Jumat, Oktober 11, 2013
11
JAKARTA-(IDB) : Pada kurun waktu tahun 1960-an kekuatan Tentara Nasional Indonesia sempat menggetarkan Asia. Namun sempat tak terdengar lagi pada masa Orde Baru. Kini setelah lepas dari politik, TNI terus berbenah.

Salah satunya dengan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Sisriadi mengatakan, pembelian alutsista tersebut diarahkan untuk memenuhi Minimum Essential Forces (MEF), atau kekuatan pokok minimum.

MEF yang disusun sejak 2007, terbagi dalam tiga rencana strategis hingga tahun 2024. “Jadi MEF ini bukan rencana mendadak,” kata Sisriadi kepada detikcom, Selasa (8/10) lalu.

Ada tiga komponen postur, yakni kekuatan, gelar (persebaran penempatan), dan kemampuan. “Untuk dukung kemampuan itu, yang dibangun adalah kekuatan daya tembak, daya gerak atau manuver,” tambah Sisriadi.
 

Pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jaleswari Pramodawardhani mengatakan, jika tiga rencana strategis itu ditepati, kekuatan TNI bisa menjadi yang terkuat di Asia.

“Bukan tak mustahil macan Asia akan kita raih kembali pada 2024,” kata pengamat yang biasa dipanggil Dhani ini kepada detikcom, Selasa (8/10) lalu.

Sementara pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Wijayanto menilai modernisasi alutsista TNI sudah baik. Bahkan jika mengacu pada target MEF 2024, modernisasi yang sudah dilakukan pemerintah sudah di atas target.

Modernisasi alutsista untuk memperkuat kesatuan itu, juga diikuti dengan pengembangan kemampuan prajurit. Pengadaan senjata dilakukan dengan pendekatan lifecycle, yakni pendekatan hidup penuh, mulai dari desain hingga nanti alutsistanya ingin dibuang karena sudah tua.

Memang beberapa alutsista yang dibeli tidak sesuai perencanaan awal, meski ada dalam renstra 2024. Dari segi waktu, pembelian alutsista tersebut ada yang tersegeser, baik lebih cepat atau justru ditunda dari rencana semula.

MBT Leopard yang dibeli dari Jerman, misalnya. Ternyata tank kelas utama ini tidak ada dalam perencanaan hingga 2019. “Harusnya baru 2024 baru ada Leopard,” kata Andi.

Meski tak sesuai perencanaan, namun pemerintah memang harus menyesuaikan dengan kondisi pasar senjata.

“Eropa Barat tidak lagi mengandalkan Kavaleri berat dalam sistem pertahanannya, maka tank kelas utama seperti Leopard itu tersedia di pasaran dalam jumlah besar. Peluang itu yang dimanfaatkan pemerintah,” kata dia.  





Sumber : Detik

11 komentar:

  1. TNI AU harus diperkuat,,,
    Singapura dan Australia akan pakai F-35,
    Malaysia kemungkinan akan pakai F-18 terbaru atau Su-35,
    Indonesia masih ber eforia sekitar SU 27 dan 30 ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kau sendiri yang menulis Singapura, Australia, Malaysia akan....akan.....akan. Apalagi Malaysia kau tulis " kemungkinan akan".

      Kenapa harus gentar sama 'kemungkinan akan", konon akan, atau sejenisnya?

      Hapus
  2. A W A S ADA JAMA 'AH KOMPORIYAH

    J A N G A N D I T A N G G A P I

    BalasHapus
  3. ya 2024 kalau MEF berjalan sesuai rencana indonesia akan memegang kembali gelar masalalu, "macan asia" tapi dengan satu catatan negara2 kawasan tidak menambah dan memperbaharui alutista mereka... :) ...... (wong indonesia beli tiga lontong, vietnam beli lebih banyak& lebih bagus) MEF baru tercapai 2024 kira2 dalam waktu yg segitu lamanya vietnam ud punya ap ya???? (gak usah ngomongin tetangga sebelah dulu)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Subsidi BBM di vietnam nggak ada, jadi bisa buat beli lontong baru.

      Rakyat vietnam nggak cengeng spt rakyat indonesia. Beli bensin seliter Rp 11500 paling murah disana.

      Hapus
  4. Jendral banyak omong, gedabrus, alut rongsokan mau jd macan asia, jendral pemimpi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahhh... kau orang ngetik aja disingkat-singkat. Ngetik saja malas kau WNI tak berguna.

      Hapus
  5. Anda itu kalau pada komentar tidak ada sopan santunya ya...., jadi orang yang optimis bung.
    Siapapun pemerintahnya klu ada niat baik untuk memperbaiki pertahan itu dihargai.
    Emang kamu tahu apa tentang alustita..., kayak gitu rahasia negara...pembelian yang tidak di publikasikan juga banyak bung.
    Parah....komentarnya.
    Ciri2 orang munafik..., aq yakin sama orang yang komen tak jelas, misal indonesia ada konflik pasti lari..., bungkus duit...sebunyi....
    Habis itu jadi pahlawan kesiangan.
    Antek malon

    BalasHapus
  6. Maaf maaf ajaaa..sebelumnya , artikel di atas cendrung garang dan gak masuk akal , mana mungkin kita teekuat di asia hanya mengandalkan pesawat tua dsn kapal tua atau kcr tampa senjata ,
    " dalam kontek perang moderen kita indonesia masih sibuk memerangi krupsi dan penjarahan di pertahanan tampa bisa di sentuh hukum , ks changbogo , dan jet latih dan banyak lagi itu bukan kualaitas yg di utamakan tapi komisi dan upeti di dahulukan nkri di korbankan 100% yata !!!

    BalasHapus
  7. ''eropa barat tidak lagi mengandalkan kavaleri berat dalam sistem pertahanannya,maka tank kelas utama tersedia dipasaran dalam julah besar.Peluang itu dimanfaatkan pemerintah"Pernyataan dan pemikiran apa itu???????Jadi kita beli karena orang tak pakai lagi.Cuman itu pemikirannya.Miris dengan pola pikir pembelian alutsista kita.Belilah apa yang kita butuh bukan karna ada obral besar atau tetangga beli.Sesuaikan dengan kebutuhan kita sendiri.Baju orang lain walau cantik dia pakai belum tentu cocok dan cantik bila kita beli yang sama.Pemikiran pengamat militer kita sama dengan ibu ibu yang suka shoping ke mall ada obral besar semua di borong walau tidak butuh kemudian numpuk di gudang.....Apa bapak Andi suka ke mall juga rebutan sama ibu ibu yang hobi shoping di mall????????????????

    BalasHapus