Minggu, Mei 19, 2013
2
JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Senegal berminat membeli dua pesawat CN-235 versi 220 produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk memenuhi kebutuhan VIP dan transportasi udara.

"Hal itu ditegaskan Menteri Angkatan Bersenjata Senegal Augustine Tine saat bertemu delegasi Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) antara DPR RI dan Parlemen Senegal di Kantor Kementerian Angkatan Bersenjata Senegal," kata Pimpinan Delegasi DPR Tantowi Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu malam.

Pemerintah Senegal juga ingin memulai kerja sama di bidang pertahanan melalui pelatihan bagi perwira militer dan polisi, selain juga upaya penguatan kerja sama di bidang politik terkait pemilu dan peran parlemen.

Pertemuan tersebut juga membahas mengenai rencana pembukaan kantor perwakilan Pemerintah Senegal di Indonesia, sebagai bentuk penguatan kerja sama setelah KBRI dibuka di Dakar pada 1982.

Dalam rangka mewujudkan hubungan bilateral saling menguntungkan, kedua negara tersebut sedang melakukan proses finalisasi draft nota kesepahaman mengenai Pembentukan Komisi Bersama.

Delegasi DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Senegal selama tiga hari, 14--17 Mei, yang diikuti oleh lima anggota dewan dari fraksi Demokrat, Golkar dan PDIP.

Sejumlah isu yang dibicarakan dalam pertemuan itu menyangkut bidang politik keamanan, ekonomi dan pembangunan di tingkat domestik, regional dan global.

Hubungan RI-Senegal secara resmi dijalin pada 3 Oktober 1980. Hingga saat ini hubungan kedua negara tersebut berlangsung baik di tingkat bilateral maupun multilateral dalam kerangka PBB, GNB, G-15, dan OKI.

Di bidang ekonomi, total nilai perdagangan kedua negara selama 2012 tercatat mencapai US$ 46.1 juta, dengan nilai ekspor Indonesia ke Senegal mencapai US$ 43 juta.

Komoditi ekspor tersebut antara lain berupa produk minyak hewani dan nabati, peralatan mesin, bahan kimia, sabun, pakaian, dan perabotan. 






Sumber : Antara

2 komentar:

  1. Afrika memang pasar potensial untuk produk PT DI. Negara2 yg ada disana bahkan tidak memperdulikan sertifikasi laik terbang pesawat.
    Oleh karenanya pesawat2 produk Russia laris manis di beli oleh mereka.
    Terbukti material Russia diakui memang tahan banting, dengan perawatan minim masih sanggup terbang spt biasa, begitu pula dg tank dan senjata serbunya bahkan dpt dikatakan material Russia jarang di rawat tapi tetep hebat performancenya.
    Disini PT DI menjajagi kondisi tersebut, monggo sadean sing kathah mas Bud. Agaknya cita2 mas Budi kesampaian kali ini.

    BalasHapus
  2. Tdk hanya berdagang saja tetapi hrs ada strategi pemasaran (baca, New Silk Road), kita ambil contoh cina sdg bisa masuk ke afrika dan mengalahkan negara2 barat utk berdagang pasaran afrika tahun 2011. Jadi mantan2 TNI bisa masuk ke Non Blok/Pan Islam, sbg komunikasi produk2 alutsista Indonesia ditawarkan kesana utk masuk pasaran afrika dan memberikan pinjaman lunak/bantuan militer. Salam........................

    BalasHapus