Sabtu, Juli 20, 2013
21
UAV Heron TP, 28 Agustus  2012 (photo: IAI)
UAV Heron TP, 28 Agustus 2012.
JKGR-(IDB) : Terjawab sudah, pesawat tanpa awak / UAV jenis apa  yang menjaga perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan, termasuk patroli  hingga ke Kepulauan Natuna. Komandan Lanud Supadio, Pontianak, Kolonel Penerbang  Novyan Samyoga mengatakan, dalam waktu dekat 12 unit pesawat tanpa awak akan dioperasikan untuk mengawasi perbatasan Kalimantan.

“Pangkalan Udara Supadio Pontianak akan mengoperasikan pesawat tanpa awak dalam mengawasi wilayah perbatasan udara Indonesia-Malaysia.  Pesawat tanpa awak itu mengawasi seluruh wilayah perbatasan,” kata Novyan di Sungai Raya, Jumat (19/7).

Rencananya pesawat tanpa awak itu beroperasi pada awal tahun 2014. UAV ini sangat dibutuhkan karena pengawasan menggunakan tenaga manusia, dibutuhkan ribuan orang. Bahkan jika menggunakan pesawat biasa, tetap memiliki keterbatasan dari sisi bahan bakar, sehingga pengawasan  perbatasan tidak maksimal.
UAV Heron 1, 13 Agustus 2003 (photo: SSGT REYNALDO RAMON, USAF)
UAV Heron 1, 13 Agustus 2003.
“Dengan menggunakan pesawat tanpa awak, bisa mutar-mutar, ambil foto dan video, lalu pesawat kembali ke Lanud Supadio,” ujar Komandan Lanud Supadio, Kolonel Penerbang  Novyan Samyoga.  Menurut Dan Lanud Supadio, pesawat tanpa awak yang digunakan ada dua jenis, Wulung buatan lokal dan Heron buatan luar negeri.

“Kami sengaja menggabungkankannya, karena pesawat tanpa awak buatan Indonesia baru dibuat, sementara buatan luar negeri sudah maju dalam hal teknologi. Nantinya UAV Indonesia bisa meniru UAV luar negeri sehingga ke depan pesawat lokal kita semakin bagus,” ujar Dan Lanud.

Pesawat tanpa awak jenis wulung akan dioperasikan sebanyak delapan unit, sedangkan jenis Heron  empat unit.  Semua pesawat berkumpul di Lanud Supadio Pontianak dan dikontrol dari Lanud Supadio.
Perbandingan UAV Searcher dan Heron Singapura (Photo: RSAF)
Perbandingan UAV Searcher dan Heron Singapura.
UAV Heron Australia saat operasi di Afghanistan (Photo: Australian Defence Force)
UAV Heron Australia saat operasi di Afghanistan.
Selama ini kita masih ragu ragu tentang UAV  jenis apa yang akan datang di tahun 2013/204. Jika yang datang UAV Searcher MK II, maka bisa dikatakan agak ketinggalan jaman, karena UAV ini telah lama digunakan  Singapura dan kini diganti dengan jenis Heron. Keraguan itu terjawab sudah.

Dengan adanya  UAV Heron di TNI AU, kemampuan intelligen udara dari Indonesia akan lebih powerfull. Uav Heron mampu terbang selama 50 jam dengan ketinggian 10 km dan menghasilkan gambar yang full clour. UAV ini terbang dengan kecepatan maksimal 200 km/jam dengan jarak tempuh sekitar 400 km. UAV Heron bisa diprogram untuk terbang secara otomatis dari take off hingga landing  atau manual, atau kombinasi dari keduanya. 

Heron dapat secara otomatis kembali dan mendarat ke pangkalan, jika mengalami putus komunikasi dengan station kendali di darat. UAV ini memiliki kemampuan take off secara full otomatis dan bisa terbang di segala cuaca. 

Selain dapat mengusung berbagai jenis sensor UAV ini dapat digunakan sebagai pemandu/ penjejak target serangan artileri atau roket. Sensor berkomunikasi dengan stasion pengendali darat secara real time, baik menggunakan direct  line of  data link atau melalui relay satelit. 







Sumber : JKGR

21 komentar:

  1. TNI AU punya "mainan" baru :D

    http://tinyurl.com/terpaksa-kaya

    BalasHapus
  2. alhamdulillah pmerintah mau memakai UAV dlm negeri,
    smoga kedepannya BPPT bsa bkin UAV lebih canggih lagi,

    BalasHapus
  3. saatnya nyolong teknologi dari isroil hehehe... *evillaugh

    BalasHapus
    Balasan
    1. KITA BOLEH NYOLONG TEKNOLIGI ISRAEL, TAPI TIDAK BOLEH MENGAKUI NEGARA ISRAEL. NYOLONG DARI NEGARA JADI2AN BOLEH LAH

      Hapus
  4. Heron dengan cita rasa Pinoy :D

    BalasHapus
  5. Ke depan tambah buat daerah papua biar tentara tak mati sia2 ditembak OPM, bosen denger tentara tewas di tembak OPM......pesawat sangat dibutuhkan untuk daerah seluas Papua, jika tentara di serang OPM minta bantuan darat ya pasti terlambat tentara dah coid duluan sebelum bantuan datang klo pake pesawat/ helikopter kan lebih cepat.

    BalasHapus
  6. bisa di persenjatai atau enggak ya ne uav baru tni au...

    BalasHapus
  7. heron banyak yang mana?????belajar kacaunya sigma gak ada senjata,supertuvano gak ada suku cadang,...f16 rosokan gak jelas.....jangan sampai harga heron...yg datang ''searcher''.....heron ada short range...ada long range....kalau heron eitan...baru mantab.....kayaknya heron2an deh.....kabuuuuuuur

    BalasHapus
  8. ini mah..heron ecek2....sama aja sama searcher.....yg paling ganas,super duper canggih ya heron eitan....jarak 7500km...daya tahan 70 jam....ini baru namanya uav....kalau heron,searcher,hermes....hampir sama aja,jarak imut sekitar 200-300km aja...gak ngefek buat patroli laut,.....gak keren....baru kalau ada eitan...stroooooong

    BalasHapus
  9. BUATAN BANI ISROIL EHH...PHILIPINA..HEHE..,HARI GINI KOK MAU DIKAMUFLASE (KAYAK OPERASI ALPHA ERA SOEHARTO) YA GAK BISA LAH...!!

    BalasHapus
  10. tokokuka.com

    DVD Tutorial, Peralatan Komputer, Sepatu dan Batik Bola.
    Koleksi terlengkap dari kami untuk anda :*.

    baroinfo.com

    Info info unik, fresh, hot untuk kita semua.

    BalasHapus
  11. Waduh, apa beneran nih? itu cuma body kit nya heron tapi jeroannya udah beda? kabuuur

    BalasHapus
  12. Kalau TNI-AU jadi beli heron, biarpun ditampatkan di Pontianak ya tak mungkin mampu terbang sampai ke Natuna Besar. Jaraknya terlalu jauh dan berisiko tinggi pak. mendingan Heronya masukin ke Herki dan bawa ke Natuna.

    BalasHapus
  13. bantailah yang penting punya setelah tinggal kita sendiri yang modif. Indonesiakan rajanya modifikasi. Jayalah Indonesiaku

    BalasHapus
  14. kok produk israel dibeli.. kenapa gk kerja sama aja join develop bikin UAV dengan jerman atau rusia.. padahal kedua negara itu juga punya teknologi UAV yg tidak kalah dengan israel.. negara kita ini gk punya prinsip dan komitmen yg kuat dalam menyikapi zionis israel.. dan perkiraan dalam 2 tahun kedepan.. alutsista yang hadir mayoritas dari negara sekutu alias barat.. sementara rusia cuma 6 biji sukhoi.. seharusnya 50-50 utk mendeskripsikan kalo negara ini bebas dan tidak pilih salah satu blok kekuatan negara! kecewa saya dengan pembelian alutsista yg akhir-akhir ini mengerucut ke barat! nanti kalo dah di embargo baru nyaho dah loh...!!! jgn pernah lupakan sejarah.. ingat selalu pesan para tokoh kemerdekaan indonesia!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. @14.57. bro teknologi dan faham zionis beda. kita butuh teknologi tapi tetap beda paham karena kita bukan penganut Zionism. Tuh,,, Jerman, Turki dan Arab Saudi aja beli UAV nya ke Israel

      Hapus
    2. idiologi bisa kita tolak tapi teknologi ndak boleh kita tolak

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  15. Kasiaaan bangsa ini.. moralnya parah..duitnya terlalu banyak dijarah.. HERON.. hahaha jauh panggang dari api...

    BalasHapus
  16. Numpang promosi gan kunjungi tirtametal.blogspot.com

    BalasHapus