Kamis, Desember 19, 2013
11
SYDNEY-(IDB) : Proyek pemerintah Australia di bidang pertahanan yang tengah berjalan terpaksa dievaluasi karena anggarannya membengkak sekitar AUD 10 juta per bulan atau Rp 107,9 miliar. Proyek yang dievaluasi itu adalah pembuatan tiga kapal perang antiserangan udara atau Air Warfare Destroyers (AWD)  dengan nilai AUD 8 miliar atau Rp 86,3 triliun.


Dari laporan pemeriksa keuangan Australia terungkap sudah hampir 60 persen dari total anggaran yang dialokasikan untuk pembuatan kapal perang antiserangan udara itu sudah digunakan. Namun, hingga kini pembuatan tiga kapal itu belum juga rampung.


Analisa laporan itu menunjukkan bahwa selama periode keuangan terakhir,  proyek itu menelan biaya AUD 106 juta lebih besar dari anggaran yang disetujui. Menurut laman ABC, Selasa (17/12), bengkaknya anggaran itu disebabkan adanya kenaikan upah pegawai dan bahan-bahan, termasuk membayar sub-kontraktor yang ikut membantu pengerjaan proyek tersebut.


"Ada kekhawatiran yang muncul dari proyek pembuatan kapal perang ini adalah membengkaknya biaya proyek dan penundaan pengerjaan kapal dalam program AWD," papar Warren King, CEO Defence Materiel Organisation.


Kapal perang pertama dijadwalkan dikirimkan pada 2016, sementara dua kapal lainnya dijadwalkan rampung pada 2017 dan 2019. "Sebuah kajian independen diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan dan biaya keterlambatan, serta merekomendasikan langkah yang diperlukan serta pencegahan,” sambungnya.


Menteri Keuangan Mathias Cormann dan Menteri Pertahanan David Johnston telah merilis sebuah pernyataan bersama yang menegaskan pemerintahan koalisi berkomitmen untuk menyelesaikan program AWD ini. Namun, pemerintah merasa perlu membentuk tim evaluasi independen.

"Pemerintah berkomitmen untuk bekerja sama secara konstruktif dengan semua pemegang kepentingan. Kami menyadari manfaat program ini bagi keamanan nasional maupun untuk industri kapal perang Australia yang dari segi anggaran lebih efektif serta efisien,” ungkap Mathias.




Sumber : JPNN

11 komentar:

  1. Membengkaknya biaya bukan karena kenaikan upah ,,, itu cerita lama pihak BARAT dalam usaha menutupi persenjataan atau sistem khusus rahasia yang sedang dipasang ,,,
    Menurut info,,, Australia bangun kapal akhir-akhir ini dibantu oleh Jepang !!! akakakakaakakakak ,,, lu pikir kita Indonesia tolol nggak tahu apaaa???

    BalasHapus
    Balasan
    1. info darimana bung ano 09.??wah bisa jd masukan nih bung.jepang bantu asutralia,.

      Hapus
    2. ano 14:33 ini dia nih salah satu beritanya kutipan dari blog australia sendiri
      "Dec 7, 2013 - AUSTRALIA has asked Japan to consider providing highly advanced propulsion technology to be used in the navy's planned 12 new submarines. ... "

      Hapus
  2. ano 09.00, bisa jadi jg bener...
    diswitch buat bangun penampungan akibat banjir imigran "kiriman" TNI AL... wkwwkwk

    BalasHapus
  3. ini politick cambera sekedar memberi tahu bangsa indonesia , untuk menutupi rasa malu pamer 2 kapal moderen (arleigh burke class destroyer ) kedatangan imikgran gelap tampa bisa di cegah . seakan akan jakarta sudah main gila tidak peduly lagi akan kekuatan campera dan sudah terbukti australia hanya menghadapi kaum imigran tidak bisa berbuat apa apa , kita bicara fakta "seumpama bala tentara indonesia yg datang ?... bisa di bayangkan australia bisa apa ?..... ini baru terjadi dari saman 45 baru kali ini australia di telanjangi luar dalam .

    BalasHapus
    Balasan
    1. apapun beritanya kalau soal kegagalan dari australi, aku pasti senang dan dengan senang hati pula aku do'a kan semoga manusia perahu semakin banyak dan banyak 10 perahu perhari lumayan, dan pembelian alutsista di tunda hingga 10 tahun kedepan kwkwkwkwkwkwk

      Hapus
  4. saran buat asutralia:" ,makaxa jgn seenakx klo ngomong.udh tau salah xadap bu ani dan pejabat indonesia lain,masih aja ngeles dengan bermacam macam alasan.kita ini bangsa yg menjunjung tinggi persahabatan dan kejujuran.percuma kita kerja sama intelijen,klo negaramu msh aja mencuri2 informasi.cukup dengan minta maaf aja ke bangsa indonesia,masalah beres.hubungn bisa dilanjutkan.akui aja klo salah.selesai deh.islam itu mengajarkan saling memaafkan dan mengakui kesalahan.nah,seperti itu sikap bangsa indonesia."ini cuma saran he he he

    BalasHapus
  5. Nyatanya australi gak perlu di serang dgn alutsista canggih...cukup di serang dgn manusia perahu sudah bikin pejabat australi kelimpungan.... ga ada gunanya punya F18 Hornet, kapal selam Collins-class... tetap ga bisa nyetop manusia perahu...hihihiks..

    BalasHapus
  6. Anggaran membengkak sama aja dg proyek PKR sigma dan kasel changbogo class yg akan dibuat di PT.PAL.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaah kalau itu membengkaknya karena 1 US Dolar sekarang jadi Rp 12,000,- brooo ,,, akakakakakak

      Hapus
  7. kapok, mudahan bangkrut....

    BalasHapus