JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara mendapatkan kepercayaan tugas operasional pesawat Boeing Business-Jet 2 seri 737-800NG yang akan menjadi alat transportasi udara Presiden dan Wakil Presiden RI dalam melaksanakan tugas negara di dalam dan luar negeri.
TNI AU pun tengah menyiapkan 140 personelnya yang akan menjadi awak pesawat bernilai Rp 842 miliar itu. Mereka dilatih untuk menjadi penerbang/pilot, co-pilot, teknisi dan pramugara/pramugari.
"Berapa personel yang bertugas saat operasional pesawat itu tergantung kebutuhan, tapi kami akan siapkan untuk keseluruhan 140 personel, baik untuk pilot, co-pilot, teknisi dan awak pesawat lainnya," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahyanto.
Menurutnya, seluruh awak pesawat tersebut adalah hasil seleksi dari Skuadron 17 VIP Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
TNI AU pun tengah menyiapkan 140 personelnya yang akan menjadi awak pesawat bernilai Rp 842 miliar itu. Mereka dilatih untuk menjadi penerbang/pilot, co-pilot, teknisi dan pramugara/pramugari.
"Berapa personel yang bertugas saat operasional pesawat itu tergantung kebutuhan, tapi kami akan siapkan untuk keseluruhan 140 personel, baik untuk pilot, co-pilot, teknisi dan awak pesawat lainnya," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahyanto.
Menurutnya, seluruh awak pesawat tersebut adalah hasil seleksi dari Skuadron 17 VIP Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Indonesia Air Force One Dilengkapi Counter Sabotage System
Pesawat kepresidenan Boeing Business Jet 2 hanya memiliki sistem keamanan 'counter sabotage system' atau sistem penangkal sabotase, seperti penangkal serangan peluru kendali atau anti-rudal dan pemancar panas untuk pertahanan.
Pesawat tersebut tidak dipersiapkan untuk melakukan perlawanan saat mendapat serangan dari luar. "Tidak ada yang lain, hanya sistem keamanan itu saja," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahyanto kepada Tribun.
Menurut Hadi, keempat pilot utama dari TNI AU sudah mendapatkan pelatihan dari pihak Boeing tentang operasional sistem keamanan pertahanan pada pesawat seharga Rp 842 miliar tersebut.
"Mereka sudah dilatih di Amerika Serikat tentang alat tersebut. Tapi, alat itulah yang akan menghindari atau mencegah jika ada peluru kendali," ungkap Hadi.
Sistem keamanan tersebut sangat berbeda jauh dengan sistem pesawat kepresiden Amerika Serikat, Air Force One.
Pesawat Boeing seri 747-200B untuk presiden Amerika Serikat dilengkapi persenjataan canggih seperti Joint direct attack Munition (JDAM), Small Diameter Bomb (SDB), meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm, hingga anti-rudal.
Pesawat tersebut tidak dipersiapkan untuk melakukan perlawanan saat mendapat serangan dari luar. "Tidak ada yang lain, hanya sistem keamanan itu saja," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahyanto kepada Tribun.
Menurut Hadi, keempat pilot utama dari TNI AU sudah mendapatkan pelatihan dari pihak Boeing tentang operasional sistem keamanan pertahanan pada pesawat seharga Rp 842 miliar tersebut.
"Mereka sudah dilatih di Amerika Serikat tentang alat tersebut. Tapi, alat itulah yang akan menghindari atau mencegah jika ada peluru kendali," ungkap Hadi.
Sistem keamanan tersebut sangat berbeda jauh dengan sistem pesawat kepresiden Amerika Serikat, Air Force One.
Pesawat Boeing seri 747-200B untuk presiden Amerika Serikat dilengkapi persenjataan canggih seperti Joint direct attack Munition (JDAM), Small Diameter Bomb (SDB), meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm, hingga anti-rudal.
Sumber : Tribunnews
mbok jangan air force one namanya...itu kan nama FLIGHT-nya pesawat kepresidenan Amerika..bukan nama pesawat sebenarnya...CMIIW
BalasHapus