JAKARTA-(IDB) : PT Pindad (Persero) mendapatkan pesanan 82 unit kendaraan tempur
(panser) jenis Anoa dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun
ini. Untuk memproduksi panser tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
ini membutuhkan dana hingga Rp 800 miliar.
"Pesanan 82 unit panser Anoa itu berasal dari permintaan dalam negeri, khususnya TNI pada 2013," ungkap Direktur Utama Pindad, Adik Avianto Sudarsono.
Dia menjelaskan, panser Anoa yang dipesan oleh TNI tidak berbeda jauh dengan oleh permintaan negara lain. Namun pesanan mobil tempur tetap disesuaikan dengan strategi pertempuran yang diterapkan oleh TNI.
"Tapi kalau panser yang dijual untuk negara lain, harus izin dulu dengan Kementerian Pertahanan Indonesia. Karena kami kan tidak tahu apa kepentingan mereka beli panser produk Indonesia, khawatir itu musuh atau justru mau menyerang negara ini," papar Adik.
Dia mengaku, satu mobil tempur (panser) jenis Anoa dibanderol dengan harga sekitar Rp 8 miliar kepada TNI. Adik menghitung, total kebutuhan dana yang mesti disiapkan perseroan untuk mengerjakan puluhan unit panser hingga Rp 800 miliar.
"Pesanan ini kan proyek bertahap, tapi kami sudah mulai bekerja lembur mengerjakan produksi panser. Total kontrak dengan TNI untuk produksi 82 unit panser sekitar Rp 600 miliar-Rp 800 miliar dan kami sudah dapatkan komitmen dari tiga bank BUMN (BRI, Mandiri dan BNI)," tukasnya.
Dalam setahun, Adik mengatakan, pabrik manufaktur milik perseroan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat tersebut memiliki kapasitas produksi 60 unit-80 unit panser.
"Pesanan 82 unit panser Anoa itu berasal dari permintaan dalam negeri, khususnya TNI pada 2013," ungkap Direktur Utama Pindad, Adik Avianto Sudarsono.
Dia menjelaskan, panser Anoa yang dipesan oleh TNI tidak berbeda jauh dengan oleh permintaan negara lain. Namun pesanan mobil tempur tetap disesuaikan dengan strategi pertempuran yang diterapkan oleh TNI.
"Tapi kalau panser yang dijual untuk negara lain, harus izin dulu dengan Kementerian Pertahanan Indonesia. Karena kami kan tidak tahu apa kepentingan mereka beli panser produk Indonesia, khawatir itu musuh atau justru mau menyerang negara ini," papar Adik.
Dia mengaku, satu mobil tempur (panser) jenis Anoa dibanderol dengan harga sekitar Rp 8 miliar kepada TNI. Adik menghitung, total kebutuhan dana yang mesti disiapkan perseroan untuk mengerjakan puluhan unit panser hingga Rp 800 miliar.
"Pesanan ini kan proyek bertahap, tapi kami sudah mulai bekerja lembur mengerjakan produksi panser. Total kontrak dengan TNI untuk produksi 82 unit panser sekitar Rp 600 miliar-Rp 800 miliar dan kami sudah dapatkan komitmen dari tiga bank BUMN (BRI, Mandiri dan BNI)," tukasnya.
Dalam setahun, Adik mengatakan, pabrik manufaktur milik perseroan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat tersebut memiliki kapasitas produksi 60 unit-80 unit panser.
Sumber : SCTV
semoga PT Pindad tambah sugih :D
BalasHapushttp://tinyurl.com/terpaksa-kaya/
Pesan 'fustun' 2 skadron untuk tiap type dengan armament lengkap......hadeeh kalo masalah ginian aja cepet para politisi langsung borongan ga beli ketengan dan yg terbagus di kelasnya, tinggal yg lain diem asal kebagian dana meski ga ikut "make"....ini lah wajah nyata 'ummat' saat ini.
BalasHapusSeng penting di bayar...jangan ngutang.....
BalasHapuslaris manis...
BalasHapusNgaruh kagak kl peerang...seementara langit indonesia di hujaani bom tandan yg di bw peesawat teempur....mending bulatkan tekad utk s-300...
BalasHapusInilah keunggulAn dan ENAKNYA bila membikin sendiri alutsista dari dalam negeri.
BalasHapusMau buat berapapun gak bingung dengan memikirkan Arm Race region dan gak bingung akan tekanan asing juga gak b ingung dengan kecurigaan asing.
MANDIRILAH Industri militer dalam negeri..
Majulah industri asli indonesia........
BalasHapusmaju dan jayalah negeri tercintaku....
indonesia...........