Kamis, Januari 09, 2014
13
JAKARTA-(IDB) : Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) Hikmahanto Juwana menyayangkan pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko yang membolehkan Angkatan Laut Australia menghalau para pencari suaka ke wilayah Indonesia.

"Ada tiga alasan mengapa pernyataan tersebut disayangkan," kata Hikhahanto dalam siaran persnya yang diterima Antara, Rabu malam.

Hikmahanto menyatakan, hal tersebut untuk menanggapi pemberitaan pada Rabu (8/01) di harian nasional berbahasa Inggris yang memberitakan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko membolehkan AL Australia menghalau para pencari suaka ke wilayah Indonesia patut disayangkan. Bahkan Panglima TNI menyatakan Indonesia tidak perlu tersinggung (offended) karena ia telah mengizinkan.

Hikmahanto mengatakan, tiga alasan itu pertama seharusnya Panglima TNI konsisten dengan kebijakan yang diambil oleh Menko Polhukham yang menentang kebijakan PM Tony Abbott untuk menghalau para pencari suaka ke wilayah Indonesia (boat turnback policy).

"Menkopolhuham telah mendapat pendelegasian dari Presiden sebagai otoritas di Indonesia untuk menangani masalah perbatasan dengan Australia," jelasnya.

Kedua lanjut Hikmahanto, Panglima TNI sebaiknya waspada atas upaya adu domba yang sedang dilakukan oleh pemerintah Australia. Pemerintah Australia melalui berbagai cabang pemerintahnya sedang berupaya agar Indonesia mau menerima kembali para pencari suaka dalam perjalanan mereka ke Australia.

Kebijakan ini merupakan janji kampanye PM Tony Abbott ketika pemilu. Bahkan untuk mempertahankan kursi PM-nya maka pemerintah Australia tidak segan-segan memperdaya berbagai unit dalam pemerintahan Indonesia.

"Di sini penting Panglima TNI agar dalam satu garis komando dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan tidak boleh melakukan kompromi sendiri," ujarnya.

Sedangkan ketiga kata Hikmahanto masalah pencari suaka sebenarnya tidak dapat dilihat dari sisi kemanusian belaka. Ini karena para pencari suaka sengaja mencelakakan keselamatan mereka saat menyeberangi laut dalam perjalanan mereka ke Australia.

Mereka selanjutnya, kata Hikmahanto, akan mengontak otoritas Australia agar mendapat bantuan. Harapan mereka adalah mereka akan dievakuasi dan didaratkan di Australia.

Menghadapi modus inilah kemudian PM Tony Abbott mempunyai kebijakan menghalau kapal pencari suaka.

Hikmahanto menjelaskan, Abbott membentuk "Sovereign Border Operation" yang dikomandoi oleh Jenderal berbintang tiga.

Dalam konteks demikian Panglima TNI tidak seharusnya membolehkan AL Australia menghalau para pencari suaka ke wilayah Indonesia. Ini agar kedaulatan Indonesia tegak dan tidak dilecehkan oleh Pemerintah Australia. (F006/Z002) 

Panglima TNI : Saya Hanya Menjalankan Kebijakan Perbatasan

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Moeldoko mengatakan dia menghargai upaya Australia mengembalikan manusia perahu (boat people) yang hanya diangkut oleh kapal berawak warga Indonesia ke Australia.

Hal tersebut, kata dia, disampaikan panglima angkatan bersenjata Australia pada dua pekan lalu. Moeldoko membantah mendukung upaya Australia mengembalikan semua jenis pengembalian manusia perahu ke Indonesia.


"Yang dibicarakan adalah kalau kapal dari Indonesia, kru (kapten) dari Indonesia," kata Moeldoko di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta, Kamis (9/1).


Moeldoko menekankan dia tidak dalam posisi menerima atau menyetujui pengembalian manusia perahu yang dilakukan Australia.


Namun selama pembawa manusia perahu merupakan kapal berawak Indonesia maka Indonesia, kata dia, menerima pengembalian karena hal tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk menjaga perbatasan.


"Jawaban saya apa, bukan menyetujui. Bukan. Saya memahami langkah-langkah taktis itu. Dasar saya apa, karena ada dalam UN Declaration mengatakan setiap negara berhak melindungi atas kedaulatan wilayahnya," lanjut dia.


Hal tersebut disampaikan Moeldoko menyusul pemberitaan sejumlah media yang mengatakan dia mendukung pengembalian manusia perahu ke Indonesia yang disampaikannya kepada media saat berada di markas besar TNI, Cilangkap.


Komunikasinya dengan panglima angkatan bersenjata Australia adalah mendiskusikan hal tersebut.


Moeldoko mengatakan dia hanya menjalankan kebijakan perbatasan dan tidak mencampuri politik luar negeri kedua negara.


"Nah, saya berproyeksi kalau tugas itu diberikan pada saya, saya juga akan melakukan hal yang sama. Jadi itu konteksnya," kata Moeldoko.



Sumber : Antara

13 komentar:

  1. Biang kerok masalah ini yaWNI. Kapal Indonesia.....Kru/kapten Indonesia.......berangkat/embarkasi....pelabuhan Kendari/ Indonesia........Dimata DUNIA INTERNATIONAL jelas kesalahan ada di kita. MEMBANTU MENYELUNDUPKAN IMIGRAN GELAP. ....jelas SECARA HUKUM dan MORAL SALAH.
    Begitu sampai pelabuhan KAPTEN kapalnya MELARIKAN diri, karena JELAS perbuatannya MELANGGAR HUKUM.
    Cara menulis berita juga dapat membuat agitasi( sensasi ) " Kapal Perang Australia menerobos........". Ya wajar kalo kita marah....dan mencak2. Coba kalo beritanya :"Kapal Perang Australia mengantar kembali kapal Indonesia yang membawa Imigran Gelap". Pasti kita diam.....
    Yang harus ditangkap adalah : CALO IMIGRAN ( Ini yg mengkompulir Imigran via iklan dan internet ), CALO LOKAL ( yg menyediakan akomodasi dan transportasi di Indonesia ) dan PEMILIK + KRU KAPAL.

    BalasHapus
  2. Sebelum kita semua terjebak dengan melontarkan pendapat-pendapat emosional,, lebih baik kita diam saja dulu,, karena kita tidak tahu sebenarnya maksud pak Muldoko itu apa? mungkin beliau malah sudah tahu akan kemana arah penyelesaian soal pengungsi ini nantinya,, oleh karena itu jawabannya terkesan adem-adem saja!

    Apa yang kita lihat tentang bagaimana cara Australia menggiring kembali perahu pengungsi kewilayah Indonesia itu sudah pernah dialami TNI puluhan tahun yang lalu,, TNI sudah berpengalaman soal begitu.
    Singapura, Malaysia dan Filipina menggunakan taktik licik yang hampir sama dengan Australia terhadap pengungsi Vietnam,, yaitu saat perahu-perahu pengungsi Vietnam mendekati wilayah negara-negara tersebut,, dengan sengaja perahu-perahu tersebut didorong dan digiring oleh angkatan laut dan polisi mereka agar memasuki dan terdampar di wilayah Indonesia ,,, alhasil, Indonesia atas permintaan PBB menyediakan pulau GALANG di Prop. Kepri sebagai tempat penampungan pengungsi yang dikelola TNI bersama petugas PBB dan dibiayai penuh oleh PBB.

    Tugas Satgas TNI pada waktu itu adalah memilah-milah pengungsi yang benar-benar pengungsi untuk disalurkan kenegara-negara Barat yang bersedia menerima,, dan menjaring pengungsi yang komunis yang sengaja menyelundup masuk ke negara-negara Barat dan biasanya pengungsi kategori itu dikirim balik ke Vietnam. Saat itu, TNI benar-benar menjalankan tugas kemanusiaan dan keamanan yang terhormat!

    Sekarang ini yang dihadapi TNI dan POLRI itu lebih sulit,,, karena pengungsi datang secara legal dengan pesawat ke Indonesia lalu diatur oleh orang-orang Indonesia sendiri untuk bisa menyeberang ke Australia ! ibaratnya maju kena mundur kena ,,, keadaan itu mungkin disengaja berlarut-larut agar PBB turun tangan lagi dan mengeluarkan biaya untuk itu.

    Bagi pihak BARAT juga dilematis,,, kalau mereka menuntut Indonesia agar mencegat dan mencegah setiap kapal pengungsi atau kapal yang dicurigai membawa pengungsi ,,, maka Indonesia akan menggunakan itu sebagai legitimasi untuk memeriksa semua kapal yang lewat ALKI-ALKI kita ,,, dan itu tidak dikehendaki oleh pihak BARAT ,,, karena mereka ingin agar laut Indonesia itu bebas digunakan sebagai laut internasional ,,, Indonesia menganggap laut Indonesia adalah laut teritorial kedaulatan kita tetapi bisa digunakan untuk bernavigasi secara internasional,, disinilah perbedaan pandangan kita dan BARAT,,,

    Itulah makanya TNI tenang-tenang saja ,, membiarkan BARAT terutama Australia terjebak didalam dilema agendanya sendiri.

    Jadi janganlah melihat dan menuntut TNI harus militan harus keras ,,, karena ada hal-hal yang diperhitungkan oleh TNI yang kita orang awam tidak atau belum mengerti,,, percayakan kepada mereka,, karena mereka sudah berpengalaman.

    Ada satu hal lagi yang perlu diperhitungkan ,,, kalau pengungsi ARAB dengan gampang memperoleh perahu untuk menyeberang ke Australia ,,, MENGAPA saudara-saudara kita di PAPUA yang lebih dekat tidak menyeberang ke Australia? malah sekarang orang Papua Newguinea yang nyebrang ke Papua lewat darat ,,, INILAH YANG SEMAKIN MENJENGKELKAN AUSTRALIA YANG MEMANG INGIN PAPUA ITU KACAU !!! MALAH MEREKA YANG DIBANJIRI ORANG SOMALIA, AFGHANISTAN, SRILANKA, INDIA, PAKISTAN, YEMEN,,,

    akakakakakakakakakakakakak

    BalasHapus
    Balasan
    1. ibarat main bumerang australia pandai melempar tapi belum lulus menangkap, kena muka sendiri ...plaakk....

      Hapus
  3. Agak membingungkan memang sikap yg diambil pak Muldoko tdk selaras dg kebijakan menko polhukham,menteri luar negeri dan bahkan presiden....ada satu contoh yg sangat kurang relevan mengenai penirimaan medali yg di berikan singaporn kepada jendral moeldoko,padahal kita semua tau tentang keteribataan singaporn dlm memata matai Indonesia....bagaimana pola pikirmu jendral..??!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ADUH KOK PADA GAK NGERTI SI MULDOKO INI ANTEK ANTEK AMERIKA.. WALAU DI TELANJANGI INDONESIA MA AUSI GAK AKAN MARAH. YAKIN DAN PERCAYA MERKA INI DA DIBELI HARGA DIRINYA..

      Hapus
  4. Rambut sama hitam, isi kepala pasti berbeda beda .Itulah gunanya management untuk menyatukan visi,misi suatu tindakan.Aussi jelas kelimpungan dengan manusia perahu mereka butuh kerjasama kita dalam menaganinya tapi sebagaimana sifat asli mereka yang congkak mereka tak mau minta tolong baik baik.Malah dengan arogan bilang orang indonesia bisa dibeli.Seharusnya kita semua tersinggung dan introspeksi diri.Karena ada oknum yang rakus akan duit harga diri kita sebagai bangsa tercoreng.Ayo tunjukkan kepada mereka kita punya harga diri sebagai bangsa .Tolak membantu Aussi ,biarkan dia bekerja sendiri.Penggungsi yang diwilayah kita urus dengan baik demi kemanusiaan sedangkan yang di kejar kejar kapal Aussi cegah masuk kelautan kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masalahnya kapalnya KAPAL INDONESIA, nahkoda dan kru kapalnya ORANG INDONESIA, pelabuhannya berangkat ( embarkasi ) ....PELABUHAN KENDARI / INDONESIA....posisi AUSTRALI SANGAT KUAT dg alasan MENGANTAR KAPAL INDONESIA DAN MEMASTIKAN SELAMAT SAMPAI TUJUAN.....
      Coba kalo kapal + KRU nya : KAPAL ASING....embarkasi DARI LUAR INDONESIA.....
      AUSTRALIA ENGGAK MUNGKIN BERANI NGANTAR KAPAL IMIGRAN ke INDONESIA.....
      Yang bikin masalah itu ORANG INDONESIA SENDIRI.....

      Hapus
  5. Yang jelas si abbot juga pelarian dari inggris autralia punya aborijin , buat pendatang dari inggris apa kalian mau di perlakukan sama? Pasti tidakan

    BalasHapus
  6. Hikmahanto gak ngerti perbandingan kekuatan alutsista kedua negara, tapi Panglima tahu & kalau terjadi bentrok diperbatasan akan terjadi perang yang hanya gara2 sepele imigran gelap ini akan menimbulkan kerugian besar.
    Panglima sudah menghitung Pesanan MEF I belum semua datang (Leo,Astros,Caesar,Kilo) & MEF II (SU-35,Buk-M2,HQ16,PKR,Radar dll) masih tahun depan pesanannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang gak ngerti itu sampean.....! dah jelas omongan pemimpin kecut itu begitu, pake gak ngerti....!. Lihat dong apa kata SBY ini malah mempersilahkan ngacak-ngacak kedaulatan kita, Panglima Kentut...!

      Hapus
    2. Jelas sampeyan bukan fans alutsista tapi politik,waktu kasus ambalat pun SBY tidak membalas tapi langsung memesan alutsista yang gahar, dan itu membuat malaysia mundur dari ambalat. :-s

      Hapus
  7. Lalu apakah kita selamanya akan diam terus dihina dan dilecehkan oleh bangsa lain yang sudah jelas-jelas petangtang-petengteng dirumah kita sendiri sambil mengacung-ngacungkan senjatanya ?. sementara satpamnya (TNI) dengan legowo sambil mengacungkan ibu jari mempersilahkan masuk. Sangat menyedihkan.............lantas apa gunanya kita mempersenjatai dan mendandani satpam tersebut supaya gagah yang tugasnya sudah jelas menjaga tuan rumahnya (rakyat indonesia). Pantaskah kau.....menjadi pelindung rakyat ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. :-s PENTUNGAN SATPAMNYA BELOM DATENG SEMUA BRAY, SABAR DIKIT NAPAH.., NGITUNG DULU SENJATANYA BARU BERANTEM AMA AUSI.. =p~

      Hapus