Kamis, Mei 15, 2014
0
JAKARTA-(IDB) : Konflik di wilayah Laut China Selatan antara China dengan negara-negara di ASEAN saat ini semakin memanas. Yang terbaru, Vietnam berseteru dengan China karena menuding China melanggar wilayahnya di kawasan Laut China Selatan.

Amerika Serikat (AS) kini mulai turun tangan dengan menggandeng Indonesia untuk meredam gejolak di kawasan Laut China Selatan.

Mantan Duta Besar AS yang pernah bertugas di Indonesia dan China, J. Stapleton Roy, mengatakan AS dan Indonesia komitmen berupaya menstabilkan wilayah Laut China Selatan.

”AS dan Indonesia memiliki pemikiran yang sama mengenai konflik yang terjadi di sana. Kami sama-sama beranggapan terjadi pelanggaran di sana,” kata Roy di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Konflik di wilayah Laut China selatan sendiri telah menjadi fokus pembahasan KTT ASEAN ke-24 yang berlangsung beberapa hari lalu. ASEAN memutuskan bahwa ada pelanggaran di sana, dan bersatu untuk menyelesaikan konflik itu.

Indonesia Dianggap Mampu Jadi Pemimpin Dunia

Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Kerjasama Indonesia dan China, J. Stapleton Roy, menganggap Indonesia bisa jadi pemimpin dunia. Hal tersebut disampaikan saat forum terbuka USINDO di Jakarta.

"Dengan kapasitas yang dimiliki Indonesia. Indonesia mampu menjadi pemimpin di wilayah regionalnya dan bahkan dunia," ucapnya di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Hal tersebut berdasarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar di kawasan Asia Tenggara. Indonesia juga didorong dengan sumber kekayaan yang dimilikinya.

Tidak menutup kemungkinan, Indonesia bisa menjadi pemimpin dunia. Kebijakan luar negeri Indonesia pun kini mulai diakui di dunia Internasional. Terkait masalah Laut China Selatan pun Indonesia turut mengambil peran.

Indonesia dan AS akan bekerjasama untuk mengatur hukum internasional di Laut China Selatan. Hal tersebut dilakukan untuk menstabilkan kondisi di kawasan Laut China Selatan. Upaya ini bertujuan apabila terjadi konflik tidak berdampak ke wilayah lainnya.

Menurut informasi adanya sumber minyak dan gas sebagai pemicu China mengklaim wilayah Laut China Selatan sebagai teritorialnya.



Sumber : Sindo

0 komentar:

Posting Komentar