Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin menilai, mendaftarnya 30 prajurit aktif TNI sebagai calon pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bukan sebuah pelanggaran, sejauh hal itu sudah mendapat izin resmi dari atasannya langsung.
JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin
menilai, mendaftarnya 30 prajurit aktif TNI sebagai calon pegawai Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), bukan sebuah pelanggaran, sejauh hal itu
sudah mendapat izin resmi dari atasannya langsung.
"Menurut saya, tidak ada yang dilanggar oleh 30 prajurit TNI aktif yang ikut mendaftarkan diri sebagai penyidik di KPK, sejauh mereka sudah diizinkan komandannya," ujar Tubagus Hasanuddin kepada JurnalParlemen, Jumat (4/10).
Hal ini dikatakan Hasanuddin merespons adanya 30 prajurit aktif TNI yang kini mengikuti seleksi calon penyidik KPK. "Kalau nanti mereka mantap menjadi penyidik KPK, ya mereka harus mengundurkan diri dari ikatan dinas prajurit dan keluar. Dan, dalam melaksanakan tugasnya di KPK nantinya tidak boleh lagi bawa atribut yang berbau TNI lagi," tegasnya.
Menurut Hasanuddin, prajurit TNI juga memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya. Mereka juga punyak hak dan pilihan dalam melanjutkan kariernya. "Saya melihat ini bukan sebuah upaya politik yang dilakukan KPK untuk memproporsionalkan penyidik yang direkrut selama ini dari instansi Kejaksaan dan Kepolisian. Tetapi ini semata adanya hak dan kesempatan yang sama sebagai warga negara," tegasnya.
Seperti diketahui, KPK menggelar seleksi perekrutan pegawai dari unsur TNI. Saat ini ada 30 anggota TNI yang tengah menjalani tes seleksi untuk memperebutkan "jatah" menjadi penyidik KPK. Mereka nantinya akan menduduki jabatan eselon II di KPK.
Kepala Biro SDM KPK Apin Avian, Rabu (2/10), mengatakan, rekrutmen anggota KPK dari kalangan TNI, kata Apin, memang baru dilakukan tahun ini, setelah sebelumnya KPK mendapatkan izin dari Panglima TNI. Sebanyak 30 orang TNI yang berminat langsung mendaftarkan diri melalui asisten personalia TNI. "Jika terpilih, mereka harus menerima konsekuensi berhenti dari pekerjaan sebagai personel TNI alias alih profesi menjadi pegawai KPK," tandas Apin.
"Menurut saya, tidak ada yang dilanggar oleh 30 prajurit TNI aktif yang ikut mendaftarkan diri sebagai penyidik di KPK, sejauh mereka sudah diizinkan komandannya," ujar Tubagus Hasanuddin kepada JurnalParlemen, Jumat (4/10).
Hal ini dikatakan Hasanuddin merespons adanya 30 prajurit aktif TNI yang kini mengikuti seleksi calon penyidik KPK. "Kalau nanti mereka mantap menjadi penyidik KPK, ya mereka harus mengundurkan diri dari ikatan dinas prajurit dan keluar. Dan, dalam melaksanakan tugasnya di KPK nantinya tidak boleh lagi bawa atribut yang berbau TNI lagi," tegasnya.
Menurut Hasanuddin, prajurit TNI juga memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya. Mereka juga punyak hak dan pilihan dalam melanjutkan kariernya. "Saya melihat ini bukan sebuah upaya politik yang dilakukan KPK untuk memproporsionalkan penyidik yang direkrut selama ini dari instansi Kejaksaan dan Kepolisian. Tetapi ini semata adanya hak dan kesempatan yang sama sebagai warga negara," tegasnya.
Seperti diketahui, KPK menggelar seleksi perekrutan pegawai dari unsur TNI. Saat ini ada 30 anggota TNI yang tengah menjalani tes seleksi untuk memperebutkan "jatah" menjadi penyidik KPK. Mereka nantinya akan menduduki jabatan eselon II di KPK.
Kepala Biro SDM KPK Apin Avian, Rabu (2/10), mengatakan, rekrutmen anggota KPK dari kalangan TNI, kata Apin, memang baru dilakukan tahun ini, setelah sebelumnya KPK mendapatkan izin dari Panglima TNI. Sebanyak 30 orang TNI yang berminat langsung mendaftarkan diri melalui asisten personalia TNI. "Jika terpilih, mereka harus menerima konsekuensi berhenti dari pekerjaan sebagai personel TNI alias alih profesi menjadi pegawai KPK," tandas Apin.
Sumber : Jurnamen
kPK skrg mmulai unjuk gigi,,
BalasHapustp untuk hukumanya masih kurang poWer,,
joko Asusilo yg korupt segitu trilyun cm d penjara gk ada 7 th,
kenapa kalau orang sudah terbukti terjerat hukum malah di lindungi HaM dan pengacara???
Padahal nyata" dia korupsi..
Coba saja, seperti akil,anas,andi,antasari,angelina,joko susilo, di hukumm gantung,,karena korupsi itu baru ngam br cocok dengan apa yg tlah di curi dr bangsa ini..
aneh komen lo....
Hapusemang yg memberi hukuman koruptor itu KPK ya skrng. Kapeka itu hanya menyelidiki,memeriksa n menuntut. Bukan lembaga yg memutuskan. Cari info lg dch brapa taun tuntutn kpk thdp joko n brapa yg dikabulkan tipikor.
brooo..
HapusGue khan gak sebutkan / bilang kPk memberi hukuman,,cuma meutuskan doankk...ente aja asal ngejeplak,,
gue tanya ente broo brapa th tuntutanya??
Kalao kommen ane salah ente betulin donk..jgn cuma di salahin tp gk d betulin,
sama aje ente,,nOL...asal nge jeplak doank
seharusnya penyidik kpk itu terus aktif di dinas nya masing2..baik TNI..POLRI..atau kejaksaan...karna sudah jadi rahasia umum bahwa jdi pegawai kpk itu banyak sekali ancaman pembunuhan dari para terduga korupsi terhadap mereka...lah wong yg di terlibat korupnya jga bukan orang ecek2 seperti kepala desa..tp orang2 yg punya jabatan penting dn tinggi di lingkungan kerja mereka...contoh pak joko..dia kan seorang jendral..trus akil..dia juga seorang ketua mahkamah kontitusi..anas beliau ketua parpol..dan masih bnyak pejabat2 yg jabatannya lebih tinggi..dan satu hal lagi..selama para koruptor masih di beri hukuman kaya sekarang ini,di jamin korupsi tidak akan ada hentinya...jadi hukum yg pantas yg bisa membuat para koruptor jera minimal adalah hukuman potong tangan..dan harus terus di dukung adanya hukuman mati.....
BalasHapuskorupsi sampe triliunan rupiah
masa hukuman nya cuma di bawah 10 tahun..
KPK sudah sudah menjalankan tugasnya yang luar biasa dan terbukti tak pandang bulu.. yang menjadi masalah adalah setelah melalui proses selanjutnya ke proses persidangan KPK sering kecolongan oleh ulah para HAKIM yang menyidangkannya di pengadilan.dan kejadian itu berulang kali terjadi.. karena KPK tugasnya kurang lebih seperti Kejaksaan yang menangani dan memprose kasus tindak pidana tertentu korupsi dan selanjutnya dilimpahkan ke pihak pengadilann/ kehakiman untuk dipersidangkan.. by. E-Kafa
BalasHapusSekarang enggak bisa begitu lagi Bro.... ke-indendensi-an KPK kudu musti di jaga, belajar dari kasusnya Djoko Susilo, dimana hampir semua penyidik KPK yang berasal dari Polri ditarik, membuat KPK kebingungan.... Nahhhh, begitu juga nanti jika penyidiknya dari TNI, maka untuk sekarang kudu musti berasal dari satu instansi saja pake baju KPK saja, TNI saja, atau Polri saja..
BalasHapuskalau HAKIM sudah tidak bisa di PERCAYA lagi, bagusnya untuk para tipikor kalau sudah terbukti korupsi perlu di adakan hukum rimba / istilah tembak di tempat,supaya bisa jera kawan"nya yg lain,,
BalasHapusRATA" DI INDONESIA KEPALA DAERAH DI PIMPIN KELLUARGANYA CONTOH :
DI SEMARANG,WALIKOTA NYA SUKOWI,,TRUS BUPATINYA ISTRINYA SENDIRI ENDANG,,
SEKARANG:
RATU ATUT,AKIL,RATU TUTA,AIRIN 1 KLOMPOTAN DARI WALIKOTA,BUPATI,MEMBUAT SKENARIO KASUS SUAP BISA TERBUKTI PULA DENGAN KORUPSI,
selamat buat pak sBy,,
para punggawamu mencoreng sendiri citra negara, dari kepolisian JOKO ASUSILO,,DARI MK AKIL MODARR,,DARI PARPOL ANAS TAININGRUM,,DARI DPR ANGELINA ,,DARI MENTERIMU BAHKAN ORG TERDEKATMU ANDI MALARIA,, DAN BANYAK LAGI
MASIH BANYAK LAGI BISNIS HARAM DI LP NUSAKAMBANGAN YG BELUM TERPANTAU, DGN FASILITAS MEWAH,,PARA CUKONG NARKOBA,
sedikit2 nyalahin sby, sedikit2nyalahin sby... emang ny sby itu dewa atau malaikat ya bro yg memiliki kemampuan yg sangat luar biasa. kalau ada kpl desa korup, trs yg di salahin presiden... ada camat korup, trs yg di salahin presiden... ada bupati korup, trs yg di salahin presiden... terus kerja bawahan presiden itu di suruh ngapain... di suruh tiduran ya bro..... ?!
Hapuslg pula dari gubernur sampai ke kepala desa itu bkn presiden yg pilih... tp rakyat yg pilih...!! jd kenapa gak elo nyalahin rakyat nya aja yg begok yg gak selektif dalam memilih pemimpin mereka.
betul yang milih kan rakyat yang salah tetep rakyat, sukane emosi toook padahal pekok
HapusKalau masalah Hukuman. Itu bukan tanggung jawab KPK, Tapi tanggung jawab Kejaksaan dan DPR RI yang merancang Undang Undang tersebut
BalasHapusYang menyidik perkara korupsi KPK, POLRI & Kejaksaan sama2 py kewenangan, trus yang menuntut KPK/Kejaksaan, baru Hakim yang memutuskan Hukumannya. so masalah hukuman itu tanggungjawab HAKIM.
HapusPolisi putih di gabung dgn penyidik "kopassus" tni...wah...awas koruptor klo perlu hakim tipikor dr tni juga......siap2 tni sudah masuk semua lini hukum...karena aparat polisi sudah kotor kain lap nya untuk bersih2 ....sesuai uu yg terbaru mengenai kamnas....bravo tni...sikat koruptor
BalasHapusdukung terusss....tuh yang dari PM sudah pantas jadi penyidik,eksekutor/intelejen kpk....sikat aja hakim,polisi,jaksa yg masih suka ngemplang.....kpk strong....kalau perlu rekrut BIN jadi intelejen buat mata2 pejabat yang kongkalikong
BalasHapus