BANDA ACEH-(IDB) : Satu pesawat asing yang
terbang dari Male, Maladewa, menuju Singapura terpaksa ditahan pihak
Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda karena tidak memiliki dokumen
terbang yang lengkap. Pesawat asing ini disebutkan milik militer Amerika
Serikat.
Komandan Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda Kolonel
Penerbang Supriabu mengatakan, pesawat dengan nomor registrasi US 305
ini tertangkap radar dan mendarat sekitar pukul 14.00 di Bandara Sultan
Iskandar Muda Aceh untuk mengisi bahan bakar.
"Namun, ketika kita
periksa dokumen penerbangannya, mereka tidak bisa menunjukkan alias
tidak punya. Makanya, pesawat dengan nomor penerbangan Magma 01 ini
kita tahan untuk sementara sambil terus meminta keterangan dari sang
pilot," ungkap Danlanud Supriabu, Senin (20/5/2013).
Pesawat jenis
Dornier 328 ini berisikan lima awak pesawat yang terdiri dari tiga
orang militer dan dua orang sipil. Pesawat dikemudikan pilot bernama
Kapten Tutle Colton Timothy asal Amerika Serikat.
"Semua awak pesawat ini tidak diizinkan meninggalkan pesawatnya hingga dokumen yang diminta bisa ditunjukkan," ungkap Danlanud.
Pesawat
dengan kapasitas 15 penumpang ini baru akan diizinkan kembali terbang
ke daerah tujuan jika awak pesawat sudah bisa menunjukkan surat
administrasi dan izin terbangnya.
Melintas Dan Mendarat Tanpa Ijin
Pesawat militer Amerika Serikat jenis Dornier 328 mendarat tanpa izin di
Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar. Pesawat
tersebut diduga salah mendarat sehingga terpaksa ditahan sementara oleh
TNI Angkatan Udara, Senin 20 Mei 2013.
Komandan Lanud Blang Bintang, Kolonel Supriabu kepada Tempo mengatakan pesawat itu mendarat sekitar pukul 14.30 WIB, dalam perjalanan dari Srilanka ke Singapura. "Setelah diperiksa, mereka tak punya izin. Kami arahkan untuk urus izin," ujarnya.
Awak pesawat terdiri dari lima orang, yakni dua sipil dan tiga militer. Mereka bahkan berencana menginap di Aceh, "Tapi kami larang," ujar Supriabu. Izin keberadaan mereka kemudian diproses ke Markas Besar TNI dan Kementerian Dalam Negeri, setelah ada izin mereka disuruh kembali terbang, tak boleh menginap. Izin baru difax dari Jakarta sekitar pukul 17.30 WIB. "Karena militer, harus ada izin Mabes," ujarnya.
Kendati demikian, kata Supriabu, proses diplomatik akan terus berlanjut oleh pemerintah, terkait keberadaan kesalahan mendarat pesawat tersebut. Data yang diperoleh Tempo, kelima awak pesawat warga negara Amerika Serikat adalah Tutle Colton Timothy (pilot/laki-laki), Priest Chyntia Ellizabeth (co-pilot/perempuan), Faire Loren Mattjew (teknisi/laki-laki), Moreno David Antonio (laki-laki) dan Sanchez Gaona Diego (laki-laki).
Komandan Lanud Blang Bintang, Kolonel Supriabu kepada Tempo mengatakan pesawat itu mendarat sekitar pukul 14.30 WIB, dalam perjalanan dari Srilanka ke Singapura. "Setelah diperiksa, mereka tak punya izin. Kami arahkan untuk urus izin," ujarnya.
Awak pesawat terdiri dari lima orang, yakni dua sipil dan tiga militer. Mereka bahkan berencana menginap di Aceh, "Tapi kami larang," ujar Supriabu. Izin keberadaan mereka kemudian diproses ke Markas Besar TNI dan Kementerian Dalam Negeri, setelah ada izin mereka disuruh kembali terbang, tak boleh menginap. Izin baru difax dari Jakarta sekitar pukul 17.30 WIB. "Karena militer, harus ada izin Mabes," ujarnya.
Kendati demikian, kata Supriabu, proses diplomatik akan terus berlanjut oleh pemerintah, terkait keberadaan kesalahan mendarat pesawat tersebut. Data yang diperoleh Tempo, kelima awak pesawat warga negara Amerika Serikat adalah Tutle Colton Timothy (pilot/laki-laki), Priest Chyntia Ellizabeth (co-pilot/perempuan), Faire Loren Mattjew (teknisi/laki-laki), Moreno David Antonio (laki-laki) dan Sanchez Gaona Diego (laki-laki).
Sumber : Kompas
coba kalo pesawat militer kita kesasar dilangit amerika apa tindakan amerika ma pesawat kita..mungkin diintercept..mungkin ditembak..
BalasHapussudah aturan dunia penerbangan kali om... pesawat cargo/sipil gk mungkin di tembak kalo bukan pesawat tempur.... baru kalo sudah diidentifikasi secara visual pesawat menggotong rudal/senjata baru deh di tembak jatuh kalo tidak mau diarahkan
BalasHapushmmmhhhhh 09:58 anda ni keliru besar...semenjak tragedy 11 september runtuhnya WTC ketika pesawat sipil dibajak dan dijadikan bom bunuh diri adalah pelajaran buat amerika..jangan harap pesawat sipil asing dengan mulus salah mendarat..diintercept iya..dikawal sampai mendarat..dan opsi terakhir ditembak jatuh mungkin apabila pilot tidak merespon contact radio. amerika tidak mentolelir apapun pesawatnya.
BalasHapuskenapa ga ada yg intercept ya sampe mendarat sendiri untung bahan bakarnya habis kalo ga udah bablasdeh , mang pada kemana penjaga radar ko sampe mendarat sendiri
BalasHapusKurang- kurang... harus ada skuadron pespur dan hanud yg cover aceh, sumut dan sumbar!!
BalasHapuskok ada militernya ya ?
BalasHapusjangan2 ada camera pengintai yg terhubung langsung dgn pntagon di dlm pesawatnya. Coba di cek lagi dgn teliti.
karena chip darpa sangat kecil dgn ukuran setengah kuku jari tangan manusia. dan biasa dipakai untuk keperluan GPS dan transfer data inteljen. Bisa jadi bomerang klo sampai benar terjadi.
Hati2 dgn amrik mana tau ada misi rahasia, dan menerjunkan agen2nya melalui terjun payung,untuk melemahkan indonesia, atau mengambil gambar dari udara pemetaan indonesia.
BalasHapuskacau
BalasHapusBagus sekali diintersep sekalian diturunkan dan ditahan pesawat militer om sam,lain kali diintersep lantas paksa turun dan ditahan skadron tempur F18 gugus armada kapal induk om sam?! Gimana yach....wani opo ora hayo?
BalasHapuswani turu ae kemulan sarong mas bro
BalasHapusaceh di incar..
BalasHapusamrik ada kepentingan
Ngibul trs. Saat mndarat & trjd tnya jwb sgkat, awak pswat lsg check in d hotel hermes. Apa juga blg awak pswat ga blh mnggalkan pswat sblm adm clear, apakh mgkn dlm 30 mnit surat2 ijin dr dephan, deplu bs clear.
BalasHapus