Senin, Juli 15, 2013
3
JAKARTA-(IDB) :Direktur Jenderal Perhubungan Laut dari Kementerian Perhubungan, Bobby R. Mamahid, Minggu 14 Juli 2013, menyatakan bahwa  Indonesia dan China akan segera menggelar latihan bersama pencarian dan penyelamatan (search and rescue/SAR). Pagi tadi Tim SAR Kapal Hai Xun 01 telah tiba di Jakarta.

Rencananya latihan bersama itu akan digelar hari Kamis mendatang, sebelum Hai Xun 01 bertolak ke Myanmar.

"Latihan bersama akan dilakukan dengan tim Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP)," ujar Bobby di Pelabuhan Tanjung Priok port 2, usai meninjau Kapal Hai Xun 01.

Menurut Bobby, Indonesia bisa mempelajari banyak hal dari China terutama soal keselamatan dan keamanan di laut. Materi yang akan menarik dalam latihan bersama ini adalah soal SAR, keselamatan kapal, dan cara penanggulangan pencemaran lingkungan.

"Mungkin nanti juga bisa dijajaki kerjasama pembangunan kapal antara Indonesia dan China, mengingat China saat ini merupakan salah satu negara penghasil kapal terbesar di dunia," kata Bobby.

Dia lalu menjelaskan bahwa kerjasama China dan Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Salah satunya saat bencana tsunami mengguncang Aceh dan Sumatera Utara, China membantu Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) dengan memperbaiki kapal-kapal yang rusak.

"Intinya kerjasama dan melalui latihan bersama esok, kami ingin bertukar keahlian," kata Bobby.

Bobby mengatakan Indonesia juga memiliki kapal SAR seperti yang dimiliki China, namun ukurannya lebih kecil. Saat ini jumlahnya ada lima unit.

"Kapal SAR yang Indonesia miliki panjangnya sekitar 60 meter dan saat ini berjumlah lima unit. Rencananya Oktober mendatang akan ditambah dua unit lagi," kata Bobby.

Kapal itu merupakan buatan dalam negeri, salah satunya dikerjakan oleh PT PAL. Bobby menjamin kualitas kapal SAR Indonesia tidak kalah saing dengan Kapal Hai Xun 01 buatan China.







Sumber : Vivanews

3 komentar:

  1. Mengapa tidak di arahkan kerjasamanya dengan Bakorkamla yg merupakan wadah yg pas dalam kegiatan ini.
    Kestauan Penjaga Pantai dan Laut bukannya sdh melebur ke dalam Bakorkamla yg nota bene adalah Indonesian Cost Guards.
    Sebagai institusi yg secara yuridis diakui secara International, Bakorkamla seharusnya yg melakukan kegiatan latihan SAR ini dan bukan satuan KPLP lagi, kok masih rancu organisasinya ya alias acak kadut, lha fungsi Bakorkamla sebagai apa? Atau hanya sebagai koordinator saja.?
    Kalau sebagai koordinator kok mempunyai kewenangan yurisdiksi dan kelengkapan sebagai Cost Guards, walah tambah bingung.
    Mestinya Dirjen Perla yg juga masih Pati TNI - AL koordinasi dg KaBakorkamla yg juga Pati TNI - AL aktive, atau mungkin yg satu sdh bintang tiga, yg satu baru bintang satu / dua? Ada rasa sungkan maklum hubungan "sisun" kpd "mentor". Mungkin lho.

    BalasHapus
  2. ini sebagai ganti kerjasama pembuatan rudal yg gak jelas wakakakakak

    BalasHapus
  3. Omdo,prett .
    Negara penuh dongeng

    BalasHapus