Cina tidak lagi berbasa-basi soal ambisinya merangsek ke luar angkasa.
Presiden Xi Jinping mendorong militerisasi antariksa dengan
menggabungkan militer dan dinas luar angkasa negeri itu.
BEIJING-(IDB) : Cina untuk pertama kalinya mengungkap motif militer di balik program
luar angkasanya yang ambisius. Dalam kunjungan ke markas Tentara
Pembebasan Rakyat di Beijing, Xi mendesak penggabungan Angkatan Udara
dengan dinas luar angkasa, "dan meningkatkan kapasitas serangan dan
pertahanan," kata Xi seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Harian pemerintah, China Daily, mengutip wakil pemred mingguan
"Aerospace Knowledge," Wang Ya'nan, bahwa "Cina harus bereaksi terhadap
realita. AS sedang berupaya menggabungkan angkatan udara dan dinas luar
angkasa. Negara lain juga sedang bergerak ke arah militerisasi luar
angkasa."
"Kendati Cina bersikeras program antariksanya bertujuan damai, kita harus memastikan bahwa kita memiliki kemampuan untuk mengimbangi operasi luar angkasa oleh negara lain," kata Wang Ya'nan.
Cina VS AS Di Antariksa
Layaknya Amerika Serikat, militer Cina yakin luar angkasa akan menjadi elemen penting dalam perang di masa depan.
"Kendati Cina bersikeras program antariksanya bertujuan damai, kita harus memastikan bahwa kita memiliki kemampuan untuk mengimbangi operasi luar angkasa oleh negara lain," kata Wang Ya'nan.
Cina VS AS Di Antariksa
X-37B AS |
Cina selama ini mengklaim program antariksa-nya bertujuan damai. Namun klaim tersebut dimentahkan usai militer negeri tirai bambu itu menggunakan rudal untuk menghancurkan salah satu satelitnya di orbit bumi. Beijing mengabaikan suara protes dari dunia internasional karena aksi tersebut dinilai bisa membahayakan satelit lain di orbit yang sama.
Tidak lama kemudian Amerika Serikat mendemonstrasikan kemampuan
militernya menembak jatuh satelit dari langit. Menurut berbagai sumber,
Cina tahun lalu mulai mengujicoba rudal balistik anti satelit.
Anggaran Militer
Anggaran Militer
Soal program antariksa AS tidak tertinggal. Sebaliknya tahun lalu negeri
paman sam itu mengujicoba pesawat luar angkasa tak berawak X-37B.
Pesawat tersebut terlihat mirip dengan pesawat ulang-alik Space Shuttle
yang saat ini sudah dimuseumkan. Sejumlah pakar saat itu kembali
mewanti-wanti terhadap perlombaan senjata di luar angkasa.
Celakanya, penempatan senjata konvensional di luar angkasa tidak akan
melanggar hukum internasional. Cina dan AS memang menandatangani
perjanjian kerjasama luar angkasa 1967. Namun perjanjian tersebut cuma
melarang penempatan senjata pemusnah masal di orbit bumi.
Terlebih Beijing baru-baru ini meningkatkan anggaran militernya. Pada
Kongres Rakyat, Maret silam, Cina memupuk anggaran pertahanan sebesar
11,2 persen, menjadi sekitar 80,6 miliar Euro atau sekitar 120 triliun
Rupiah. Dengan beranggotakan 2,3 juta serdadu, Tentara Pembebasan Rakyat
Cina adalah tentara terbesar di dunia.
Sumber : DW
Indonesia sebagai negara yang kaya hasil bumi akan menjadi rebutan negara besar saat terjadi perang bila militernya lemah. untuk itu Indonesia harus berfikir dan bertindak yang sama seperti Amerika Rusia dan china walau saat ini belum bisa mewujudkan. Tetapi kerangka berfikir dan bertindak harus memiliki visi dan misi kearah itu. Agar ada agenda dan rencana kerja yang konkrit sehingga kelangsungan NKRI dapat terjamin keutuhanya.
BalasHapus