JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan
Purnomo Yusgiantoro akan menindaklanjuti pengembangan sistem pertahanan
siber dan memiliki satelit sendiri untuk kepentingan sektor pertahanan,
keamanan, intelijen dan luar negeri. Menurutnya, rencana itu akan
dimasukkan dalam program anggaran tahun depan.
"Soal satelit ini masuk
dalam program anggaran 2014. Tahap berikutnya perlu ada mekanisme
tambahan. Pengadaan satelit dari Kemenkominfo," kata Purnomo di Jakarta,
Jumat 29 November 2013.
Purnomo mengatakan, TNI
Angkatan Darat telah lama memiliki siber pertahanan, meski masih sewa
dari pihak luar. Namun kedepan, pemerintah harus memiliki satelit khusus
untuk sistem pertahanan agar tidak mudah disadap oleh pihak asing.
"Oleh karena itu mesti diajukan anggarannya, sejauh ini belum ada anggaran untuk itu (satelit khusus milik RI)," ujarnya.
Pertahanan siber yang
akan dibangun itu nantinya berada di bawah kendali Kementerian
Pertahanan untuk sistem keamanan dan pertahanan Badan Intelijen Negara
(BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg)
dan Polri.
Purnomo menambahkan,
untuk urusan siber ada dua institusi yang menangani. Yakni pertahanan
siber dibawah Kementerian Pertahanan yang di operasikan oleh TNI.
Sedangkan kriminal siber itu dibawah kewenangan Polri.
Sebelumnya Komisi I DPR
yang merupakan mitra kerja Kemenhan mendukung penuh pemerintah untuk
segera mengembangkan sistem pertahanan siber dan memiliki satelit khusus
untuk kepentingan sektor pertahanan, keamanan, intelijen dan luar
negeri.
Sebelumnya Komisi I DPR
yang merupakan mitra kerja Kemenhan mendukung penuh pemerintah untuk
segera mengembangkan sistem pertahanan siber dan memiliki satelit khusus
untuk kepentingan sektor pertahanan, keamanan, intelijen dan luar
negeri.
Hal itu merupakan salah satu butir rekomendasi hasil rapat antara
Komisi I DPR dengan Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, Kapolri,
Kepala BIN, Lemsaneg, Mensesneg dan Menkominfo terkait kasus penyadapan
yang dilakukan oleh Australia, Kamis 28 November 2013.
Sumber : Vivanews
satelitnya buat sendiri, peluncurannya pakai roket buatan sendiri, mantabz...
BalasHapusSetuju bro.. Itu menyerap tenaga kerja yg lumayan, sekaliguh penguatandalam kemandirian industri pertahanan dan komunikasi.
BalasHapusMANTAP dech kloRI nanti punya satelit tempur**dg adanya satelite militer luarantariksa"so pasti dach' janganka itu si PM ausie-PM singaporn ygbisa dibikin malu ditelanjangin bulat2*tappi skaligus mampu menilang+ menyergap pesawat2 tempur UFO dipiloti TOPGUN ALIEN yg datang dari planet antahbrantah yg mau piknik ke TMII tanpa bayar karcis- ha ha ha trims salam NKRI TOP-
BalasHapususahakan secepatnya pak,jgn tunggu lama2 nanti lupa ....
BalasHapuskalau bisa belli minggu depan . negara sejujur dalam ke adaan genting di kepung negara sebelah beraliran iblis .
BalasHapussip
BalasHapusSayangnya tindakan yang diambil, kebanyakan reaksi dari suatu aksi. Bukan tindakan yang diambil berdasarkan analisa dari perkembangan situasi politik global. Apalagi pengadaan alat pertahanan tidak bisa didapat secara cepat. Emangnya satelit, KS kilo, S-300 dijual di alfamart. Lsg ada dibayar langsung ambil.
BalasHapussuka dunia militer? yuk mari gabung disini: http://www.facebook.com/pages/Technology-of-military-review/647018731979593?ref=stream&refid=17
BalasHapusYg man lawan dan yg mana kawan ...sudah di depan mata..tentu kan strategi pertahanan ke depan
BalasHapus