JAKARTA-(IDB) : Panglima Kohanudnas Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja bersama
Kadisinfolahtaau Marsma TNI Johny Kadarma, SE saat berdiskusi dengan
Pangkosekhanudnas I Marsma TNI Tri Budi Satrio, Pati Staf Ahli TK II Bid
Was Aspas Hubint Panglima TNI Marsma TNI Agus Sudarya, SH, S.E, M.M,
M.Sc, Staf Ahli Menhan Bidang Industri dan Teknologi, Kabalitbang
Kemhan, Kabaranahan Kemhan, Staf LIPI, Staf BPPT, Kasubdis Iptek
Dislitbangau, Kasubdis Radar Diskomlekau, Dandepohar 50, para pejabat
Kohanudnas, Kosekhanudnas I, KKIP, serta perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang teknologi elektronik tentang membangun Industri Radar
Nasional dalam rangka mewujudkan sistem pertahanan udara Nasional yang
handal di ruang rapat Makohanudnas Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat
(21/2).
Pada diskusi tersebut, Pangkohanudnas mengatakan agar kita
sebagai anak bangsa memiliki komitmen untuk bisa mewujudkan pembangunan
Industri Radar Dalam Negeri. Sebagai anak bangsa kita harus memiliki
semangat untuk bersatu mewujudkan pembangunan ini, dengan demikian kita
tidak tergantung dengan luar negeri dan kerahasiaan sistem pertahanan
udara dapat terjamin.
Panglima Kohanudnas Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja dan Kas Kohanudnas Marsma TNI Bonar Hutagaol saat mengikuti presentasi Radar Portable LCR-2020 Medium Range dan S-3D Long Range yang merupakan produk USA di ruang rapat Makohanudnas Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (6/3). Presentasi tersebut diikuti oleh Pangkosekhanudnas I Marsma TNI Tri Budi Satrio dan para pejabat Kohanudnas dan Kosekhanudnas I.
ITT Exelis Tawarkan Radar Kepada Kohanudnas
Panglima Kohanudnas Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja dan Kas Kohanudnas Marsma TNI Bonar Hutagaol saat mengikuti presentasi Radar Portable LCR-2020 Medium Range dan S-3D Long Range yang merupakan produk USA di ruang rapat Makohanudnas Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (6/3). Presentasi tersebut diikuti oleh Pangkosekhanudnas I Marsma TNI Tri Budi Satrio dan para pejabat Kohanudnas dan Kosekhanudnas I.
Sumber : Kohanudnas
Penginnya mah kituh, mun kita sudah tertinggal puluhan tahun untuk dapat mandiri dalam masalah technology radar dimana perkembangan technologinya sudah berevolusi sedangkan kita tidak ada ilmuwan yg dapat diandalkan dalam hal ini, plus kita tidak di dukung oleh industri dasarnya.
BalasHapusBukan pesimis, tapi kenyataan yg ada demikian.
Oleh karena itu dapat di kurangi ketergantungannya dengan pihak sumber technology Radar, dengan optimalisasi di bidang perawatan dan perbaikan.
Kalau technology Radar sebaiknya kita beli saja jangan mempunyai keinginan untuk membuat sendiri, kita sudah ketinggalan sangat jauh di aspek technologynya.
BalasHapusLIPI dan salah satu perusahaan nasional yg ingin membuat radar saja sampai sekarang belum ada lagi ceritanya, karena seingat saya "Source Code" Radar tersebut hasil pemberian dari salah satu perguruan tinggi di Delft, Belanda dengan catatan hanya untuk keperluan riset.
Dan apabila akan di komersilkan hanya diijinkan untuk keperluan Radar Navigasi Sipil dilarang untuk di kembangkan bagi keperluan militer.
Saya setuju apabila kita cukup mempersiapkan SDM serta fasilitas Harkan ( Pemeliharaan dan Perbaikan) yang untuk itu saja sudah memerlukan biaya tinggi.
belinya ke barat atau ke timur ni ano 08.36?
HapusBarat boleh timur juga gpp.
HapusYg penting mendapatkan ToT level 3 jangan hanya level 1.
Memang sudah tertinggal. Tp bukan berarti ndak bs di kejar. Minim menjadi yg terbaik di asia tenggara. Tp tdk menutup kemungkinan untuk berbelanja dr luar negri. Soalnya untuk belajar butuh banyak waktu.
Hapusanggaran habis untuk diskusi dan analisis,
BalasHapuslihat iran, tiba2 muncul senjata baru ,diskusinya setelah jadi senjatanya.
terus?? mana sekarang senjata barunya? udah berapa biji yang diproduksi? udah berapa biji yang terbukti efektif dalam peperangan? Mana pesawat stealth yang dipamerin kemaren? Mana bukti pesawatnya udah terbang? nggak ada kabarnya juga.
HapusIran bikin senjata baru cuma untuk pencitraan di kalangan negara Muslim.
IRAN BANGGA KARNA SENJATANYA BENAR" UDAH JADI N MANDIRI.
BalasHapusINDON SOMBONG DENGAN SENJATA KHAYALAN DAN SENJATA RONGSOKAN
GITU AJA SOMBONG,,,BESI TUA BIKIN TETANUS...
Ogh. Emg lu bisa apa?
Hapussebaiknya yang masih bersifat diskusi atau planning ga usah di expose. Klau sudah berjalan boleh lah. dari rakyat jelata
BalasHapusJuatru di Indonesia itu harus banyak omong kalau nggak ngomong nanti di sangka nggak berbuat.
HapusNah, untuk ngomong - ngomong itu di bayar negara dan ada anggarannya yg di sebut t"Simposium, Rakernis, Presentasi" dll.
Persoalan hasil kan ada berupa makalah, kalau hasil konkrit nanti saja, yg penting ngomong - ngomong dulu sampai berbusa kalau perlu adu argu sambil gelut.
He....he.....he..... gaya birokrat Indonesia yang masih di pelihara sampai sekarang.
"Sedikt kerja, banyak bicara" he....he....he........ini baru Macho.!!!!