Senin, Januari 13, 2014
17
JAKARTA-(IDB) : Pesawat Citilink itu akhirnya lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, pada Jumat (10/1) pagi pekan lalu. Sempat mengalami penundaan selama satu jam, penerbangan perdana pesawat Citilink itu menandai dibukanya Lapangan Udara Halim Perdanakusuma sebagai Bandara komersial.

Sejumlah maskapai pun dijadwalkan akan mengalihkan beberapa penerbanganya dari Bandara Soekarno Hatta, di Cengkareng ke Halim Perdanakusuma mulai bulan depan. Pengalihan ini akibat kapasitas Bandara Soekarno Hatta yang dianggap sudah melebihi kapasitas.

Namun pengalihan ini mendapat kririkan dari sejumlah kalangan. Kritikan datang antara lain dari mantan Kepala Staff Angkatan Udara, Chappy Hakim. Menurut dia penetapan Bandara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan komersial sangat mempengaruhi program TNI Angkatan Udara.

Masyarakat tak lagi menghargai lagi Halim sebagai salah satu simbol divisi sistem pertahanan negara. Memang jadwal penerbangan komersial akan menyesuaikan dengan kegiatan TNI AU. Namun, ia tidak menjamin hal ini bakal melancarkan program rencana yang sudah disusun TNI AU.

Pengalihan fungsi tersebut juga dianggap tidak mendidik generasi muda. “Ini beri pemahaman kalau sistem pertahanan negara bisa dikalahkan tumpahan maskapai penerbangan yang lagi cari duit setiap saat,” kata Chappy kepada detikcom, Jumat (10/1) pekan lalu.

Menurut Chappy persoalan yang perlu digaris bawahi adalah area Bandara Halim adalah tanggung jawab TNI AU karena menyangkut keberadaan Alat Utama Sistem Persenjataan. Setiap alutsista punya tanggungjawab terkait rahasia militer negara dan TNI AU lagi sedang gencar menambahnya.

Apabila Halim dikomersialkan, maka kekhawatiran ini bakal muncul karena khalayak ramai menggangap sebagai tempat terbuka. Padahal, sebagai instalasi militer, Halim adalah area tertutup. “Sudah dikasih banyak kelonggaran, terus ngelunjak nih pakai Halim. Pemahaman seperti ini memalukan. Ini ganggu program TNI AU yang sudah direncanakan dua-tiga tahun lalu,” kata Chappy.

Saat ini menurut dia ada empat skuadron, di antaranya teknik dan batalyon korps pasukan TNI Angkatan Udara di Bandara Halim. Empat skuadron menjadikan Halim sebagai tempat latihan dan masrkas besar komando pertahanan nasional.

Belum lagi persoalan keamanan yang nantinya dipegang otoritas satuan pengaman bandara yang bukan dari TNI AU. “Angkasa Pura ini mesti tahu kalau Halim instalasi kegiatan militer. Bukan yang jaga satpam atau otoritas mereka. Kalau ada orang bawa bom di landasan nanti bagaimana?,” kata Chappy. 




Sumber : Detik

17 komentar:

  1. Setuju pak chepppy..sama saja membuka pintu maling2 informan militer asing, monggo digambar tempat menyimpan alutsista AU dg detil pesawat dan senjatanya..

    BalasHapus
  2. Yaaa...ngomongnya kenapa sdh diputuskan..?? Ato ngomongnya ga ada yg denger...ato ngomongnya kurang kenceng ?...ato yg ngomong seorang "mantan"... Ya ga tau lah...kepentingan di atas kepentingan..

    BalasHapus
  3. Cilaka tenan iki...harusnya alutsista steategis memang menjadi rahasia bukan malah terlihat jelas,saya sangat setuju dg pendapat pa chappy...

    BalasHapus
  4. Kalau dilihat dari kepentingan TNI AU secara jangka pendek emang betul sih pendapat pak Chappy dan para ano-ano diatas,,, tapi kalau dilihat dengan situasi sekarang dimana hubungan kita negara tetangga seperti Malaysia, Australia dan Singapura belum lagi dengan AS yang sudah mendirikan pangkalan-pangkalan AS disekeliling kita,,, mungkin TNI AU punya strategi lain,,, umpamanya dalam hubungan kita yang rapuh dengan negara-negara tersebut dimana setiap saat tanpa diduga konflik bisa jadi perang,,, maka pangkalan TNI AU yang juga dipakai sipil itu bagus,,, kalau Singapura atau Australia mau melakukan serangan dadakan ala Israel dengan membom habis pangkalan-pangkalan TNI AU maka dengan adanya kegiatan penerbangan sipil hal itu membuat mereka berpikir 10 X ,,, bisa kena HAM mereka akakakakakakakakak ,,, ibaratnya taktik perang Hezbollah yang menempatkan peluncur-peluncur roket mereka dipemukiman penduduk mengakibatkan Israel dikecam dunia internasional ketika mereka balas dengan rudal tapi yang mati juga anak-anak sekolah ,,, akakakakakakak

    Sama saja,,, tank Leopard mau ditaruh dibawah tanah di Lapangan Banteng,,, kalau kita berselisih dengan Malaysia atau Australia lalu mereka ngebom penympanan Leopard itu yah mudah-mudahan ada satu rudal yang mampir di kedutaan besar AS didekat situ kan? aakakakakakakakkakak ,,,,,

    Itulah,,, kritik boleh tapi tentu TNI sudah punya perhitungannya sendiri,,, belum lagi wacana beberapa jalan TOL saat darurat perang bisa dipakai untuk landasan jet tempur kita ,,, tidak selalu harus lapangan udara militer seperti HALIM !!!

    Ayooo bangsaku,,, berpikirlah out of the box... cerdaslah sedikit ,,, jangan gampang mengkritik ,,, lihatlah berbagai opsi yang mungkin dipikirkan oleh TNI kita,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alasan Ano 23.22 masuk akal dan dpt diterima. TNI lbh tau apa yg menjadi kebutuhan strategi perang masa dpn. Alasan yg bagus..

      *Ayam Jantan dari Timur

      Hapus
  5. telat ngomongnya udh beroperasi baru koar2

    BalasHapus
  6. Seperti yg sebelumnya dibilang presiden dlm pidatonya bhw kekuatan militer indonesia dibangun secara terbuka, sehingga alutsista dan anggaranpun terbuka/ semua pihak tau (mgkn selain alutsista bawah laut yg dirahasiakan). Selama pihak militer bisa menjaga areanya sendiri, dgn adanya warga sipil di tempat tersebut bukankah hal itu bisa mengamankan pangkalan AU tsb dari serangan pihak musuh mengingat sesuai konsensus internasional bahwa di dalam perang tidak boleh menyerang target2 sipil?

    BalasHapus
  7. hampir semua bandara besar di Indpnesia jg merupakan home base pangkalan TNI AU dan TNI AL, selama ini tdk ada masalah apapun. jadi keapa sekarang koq teriak2?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda sama di kampuang bang... di Halim ada alutsista strategis dan rahasia...hanya petinggi militer yg tau... mgkn saja buat nyimpen rudal2 buat pertahanan udara...

      Hapus
    2. Dan,Halim ini adalah pusat komando nya TNI AU

      Hapus
  8. Hati hati byk yg menjadi penghianat di republik ini,lht saja zaman penjajahan dulu,org lbh senang menghianati teman,kerajaan,dll demi materi...apalagi zaman sekarang...smua demi uang.

    BalasHapus
  9. Sudah q bilang lamban di segala bidang apa ...mau di bawak kemana negara ini masih teka teki silang gak jellas itu pemerintahan sekarang , hanya rencana uang negara cair dulu baru pembangunan di segala bidang contoh : bandara soeta air port dari beyee...berkuasa biasa ajaa...dari daholoo...kumuh dan tambah gak karu karuan . Potong jalan senak nya gua keluarlah kebijakan gak masuk akal dan pertama di dunia , bandara meliter di buka untuk sipil , untuk masa panjang jellas bunuh diri ,kapital jakarta besar tampa pembenahan pertahanan udara itu sudah jellas ada pembiaran ini kan anehh....sebaliknya kalau mewakili asing luar biasa beyee...uu minerba di revisi ulang hanya butuh seminggu langsung di tanda tangani penjarahan emmas di tanah air berlanjut dengan bagi hasil gak jellas di kerrukk...kerruk...sanpai ludess.

    BalasHapus
  10. kan buat jangka pendek doang skitar 3-5th
    *segitu dbilang jngka pendek ya ama pemerintah
    kalo terminal 1 dah kelar baru dibalikin lg ke SH soalnya mau nambah runway dsana

    kalo ane mnding bikin bandara baru di tanah PLP Curug buat penerbangan lokal dan PLP bisa dgabung ke halimor jadi 1 ama bndara tersebut
    AAU aja jadi 1 ama paskas, AU dan bndara internasional di yogya

    BalasHapus
  11. Saya ingin bertanya, kenapa angkasa pura tidak membikin bandara internasional lagi?malah dialihkan ke halim,itu sangat berbahaya kalau ada orang asing yang ingin membom atau dll

    BalasHapus
  12. mending tni au buat yang baru aja dah,

    BalasHapus
  13. ini adalah bukti bahwa ekonomi Indonesia udah dikuasai asing, ruang gerak dan privasi TNI AU dipersempit. jangan-jangan TNI AU harus minta ijin dulu sama sipil angkasa pura kalau mau latihan.?????

    BalasHapus