Jumat, Agustus 02, 2013
23
TNI
ARTILERI-(IDB) : Di masa akhir pemerintahannya, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) banyak membuat prestasi di bidang pertahanan. Setidaknya SBY telah mengalokasikan anggaran militer untuk periode 2010-2014 sebesar Rp 150 triliun.


Walau dinilai masih kecil, namun dengan anggaran itu TNI yang merupakan kebanggaan Indonesia, kini tidak dipandang remeh lagi oleh negara lain. Patut kita apresiasi kerja pemerintah untuk bidang pertahanan.

Setelah nyaris mati suri selama 15 tahun, modernisasi alutsista TNI kini berjalan sangat progresif. Hingga habis masa pemerintahan SBY pada 2014, Kekuatan Pokok Minimum (MEF) yang ditargetkan tercapai sedikitnya 30%.


"Dengan dinamika yang terjadi sekarang, (modernisasi) bisa dipercepat," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

 

Menhan pun mencontohkan beberapa rencana yang berjalan justru lebih cepat dari target. Seperti pembelian jet tempur F-16 dari Amerika Serikat, dari rencana awal hanya menambah 6 unit F-16 baru baru, namun realisasinya menjadi 24 pesawat, meskipun bekas pakai. Tidak hanya itu, AS juga menawarkan 10 F-16 lagi.   

"Ini belum, sekarang kita di-offer 10 lagi," terang Purnomo.


Demikian pula dengan airlifter jenis Hercules, yang mulanya belum masuk rencana 2013, karena rencananya hanya akan diisi dengan pesawat CN-295 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) yang bekerjasama dengan Airbus Military. Tetapi kini akan ditambah 10 unit, juga bekas pakai dari Australia. Dengan 34 pesawat F-16 dan 10 Hercules ini, Purnomo yakin postur kemampuan tempur TNI akan meningkat signifikan.


"Ditambah dengan yang sudah kita punya saat ini, kita akan menjadi amat kuat," katanya.


Di darat, postur TNI AD juga akan berubah dengan tambahan 100-130 unit tank Leopard asal Jerman, yang sudah lama diidamkan TNI-AD.


Pengamat militer dan pengajar pada jurusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI), Andi Widjajanto mengatakan, klaim Purnomo bukan isapan jempol. "Saya kira percepatan sangat mungkin. Dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI lalu, tampak bahwa kekuatan TNI sudah 40%," puji Andi.


Sekilas Rencana Tambahan Alusista TNI Tahun 2013

Pada 2013, pemerintah sudah dan sedang memperkuat armada TNI dengan mendatangkan beberapa alutsista. Diantaranya adalah:


1. Helikopter

  • Heli full combat SAR mission
  • Heli angkut
  • Heli serang lengkap (dengan senjata dan amunisi)
  • Heli serbu lengkap
  • Heli AKS dan suku cadang
2. Pesawat
  • 6 Sukhoi Su-30 MK2
  • Pengganti MK-53 dan support
  • CN-295 (pengganti Fokker 27)
  • CN-235 MPA (Patmar)
3. Ranpur
  • MBT Leopard dan ranpur lain (support) juga asal Jerman
  • Panser amfibi BTR 80 A
  • Tank amfibi BMP 3F dan suku cadang
  • Rantis 2,5 ton 4x4
  • Kendaraan angkut amunisi 5 ton
4. Kapal Perang

  • MLM KRI kelas korvet tahap I
  • Kapal bantu hydro-oceanografi
  • Kapal latih (pengganti KRI DWR)
TNI dan Paradox ASEAN

Negara-negara di kawasan Asia tiba-tiba serius memperhatikan perkembangan di Indonesia, ketika Presiden SBY mengumumkan akan menghabiskan anggaran pertahanan hingga Rp150 triliun antara 2010-2014.

Andi Widjajanto mengatakan, posisi Indonesia yang semula dipandang remeh dalam isu alutsista di Asia, kini mulai berubah. Selama ini, Malaysia dan Singapura selalu menjadi pemimpin terdepan dalam hal belanja alutsista di ASEAN.


Ketegangan di Laut China Selatan akibat adu klaim teritorial dengan raksasa Asia, China, telah memaksa Filipina dan Vietnam turut mengasah peralatan tempurnya.


Vietnam membeli berbagai senjata dari Republik Ceko, Kanada, dan Israel serta kapal selam dari Rusia. Bahkan Vietnam dikabarkan tengah memesan rudal canggih dari India dan radar anti pesawat siluman dari Belarus. Sementara Filipina menargetkan pembelian dua kapal sergap baru, dua helikopter anti kapal selam (AKS), tiga kapal cepat patroli pantai, ditambah delapan kendaraan serbu amfibi hingga 2017. Seluruhnya untuk mempertahankan wilayah Laut Filipina Barat yang diperebutkan dengan China.


China sendiri, kata Andi, tak usah ditanya. Setelah memamerkan kegarangan kapal induk Liaoning di perairan Dalian September lalu, China terus menumpuk perbendaharaan alutsista hingga total belanja melampaui USD100 miliar untuk pertama kalinya tahun 2012.


Secara keseluruhan, laporan Institut Internasional untuk Strategi Keamanan (IISS) London menyebutkan, besaran belanja senjata di Asia tahun 2013 meningkat 14% lebih dibanding tahun lalu. Sebaliknya, angka belanja senjata di 26 negara Eropa terus turun seiring dengan krisis ekonomi yang belum pulih. Asia tengah mengalami lomba senjata, tulis seorang pengamat dalam jurnal IISS.


Peningkatan signifikan angka belanja senjata sudah muncul tahun 2012, dan menurut IISS, belanja alutsista Asia mencapai $287 miliar atau naik kira-kira 8,6% per tahun. "Situasi ini tidak bisa dibilang lumrah," kata Andi Widjajanto.


ASEAN tengah menikmati periode damai, dengan tingkat pendapatan masing-masing negara terus meningkat, dan hubungan antar negara yang makin matang. Bahkan dalam dua tahun, 2015, sebanyak 10 negara di Asia tenggara ini akan memasuki babak baru Komunitas ASEAN.


"Ini sebuah paradoks, ASEAN sangat damai tapi belanja senjata malah naik pesat," kata Andi.


Pencetusnya adalah ketidakpastian di Laut China Selatan yang membuat beberapa negara ASEAN terlibat langsung dalam konflik ini, seperti Filipina dan Vietnam.


"Anggota melihat situasi damai justru sebagai kesempatan untuk untuk mengisi arsenal masing-masing," tambah doktor lulusan Universitas Pertahanan di Washington ini.


Untunglah tak ada ancaman langsung konflik Laut China Selatan terhadap Indonesia. "Indonesia itu negara netral. Sepanjang (konflik) itu tidak menular ke perbatasan kita," kata Menhan Purnomo. Sebaliknya, Indonesia juga memahami ambisi China yang habis-habisan mendongkrak belanja senjatanya. Karena itu, kita dukung penguatan alutsista TNI, agar bisa berbicara di dunia internasional.






Sumber : Artileri

23 komentar:

  1. Belanja alutsista di dukung dana besar harus tepat sasaran , apa kelemahan tni yg paling mencolok menghadapi perang moderen untuk akan masa akan datang , masih mencolok di monopoli dan krupsi , kita negara maritime masih kebingungan menghadapi tekanan asing soal belanja alutsista contoh : kapal selam di bawah standar , kapal perang hanya kebutuhan standar bukan mebutuhan di lapangan indo butuh kapal besar destroyer penjelajah bukan Kcr , mengigat luas nya nkri berupa lautan lepas , tni au masih berjibaku dengan barang bekas dan alutsista latih .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halah gacor tok....

      Hapus
    2. Yataa..biar didukung dana segudang main tunjuk pengadaan alutsista kacau balau , hercules buatan 1978 , f16 buatan 86 engkong 2 di boyong ke tanah air kwkwkw....hercules 78 pas di buat ,bareng ama aq kwkw.....

      Hapus
    3. Jadi menurut ente ni kapal KCR ndak dibutuhkan gitu?yang realistis dulu lah sekarang ini mau beli destroyer??duite sopo??yang ane tahu kapal kelas destroyer harganya diatas 1 milyar dollar..untuk sekarang ini yang lebih pas Kapal ukuran KCR nyampe frigate dulu lah..kalo kedepan bolehdeh ngomong Destroyer kek,Cruiser kek....(Walaupun kelasnya KCR jangan remehin isinya broo..)

      Hapus
  2. tenang bung jangan risau soal senjata.krna senjata bukanlah konsumsi public,jdi tdk semuanya di publikasikan...soal kapal selam indonesia sudah punya 2 ks kilo dari rusia,dari total pengadaan 10 unit,baru terealisasi 2 unit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada juga tertipu oleh forum hoax :-s

      Hapus
    2. Ente aja yg kurang update... :p

      Hapus
  3. yang penting adalah penggunaan anggaran yang benar-benar efektif buat efek deterrent, dan pemetaan kekuatan TNI yang mampu mengcover wilayah NKRI. Apalagi melihat wilayah NKRI yang luas baik laut dan udaranya perlu diperkuat dengan arsenal yang berkualitas dan berdaya gentar yang tinggi.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  5. salut buat bp sby-diluar urusan politik kisruh,,secara proporsional kita patut acung jempol dg program alutsista RI-mezki belum lha full- reality aja'-akhir2 ini macam2 alutsista ber deterent angker mulai berdatangan tuk RI,tau sendiri di th2005+ kita RI di obok2 si malaysia singapore australia cs..moga kedepan nya RI segera miliki rudal balistic angker sekelas IRBM-SCUD,SCRUB,TOPOL M,lapan RX420 dan jangan ragu2 gebuk tuh si negri tetangga yg coba ganggu RI-karena merekapun tak ragu2 akhir2 ini suka rongrong RI-trims -salam heavy metal from van halen.

    BalasHapus
  6. Awas hibah F 16 adalah jebakan untuk pengalihan fokus kita ke sukhoi series terutama SU 35 BM,karena dibanding F16,F18 hornet SU 35 masih jauh diatasnya ,...dan satu lagi jebakan hibah hercules adalah untuk membunuh CN 295 yg walaupun bukan murni produksi pt.di,tapi pt di ada andil... ...WASPADALAH,karena mereka tdk akan senang bila TNI kuat,ingat kasus penyadapan tlpn BP.PRESIDEN yg dilakukan inggris,ausi dan usa.

    BalasHapus
  7. MAU COMMENT KAYA GMN PUN PERCUMA KALO GK DI BACA MENHAN/PETINGGI TNI

    BalasHapus
  8. beli alutsista aja bekas dan usang , indo semakin mundur dari segi teknologi

    BalasHapus
  9. Untuk angkatan laut Indo gak butuh destroyer! Butuh Fregrat dan korvet. Untungnya belanda lewat Damen schelde mau bagi ilmu pembuatan fregrat 10514. Jadi bisa dibuat di pabrik indo sendiri sebanyak yg dibutuhkan (indo minimal harus punya 100 fregrat) mengingat indo negara kepulauan terbesar didunia. Belum lagi kerjasama pembuatan kapal selam dgn korsel dan rusia (bengkel & perawatan). Bisa membuat indo makin mumpuni dilautan. Dari kerjasama pembuatan bengkel & perawatan dulu, lalu kedepannya dengan makin tau ilmunya, bukan tidak mungkin kapal selam kelas BNV bisa dibuat indo

    Klo angkatan udara, F16 sebanyak 34 buah ditambah yg punya indo 6 buah total jadi 40 buah + 16 sukhoi + 16 T50 GE menjadikan kekuatan udara indo terbaik di asia tenggara bahkan setaraf dengan australia. Yg saya dengar, amerika mengupgrade seluruh F16 indo menjadi blok 52. Sehingga setanding dengan F18 E/F super hornet. Tapi australia gak perlu takut, indo punya pakta kerjasama pertahanan dan saling damai dengan australia (pakta lombok). Dan indo merupakan negara yg tepat janji dan negara sahabat yg sangat baik dan tidak pernah menyadap/sabotage negara lain. Jadi australia gak perlu khawatir dengan indo

    Klo darat, indo mesti punya Heli serbu (macam AH64D apache atau Mil Mi35 Hind) yg banyak, klo perlu tiap provinsi ditaruh 1 skuadron. Percuma beli MBT, karena perang masa depan dibutuhkan support udara yg mumpuni. Klo masih mengandalkan MBT, hanya akan jadi bulan2an musuh yg menggunakan heli serbu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Fregat sigma sudah 4 tahun gambang ,lebih koyol lagi seumpama jadi di belli 35%lebih mahal yg di belli maroko , itu pun indo harus megeluarkan uang estra jutaan dolar buat peluncur peluru dan tot beserta Komisi yg kita bellom tahu jadi berapa total nya??? .....penguasa sekarang tinggal hitungan bulan , air alutsista pastilah ketara .

      Hapus
  10. mudik dlu ahh.... hibah hibahnya biarin aja....yg tau khan TNI AU. klo diembargo ya biarin..mereka dah pada dewasa.. berani berbuat berani tanggung jawab. yg jelas kita tau manuver politik AS dkk.. untuk masalah sadap menyadap..biar BIN yang menangani. kata gusdur " gitu aja kok repot " wkwkwkwkwk percuma dibahas ampr mulut berbusa jg gak hbs hbs... hehe selamat mudik pren...!!

    BalasHapus
  11. Salut pak sby!!! Yg menghujat belum tentu mampu!!!

    BalasHapus
  12. destroyer....destroyer..!! ngeliat aja belum pernah lansung nge-bacot! :-b

    BalasHapus
  13. Mas adi pratama! Memang benar! Perang modern memang bergantung dari kekuatan udara zaman sekarang ini! Tapi bukan berarti armada darat tidak usah dipersenjatai! Divisi MBT leopard indo tetap harus ada! Divisi ini jangan perang dimedan terbuka saat armada udara musuh masih kuat dan mobilitas tinggi! Divisi ini harus bergerak secara senyap dan tdk terlihat musuh dalam arti sembunyi dalam semak atau dikamuflasekan pergerakannya! Baik dalam kota (urban) mau pun rawa dan semak (junggle) harus terlindungi dari serangan udara! Ingat bagaiman divisi panser jerman begitu ditakuti dalam perang dunia ke 2! Karena mereka bergerak secara senyap dan menyerang saat tanpa diduga! Disaat pergerakan musuh tidak dupayungi armada udara! Jadi sifat perang MBT utk sekarang saya kira masih sangat strategis tergantung bagaimana startegy tempur panglima komandonya! Ingat yg menentukan menang bukanlah dari seberapa canggihnya alutsista yg dimiliki tapi man behind the gun lah yg menentukan! Walau dengan syarat jgn barang rongsokan juga dipakai utk perang zaman sekarang! Semua alutsista harus terawat dan selalu dalam kondisi siap tempur..! Behitulah mas..!

    BalasHapus
  14. Kira2 brapa ya anggaran untuk mef ke 2....

    BalasHapus
  15. 5000 rupiah mas bro

    BalasHapus
    Balasan
    1. 5000 rupiah sih buat bayar ojek bekasi jakarta kurang bro..haha

      Hapus
  16. LEK SBY,anggaran segitu dibilang besar kalo beli yg baru dan berbobot.
    Ini malah rongsokan.
    Di cibaduyut byk kayak gitu lek SBY.

    BalasHapus