Kamis, Januari 09, 2014
14
JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal Moeldoko berniat memberikan gelar jenderal besar kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Niat tersebut disampaikan Moeldoko dalam sambutan acara Rapat Pimpinan TNI-Polri tentang persiapan pengamanan Pemilihan Umum 2014.

"Kami, TNI, tak salah kiranya kalau Jenderal Purnawirawan Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan anugerah jenderal besar," kata Moeldoko di akhir sambutannya, Kamis, 9 Januari 2014. "Saya kira sangat tepat kita berikan kepada Presiden."

Hingga saat ini, TNI baru menganugerahkan gelar atau penghargaan jenderal bintang lima kepada tiga orang, yaitu mantan Presiden Soeharto, Abdul Harris Nasution, dan Sudirman. Gelar ini diberikan dalam waktu yang berdekatan pada Oktober 1997.

Petinggi TNI-Polri saat itu memberikan langsung gelar tersebut pada Soeharto dan AH Nasution pada 1 Oktober di kediaman masing-masing. Para petinggi itu adalah Panglima TNI Jenderal Feisal Tanjung, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Wiranto, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Arief Nurhayadi, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Satria Tubagus dan Kepala Kepolisian Jenderal Dibyo Widodo.

Sedangkan gelar bagi Sudirman disampaikan kepada keluarganya di Yogyakarta oleh Kepala Pusat Penerangan TNI Brigadir Jenderal Abdul Wahab Mokodongan pada 2 Oktober 1997.

Menurut Moeldoko, ada pertimbangan khusus sehingga SBY dianggap layak menerima penghargaan sebagai jenderal besar. "Semangat yang kuat dari SBY untuk membangun TNI yang handal," katanya. 


Presiden Tolak Anugerah Jenderal Besar Dari TNI

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menolak penghargaan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Presiden menilai, kemajuan TNI adalah bentuk dari tanggung jawabnya, bukan semata untuk mendapatkan gelar atau penghargaan.

Hal itu diungkapkan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi dalam konferensi pers di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (9/1). Ia mewakili Presiden untuk memberi tanggapan terharap rencana Panglima TNI Moeldoko yang hendak memberikan penghargaan kepada SBY dalam Rapat Pimpinan TNI dan Polri tahun 2014 di PTIK, Jakarta, pagi tadi.

Meski begitu, lanjut Sudi, Presiden tetap mengapresiasi niat baik TNI yang hendak memberikan penghargaan kepadanya atas jasa memodernisasi alutsista.

"Presiden menyampaikan terima kasih atas apresiasi dan segala macam yang dibeberkan Panglima TNI tentang berbagai hal yang telah dilakukan Presiden. Utamanya dalam meningkatkan kekuatan pertahanan, meningkatkan modernisasi alutsista TNI, dan hal-hal kebijakan lain yang memajukan TNI. Presiden mengatakan bahwa itu memang yang seharusnya dilakukan presiden dan juga tugas dan kewajiban dari beliau," kata Sudi.

"Itu merupakan kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh beliau sebagai Presiden. Jadi tidak diperlukan penghargaan seperti itu. Ke depan, memang tugas TNI tidak semakin ringan. Oleh karena itu, kita ingin TNI lebih siap dan Presiden akan memimpin untuk menjaga keutuhan NKRI ini secara konstitusional," jelasnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, mengusulkan agar Presiden SBY diberikan gelar Jenderal Besar. Presiden, nilai Moeldoko, menjadi sosok di balik reformasi TNI.




Sumber : Tempo

14 komentar:

  1. Kalau mau ngasih gelar Jenderal Besar 5 Bintang buat SBY,, nanti aja kalau beliau sudah selesai masa jabatannya,, jangan sekarang pak,, kalau sekarang nanti dikira orang ada apa-apanya mau PEMILU ,, lagi tegang dengan Australia soal pengungsi dan AS lagi uring-uringan gara-gara Freeport dan New Mount gak bisa ekspor mineral mentah lagii ,,,pembubaran BP MIGAS yang pro Barat,,, nanti dikira mereka, TNI ngasih gelar Jenderal Besar sebagai penghargaan atas kebijakan yang sangat NASIONALISTIK ituuu ,,, F-16 dan Apache nya dibatalkan !!

    akakakakakakakakakakakkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. APA JENDRAL BESAR. APA GAK SALAH.. KALAU MASALH PEMBELIAN ALUTISTA MEMANG SATU KEWAJIBAN DAN AMANAT UUD MEWAJIBKAN PEMERINTAH MEMPERKUAT PERTAHANAN NEGARA. KALAU BEGITU KASI JUGA DONK SOEKARNO. SOEHARTO.GUSDUR. HABIBIE. SBY JADI PRESIDENT 10 TAHUN.BAYANGKAN HABIBIE NEGARA DLM KEADAAN DARURAT HURU HARA SANA SINI.DAN BNYAK NEGARA MENPERKIRAKAN INDONESIA AKAN PECAH TPI LHAT HABIBIE BISA MENGATASINYA BAHKAX MEMECAT PRABOWO DAN MENJADIKAN INDONESIA NEGARA DEMOKRASI. LHAT PAK HARTO PEMBANGUNANYA LUAR BIASA.. BELM SAATNYA SBY DIKASI JDNDRAL BESAR. PARTAINYA AJA PENUH DNGAN KORUPSI. AMPUN DECH

      Hapus
    2. si elo, ndak usah sebut2 habibi, suharto dan lain2. Kalau bongkarno okelah, sampai saat ini belum ada yg bisa melebihi kapasitas Bongkarno dan Sudirman

      Hapus
    3. Goblok loe emang Habibi,Gusdur dari Abri ? Bintang 5 itu cuma bisa di anungrahin sama jendral bintang 4 yg berjasa,Gusdur dari Abri masuk pesantren sama Habibi Abri masuk keluar,loe lagi goblok di plihara

      Hapus
  2. Bintang besar sudah di obral buat sang ...ketua besar ,patut kita perrayakan ?... dalam kontek se class sudirman beye....?.... fakta beyee...urus negara gagal total . Tuan demang bellom pantas di kasih hadiah se class sudirman !!!!

    BalasHapus
  3. Setuju dgn Ano 07.14, baiknya Penghargaan tersebut diberikan setelah Beliau selesai masa jabatannya sebagai Presiden. Layaklah seorang SBY diberikan Panglima Besar krn Beliau berperan dalam membangun kembali TNI dan menghidupkan kembali Indutri pertahanan yang sempat mati suri serta paling penting gebrakannya yaitu MEF 1, 2 dan 3.

    *Ayam Jantan dari Timur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas ayam jantan ,,,
      perlu dicatat hanya SBY yang berani melarang ekspor hasil tambang mentah karena harus diolah di Indonesia dulu sebelum di ekspor produknya sehingga Freeport dan New Mount gak bisa lagi nyuri emas dan uranium,,, kalau ijinnya untuk tembaga ya harus produksi tembaga saja !!! presiden yang lain berani nggak lawan AS ??? wacana itu sejak 2009 baru sekarang Januari 12 diberlakukan. Itulah alasan sebenarnya mengapa SBY disadap karena mereka mau tahu hasil lobinya Freeport berhasil nggak? ternyata nggak kan? akakakakakaka
      Hanya pada pemerintahan SBY saja BP MIGAS yang pro Barat dibubarkan !!! sehingga semakin bencilah Barat ,,,

      Aku curiga ini yang hujat hujit SBY jangan-jangan antek-antek Barat yaa??? mister demokrasi semua tuh?

      akakakakakakakakak seruuuuuuu ,,,,

      Hapus
    2. Sby klo berani nasionalisasi freeport, newmont, dll tak dukung mau dianugerahi jendral bintang 5 kek bintang 7 kek...tak dukung mati2an

      Hapus
  4. Penting apa? pangkat setinggi itu tidak diberikan ke seseorang yang hanya membangun angkatan bersenjata, TAPI UNTUK PERWIRA YANG BERJASA DALAM PERANG!! Presiden Soekarno membangun TNI, apakah dia seorang berpangkat militer? tidak, tapi dia adalah Panglima tertinggi (Supreme Commander), dan dia sudah cukup berjasa memerdekakan Negeri, karena itu jasanya hanya diakui sebagai pahlawan berlatar belakang sipil. Sementara Jenderal Sudirman berjasa memenangkan pertempuran melawan belanda pada perang kemerdekaan dan diberikan Presiden Soekarno posisi Panglima, karena itu dia pantas mendapatkan pangkat kehormatan bintang 5. Jenderal Soeharto membangun negeri, dan dia berlatar belakang militer, dan seperti Jenderal Sudirman bertempur di perang kemerdekaan dan perang setelah kemerdekaan di Indonesia, begitu pun Jenderal Nasution. karena itu mereka pantas mendapatkan Pangkat kehormatan tersebut, terlebih lagi, Sudirman memiliki gelar pahlawan nasional. Karena itu Syarat untuk mendapatkan Pangkat kehormatan tersebut memang, untuk Perwira yang Berjasa bagi Negeri, tapi jasa tersebut harus diperhitungkan antaranya 2 hal berikut:
    - keberanian dan jasa dalam memimpin angkatan bersenjata melawan musuh dalam peperangan yang mengancam negara NKRI
    - menyelamatkan negara NKRI dari segala usaha menghancurkan keutuhannya dari ancaman dalam negeri atau luar negeri
    karena itu, Pangkat kehormatan Jenderal besar sebaiknya diberikan pada perwira militer yang berjasa dalam perang. Seterusnya, Pangkat ini sebaiknya hanya diberikan jikalau ada perwira militer yang dipanggil negara untuk mengambil komando atas angkatan bersenjata jika negara akan atau sedang berperang. dari situ bisa dilihat faktanya:
    1) Indonesia sedang tidak berperang dengan negara manapun, sekalipun memiliki sengeketa dengan beberapa negara.
    2) Pangkat Jenderal Besar jatuh pada Jenderal yang memiliki pengalaman memegang Komando atas angkatan bersenjata sebagai Perwira militer, bukan sebagai panglima tertinggi sesuai dengan UUD 1945, dimana posisi panglima tertinggi diberikan pada Presiden RI.
    3) SBY saat ini adalah Jenderal Purnawirawan, dengan begitu pengalaman dia memegang komando angkatan bersenjata sebagai presiden diperhitungkan sebagai sesuai dengan UUD 1945, akan tetapi sebagai posisi Sipil, sesuai dengan etos bahwa militer harus dikendalikan oleh pemerintah sipil.
    4) pengalaman militer SBY masih jauh dibawah Jenderal-Jenderal ternama angkatan bersenjata lainnya di Indonesia, seperti Benny Moerdani, Maraden Pangabean, dan sebagainya termasuk Prabowo. Terutama dalam peperangan.
    5) Jasa SBY yang lainya patut diperhitungkan, seperti membangun perekonomian Indonesia dan posisi politik Indonesia dalam kancah Internasional ternama, tapi semua itu dilakukan sebagai Presiden RI, bukan sebagai Jenderal TNI.
    Dengan argumen ini, Saya Tidak Setuju atas SBY diberikan gelar Jenderal Bintang Lima atas kekurangan dalam pengalaman peperangan selama dia menjalani tugasnya di Angkatan bersenjata.

    BalasHapus
  5. Pemberian ini kesan explisit permintaan maaf panglima ke presiden atas insiden kapal perang oz nerobos indonesia...ada keanehan yg menjadi pertanyaan yang mana pernyataan panglima kita panglima oz nelpon beliau untuk memberitahu bhw kapal perang oz melakukan pengusiran thdp manusia perahu tetapi tidak ada satupun kapal tni atau polri yg mengetahui kehadiran kpl2 oz atau menyambut kapal2 manusia perahu tsbt yg notabenenya milik rakyat indonesia. Dan yg laen adlh knp tidak ada pemberitahuan dr humas tni mengenai hal ini sebelum pers membuat beritanya. Dan saya mendukung pres. Sby untuk menolak pengahargaan yg di berikan panglima krn adanya insiden ini dimana hal ini panglima tni tidak melaporkan langsung ke presiden selaku panglima tertinggi setelah panglima tni mendapat telpon dr panglima oz tp presiden tahunya dr media. Jd sebagai rakyat saya sendiri heran melihat tindakan panglima tni membiarkan hal ini tjd, kalo kita mengikuti peraturan pbb sebaiknya waktu hal itu tjd ada pihak tni atau polri yg menyambut manusia perahu pd saat mereka memasuki wilayah indonesia bukanya di biarkan kosong melompong seperti itu!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gue kalo jadi sby,gue bilang bintang 5 cocok nya buat loe moeldoko,soal nya loe pinter bgt,dasar jendral sampah,apa pun alasan nya siapa pun yg bawa tuh kapal,mau orang Indonesia kek,aborigin kej,papua kek,orang gila kek,tetep aja harus ada tni yg ngawasin di daerah perbatasan sampe di wilAyah laut Indonesia,kalo sampe gk tau pecat semua nya dari atas sampai bawah,dari panglima yg punya wewenang paling tinggi sampe pejaga pantai,se polisi2 nya kalo perlu se yg jualan minuman yg lagi nyari ikan sampe yg lg pacaran,Goblok bgt

      Hapus
  6. Budaya penjilat ....ABS....susah dihilangkan...kami kecewa panglima...kmrn kami sempaat memuji anda...tp skrg......kalau di luar negeri...panglima yg kecolongan baiknya mengundurkan diri saja...

    BalasHapus
  7. Gelar JENDRAL BESAR bukankah ada rumor zaman PEMIMPIN ORDE BARU untuk membungkam rival2nya dulu yang notabene pangkatnya jauh lebih tinggi darinya seolah2 utk menyenangkan rival tersebut. Contoh si rival tsb yaitu Bp. JENDRAL ABDUL HARIS NASUTION yg berselisih faham waktu G30S PKI. Dan lagi itu juga akal2an pemimpin orde baru,mana ada di dunia ada jendral bintangnya 5? Jadi menurut saya,gelar jendral besar/bintang 5 lebih baik ditiadakan aja,biar zaman orba aja yg ada gelar tsb.

    BalasHapus
  8. Jd untuk bapak panglima tni sebaiknya bapak legowo mengundurkan diri karena dalam hal pengamanan kedaulatan negara bapak bisa di kategorikan gagal menjalankan tugas dan kami rakyat indonesia khawatir bapak akan gagal juga dalam mengawal pemilu nanti karena satu kesalahan akan diikuti kesalahan2 berikutnya...percayalah boss

    BalasHapus