SINGAPURA-(IDB) : Pemerintah Singapura dan Pemerintah Indonesia harus menemukan cara untuk
begerak ke luar dari polemik penamaan kapal perang Indonesia, yakni KRI Usman Harun. Demikian disampaikan Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen.
Dia mengajak Indonesia untuk memperbaiki hubungan yang sempat retak akibat polemik penamaan kapal yang diambil dari dua marinir pembom gedung MacDonald, 1965 silam.
Menurutnya, Singapura bingung bagaimana menangani polemik berkepanjangan itu.”Kita hidup di lingkungan ini, kita harus menemukan cara untuk membangun hubungan dengan tetangga kita,” kata Eng, seperti dikutip Today Online, Senin (21/4/2014).
“Kadang-kadang, kita tidak dapat sepenuhnya memahami cara-cara lain, tapi selama kami terus dengan berdiri sendiri dan orang lain memahami kita, saya percaya itu adalah dasar yang sangat kuat bagi kita untuk membangun hubungan dengan orang lain,” lanjut dia.
Komentar menteri Singapura itu muncul setelah Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengklarifikasi ihwal pernyataan maaf saat diwawancari stasiun televisi Channel NewsAsia Selasa pekan lalu. Moeldoko, sejatinya tidak menyampaikan permintaan maaf ke Singapura atas penamaan KRI Usman Harun.
Dia menegaskan, penamaan KRI Usman Harun sudah final dan tidak akan berubah. Ditanya apakah, Ng menerima klarifikasi Jenderal Moeldoko, dia berujar; ”Saya pikir itu tidak produktif bagi kita untuk terlibat dalam politik dalam negeri mereka.”
Menurutnya, Pemerintah Singapura akan menerima pernyataan Jenderal Moeldoko seperti yang disiarkan stasiun televisi Singapura tersebut. Di mana, lanjut dia, Indonesia telah mengakui bahwa insiden tersebut telah menimbulkan emosi dan menyatakan, tidak ada niat buruk dari Indonesia.
”Bagaimana kita bergerak maju akan tergantung pada kemampuan kita untuk memperlakukan satu sama lain dengan saling menghormati dan menganggap sebagai wilayah yang berdaulat,” katanya.
“Jika kedua belah pihak ingin membangun hubungan yang kuat, dan (Indonesia) mengakui bahwa kita sebagai tetangga yang saling membutuhkan dan harus bekerja sama, saya yakin bahwa kita dapat memulihkan membangun yang telah terjalin selama beberapa dekade.”
Dia mengajak Indonesia untuk memperbaiki hubungan yang sempat retak akibat polemik penamaan kapal yang diambil dari dua marinir pembom gedung MacDonald, 1965 silam.
Menurutnya, Singapura bingung bagaimana menangani polemik berkepanjangan itu.”Kita hidup di lingkungan ini, kita harus menemukan cara untuk membangun hubungan dengan tetangga kita,” kata Eng, seperti dikutip Today Online, Senin (21/4/2014).
“Kadang-kadang, kita tidak dapat sepenuhnya memahami cara-cara lain, tapi selama kami terus dengan berdiri sendiri dan orang lain memahami kita, saya percaya itu adalah dasar yang sangat kuat bagi kita untuk membangun hubungan dengan orang lain,” lanjut dia.
Komentar menteri Singapura itu muncul setelah Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengklarifikasi ihwal pernyataan maaf saat diwawancari stasiun televisi Channel NewsAsia Selasa pekan lalu. Moeldoko, sejatinya tidak menyampaikan permintaan maaf ke Singapura atas penamaan KRI Usman Harun.
Dia menegaskan, penamaan KRI Usman Harun sudah final dan tidak akan berubah. Ditanya apakah, Ng menerima klarifikasi Jenderal Moeldoko, dia berujar; ”Saya pikir itu tidak produktif bagi kita untuk terlibat dalam politik dalam negeri mereka.”
Menurutnya, Pemerintah Singapura akan menerima pernyataan Jenderal Moeldoko seperti yang disiarkan stasiun televisi Singapura tersebut. Di mana, lanjut dia, Indonesia telah mengakui bahwa insiden tersebut telah menimbulkan emosi dan menyatakan, tidak ada niat buruk dari Indonesia.
”Bagaimana kita bergerak maju akan tergantung pada kemampuan kita untuk memperlakukan satu sama lain dengan saling menghormati dan menganggap sebagai wilayah yang berdaulat,” katanya.
“Jika kedua belah pihak ingin membangun hubungan yang kuat, dan (Indonesia) mengakui bahwa kita sebagai tetangga yang saling membutuhkan dan harus bekerja sama, saya yakin bahwa kita dapat memulihkan membangun yang telah terjalin selama beberapa dekade.”
Sumber : Sindo
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusyang memulai polemik itu kan singapor.........napa juga indonesia diminta mengakhiri polemik, aya-aya wae......pasti ada udang dibalik bakwan hehehehe :D
BalasHapusPolemik Usman & Harun tdk membawa keuntungan malah kebuntungan bagi Singapura dlm berbagai bidang...!
BalasHapusHehehe...akhirmya malu sendiri..dan bingung gmn biar nggak malu terus...jd keluar omongan ini....gelisah ya indonesia makin kuat? ..5 thn lg bakal jd provinsi ke 35 nih...
BalasHapusdih dih apaan tu singapur..kayak anak TK.
BalasHapussampai detik inipun Indonesia tiak mempermasalahkan apapun, hak kami bangsa Indonesia mau beri nama apapun bagi KRI kami. dasar dongo ablahu jadi anak bodoh yg tidak tahu sopan-santun, angkuh tidak tahu diri, cukimay dari bumi!!! pertanyaan sekarang, polemik apa sebenarnya yg terjadi??? sedang Indonesia tidak merasakan apa apa tuh lalu apa yg harus didamaikan ?? Indonesia harus tegas, jika singapura ajak akhiri polemik jawab dengan KENTUT saja. gw gibeng luh..
Mudah saja memperbaiki hubungan s'pore dan indonesia...yaitu singapura jgn komplen di atas penamaan kri usman harun krn itu urusan RI dan RI tdk peduli di singapura usman harun di anggap teroris atau apa yg penting di NKRI usman harun adalah pahlawan..gitu aja kok bingung?
BalasHapusBiarkan singapore dgn kegeLisahannya! Trnyata terbukti singapura dah mulai gelisah.
BalasHapusPertama tama Yg perlu di benahi bukan tantama tapi petinggi negara di indonesia , singapore mengeruk ke untungan luar biasa besar karna kartel pejabat terima suap marak contoh ketcil : petral anak usaha pertamina di singapore pernah di bobol jutaan dolar kasus nya menghilang sampai sekarang ,jangan heran singapore jadi pusatnya spion asing tampa komplen dari pemerintah indo malah pejabat dari jakarta yg meminta maaf ini kan anehh...berdiplomasion tanah ke lahirannya di korbankan buat sanak family doang , sebaliknya pemerintah bertindak lumayan tegas menghadapi blunder australia .
BalasHapusYang memulai Singapore biarlah ia yang mengakhiri. Usman Haruan harus jalan terus, ga usah ada kerja sama dengan singapore ga apa apa, buat Batam dan Pulau W di ujung Sumatra berfungsi menyamai Singapore itu lebih baik Karena Batam beranda terdepan Indonesia buat juga pangkalan militer mini yang terdiri dari tiga unsur disana itu lebih baik.
BalasHapusMendinga kita Angkat Usman jadi Presiden NKRI, dan Harun jadi Wapresnya . Daripada pilih penyanyi dangdut, nanti mau perang joget joget dulu
BalasHapusJadi penasaran nih ama ini kapal, sebenarnya ada apa isi dalem 3 light fregat nakhoda ragam class ini. apakah ada persenjataan yg spesial sehingga Singapor sampai protes. sepertinya biasa-biasa saja dibanding Formidable class mereka.
BalasHapusDr Usman harun kita mulai masuk babak baru utk mengatur strategi militer kita thd singapura, kalau mau pengaturan lalulintas penerbangan hrs dikembalikan ke NKRI dan Natuna hrs dimudahkan utk pengusaha mengembangkan berbisnis pariwisata serta ditingkatkan pengembangan bandara maupun pelabuhan laut. Salam...............
BalasHapus