka "EU" sudah memprediksi ancaman yg lebih serius berupa "Kedinginan dan berhentinya mesin industri" apabila gas yg di peroleh dari Russia berhenti mengalir.
    Untuk itu, mereka sudah mulai menggagas adanya militer "EU" daripada harus membiayai militer secara sendiri-sendiri.

    BalasHapus
  2. Bila Nato dan rusia terus perang dingin yang untung China.Rusia karena butuh dana cash akan mengobral tehnologi penting untuk china seperti mesin pesawat,mesin turbogas untuk kapal laut dan tehnologi kunci lainnya..Laut china akan makin bergolak.Seharusnya NATO ikut bubar seperti paktawarsawa.Nato maunya menang tanpa lawan.Itulah liciknya barat.

    BalasHapus
  3. Bicara perang gertak rusian sudah di atas angin menang dua langkah , ancaman perang embargo , perkumpulan negara kutu eropa sebenarnya sudah di titik nadir ...tampa migas dari rusia eropa barat bisa gulung tikar adem broo....mau main kasar ke moskow takk...mungkinlah , moncong nukler rusia sudah mengarah ke barat sekali sentuh bisa rata dengan tanah .
    NATO berkuwar kuawar nantang mirip burung gagak ...sudah di pastikan moskow ketawa gakak .

    BalasHapus