SURABAYA-(IDB) : Kepala
Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio bertindak
memimpin Upacara Parade dan Defile Peringatan Hari Armada RI Tahun 2013
di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya,
Kamis (5/12). Upacara peringatan Hari Armada RI ini, dihadiri para
mantan Kasal dan mantan Panglima Armada, para Perwira Tinggi Mabesal,
para Pangkotama TNI AL, para Atase Pertahanan/Atase Laut dan perwakilan
militer negara sahabat, pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah
Provinsi Jawa Timur, serta para pejabat sipil, TNI/Polri Jawa Timur
lainnya.
Tema
Peringatan Hari Armada RI Tahun 2013 kali ini adalah “Dengan Semangat
TNI AL Kelas Dunia, Kita Tingkatkan Profesionalisme, Militansi,
Soliditas, dan Kemanunggalan TNI Bersama Rakyat dalam rangka Menjaga
Keutuhan dan Kedaulatan NKRI”. Dalam upacara tersebut, juga dilaksanakan
penyerahan tanda kehormatan Satya Lencana Kesetiaan 32 Tahun, 24 Tahun,
16 Tahun dan 8 Tahun kepada perwakilan prajurit yang berhak menerimanya
serta pemberian Penghargaan Bendera KRI Teladan dari Kasal kepada KRI
Teladan I yaitu KRI Frans Kaisiepo-368 (Satkor Koarmatim), Teladan II
KRI Patiunus-384 (Satkor Koarmabar) dan Teladan III KRI Banda Aceh-593
(Satlinlamil Jakarta).
Sebanyak
2.800 personel prajurit TNI AL terlibat dalam upacara tersebut, yang
terdiri dari: satu unit Genderang Suling Gita Jala Taruna Akademi
Angkatan Laut (AAL), satu kompi Perwira, satu kompi prajurit Korps
Wanita Angkatan Laut (Kowal), empat kompi prajurit Bintara dan Tamtama
Koarmabar dan Koarmatim, empat kompi prajurit Bintara dan Tamtama
Puspenerbal serta Lantamal, tiga kompi prajurit Korps Marinir, satu
kompi prajurit Pasukan Khusus, serta satu kompi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) Angkatan Laut. Bertindak sebagai komandan upacara Kolonel Laut (P)
Deny Septiana S.IP yang sehari-hari menjabat Komandan Satuan Kapal
Patroli (Dansatrol) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar).
Sebanyak
dua belas kapal perang melatarbelakangi pelaksanaan upacara parade dan
defile tersebut. Sedangkan peralatan tempur Korps Marinir yang digelar
terdiri dari empat unit kendaraan tempur amfibi Tank BMP-3F, empat Tank
PT-76, empat Tank BTR-50, empat unit meriam Howitzer kaliber 122 mm, dan
empat unit meriam Howitzer 105 mm.
Peringatan
Hari Armada RI ini akan selalu mengingatkan bahwa Armada RI telah
dibangun oleh para pendahulu dengan tulus dan kerja keras dari generasi
ke generasi. Lebih dari itu peringatan ini juga tidak akan lepas dari
sejarah pasang surutnya kebesaran maritim bangsa Indonesia. Kita ketahui
bahwa leluhur bangsa Indonesia yakni Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
pernah memiliki kekuatan armada yang tangguh dan disegani di Asia, yang
mampu mengendalikan lautan secara penuh, serta berhasil menjalin
hubungan yang baik dan bersahabat dengan bangsa-bangsa lain di berbagai
belahan dunia.
Selain
itu, penyelenggaraan upacara ini juga pada hakekatnya merupakan
perwujudan dari rasa syukur atas bertambahnya usia Armada RI, dan
merupakan cerminan rasa bangga atas prestasi yang telah diukir oleh
Armada RI dalam sejarah pengabdiannya, serta sekaligus sebagai sarana
untuk membangkitkan tekad, semangat, dan kerja keras guna mewujudkan
Armada RI yang handal dan disegani. Selama pengabdiannya, Armada RI
telah menjadi salah satu kekuatan strategis yang diandalkan negara untuk
tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dalam rangka
menegakkan kewibawaan bangsa.
Berbagai
kegiatan diselenggarakan dalam memeriahkan Hari Armada RI Tahun 2013,
diantaranya pertandingan dan lomba bagi prajurit di internal Koarmatim
seperti: amphibious cross country, lomba bola voli, sepak bola, bulu tangkis, futsal, naval fun game,
lomba kebaharian. Selain itu, juga digelar kegiatan olahraga untuk
masyarakat umum seperti lomba lari maraton “Armada 10 K” dan lomba
dayung perahu naga.
Pada
Peringatan Hari Armada Tahun 2013 kali ini juga dilaksanakan pemecahaan
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berupa “Goyang Caesar” yang diikuti
oleh 6.429 personel. Kemudian pada hari Minggu, 8 Desember 2013,
digelar Naval Base Open Day (NBOD), di mana Koarmatim terbuka
untuk dikunjungi masyarakat umum yang ingin melihat/menyaksikan
alutsista TNI AL. Bersamaan dengan kegiatan NBOD juga dilaksanakan Fun Bike bagi masyarakat umum, dengan start dari Balai Kota Surabaya dan finish di dermaga Koarmatim.
Sedangkan
rangkaian kegiatan sosial dan edukasi yang dilaksanakan adalah :
pengobatan/pelayanan kesehatan dan khitan bagi masyarakat umum, donor
darah, pemberian tali asih kepada warakawuri, ziarah ke Taman Makam
Pahlawan, Joy Sailing, Sarasehan On Sailing, serta lomba Indonesian Naval Fleet English Debate bagi pelajar SMA.
Selain
upacara parade dan devile, kali ini juga dimeriahkan dengan demonstrasi
pertempuran laut. Demonstrasi ini melibatkan alutsista yang tergabung
dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) terdiri dari 18 KRI, pesawat
udara patroli maritim dan helikopter, serta tim gabungan pasukan khusus
Angkatan Laut dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) dan Pasukan
Intai Para Amfibi (Taifib)
Skenario demonstrasi pertempuran khusus aspek laut (Naval Special Warfare)
diawali dengan adanya aksi pembajakan kapal pesiar yang ditumpangi oleh
seorang pejabat tinggi negara yang kemudian dijadikan sandera oleh
sekawanan teroris berjumlah 10 orang. Kapal pesiar disimulasikan oleh
KRI dr. Soeharso-990 sedang berlayar di Alur Perairan Barat Surabaya
(APBS) tiba-tiba dikejutkan dengan aksi pembajakan oleh sekelompok
teroris dari laut. Mendapat informasi tersebut, jajaran Koarmatim
menerjunkan tim gabungan Kopaska dan Taifib menyerbu dari laut dan
udara. Operasi pembebasan tersebut (Maritime Interdiction Operation/MIO) merupakan
salah satu fungsi dan tugas khusus TNI AL dalam rangka menegakkan
kedaulatan dan hukum di laut dari tindakan kejahatan berupa pembajakan
dan terorisme di laut.
Selain demo tersebut, juga dilaksanakan sailing pass
kapal perang di perairan Selat Madura. Dalam atraksi ini, unsur-unsur
kapal perang melaksanakan manuver di laut membentuk formasi tempur dan
menembakkan senjata artileri dan roket antikapal selam RBU (Roketnaya Bombetnya Utoeska) buatan Rusia, khususnya dari kapal-kapal jenis Parchim Klas, serta didukung dengan fly pass
pesawat-pesawat udara dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut
(Puspenerbal) Juanda, Surabaya, yang mengerahkan empat pesawat udara
jenis Tobago TB-10, empat Nomad N-22, dan empat Cassa CN-212.
Sementara
itu dalam sambutan Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio antara lain
mengatakan, dalam proses pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum atau MEF
(Minimum Essential Force), dilaksanakan pengembangan organisasi dan
pembangunan alutsista. Untuk pengembangan organisasi dilaksanakan
validasi organisasi yang bertujuan agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien yang saat ini sedang dalam proses menunggu Keputusan Presiden.
“Kita
tetap merencanakan tiga Komando Armada di bawah Komando Pertahanan
Laut, tiap Armada membawahi Guspurla dan Guskamla. Sedangkan Lantamal
yang akan dikembangkan menjadi 14 di bawah kendali langsung Kohanla RI.
Untuk proyeksi kekuatan ke darat, akan dikembangkan 3 Divisi Marinir, 3
Satlinlamil dan 3 Wing Udara,”kata Kasal.
Sedangkan
untuk pembangunan alutsista, lanjut Kasal, dilaksanakan dengan
pengadaan yang mengedepankan pemanfaatan industri dalam negeri, agar
dapat memberikan dampak positif untuk mewujudkan kemajuan dan
kemandirian alutsista nasional. Sampai dengan tahun 2013, TNI AL sedang
membangun alutsista dari luar negeri, yaitu 3 unit Kapal Selam Diesel
Electric dimana Kapal Selam ke tiga akan dibangun di Galangan PT. PAL
Indonesia.
Disamping
Kapal Selam, tambah Kasal, juga 3 Kapal Multi Role Light Fregate
(MRLF), 2 unit Kapal PKR, 2 unit Kapal Bantu Hidro Oceanografi (BHO), 1
unit Kapal Latih, 37 Unit Tank Amfibi BMP-3F dan 5 Unit BTR-4. Untuk
pengadaan dari dalam negeri terdiri dari 3 Unit Kapal Patroli 43 meter, 3
Unit Kapal Cepat Rudal 60 meter, 2 Unit Kapal Bantu Cair Minyak, 1 Unit
Trimaran, 3 Unit KCR 40 meter, 3 Unit Kapal Angkut Tank, 2 Unit Pesud
CN-235 MPA, 11 Unit Heli AKS, 3 Unit Heli Angkut dan 4 Unit Pesawat
Latih.
Sumber : Koarmatim
0 komentar:
Posting Komentar