Sabtu, April 13, 2013
8
MADIUN-(IDB) : TNI Angkatan Udara menolak usulan pemerintah daerah yang meminta agar Pangkalan Udara Iswahyudi di Magetan, Jawa Timur, yang selama ini berfungsi sebagai pangkalan militer diperluas penggunaannya untuk kepentingan sipil.

"Usulan untuk memperluas fungsi Lanud Iswahyudi ke kepentingan sipil sudah kami ajukan pada tahun 2010, namun tidak disetujui. Waktu itu yang mengusulkan adalah para kepala daerah yang ada di wilayah Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, dan Nganjuk," ujar Bupati Madiun Muhtarom kepada wartawan, Jumat.

Menurut dia, penolakan tersebut karena Lanud Iswahyudi Magetan merupakan pangkalan militer yang banyak terdapat peralatan tempur, alat perang, dan juga senjata milik TNI AU. Dengan pertimbangan itu sehingga tidak akan mungkin dibuka untuk umum.

"Tidak ada izin dari Kepala Staf Angkatan Udara saat itu. Alasannya adalah untuk keamanan negara, karena di dalamnya ada alat perang TNI AU," kata dia.

Ia mengakui jika semisalnya di wilayah Madiun terdapat lapangan terbang sipil, maka daerahnya akan lebih dinamis. Hal tersebut karena keberadaan lapangan terbang akan memicu munculya bisnis ikutan di bidang ekonomi dan pariwisata, seperti hotel, restoran, tempat wisata, dan jasa biro perjalanan.

Hal tersebut tentunya sejalan dengan rencana pemindahan pusat pemerintahan Kabupaten Madiun dari wilayah Kota Madiun ke wilayah Caruban sesuai dengan PP Nomor 52 tahun 2010.

Pihaknya sangat mendukung upaya sejumlah kepala daerah di Jawa Timur untuk membangun lapangan terbang demi kelancaran akses transportasi, seperti yang sedang digagas oleh Kabupaten Bojonegoro dan lainnya. Terlebih, infonya izin telah keluar dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan juga TNI AU.

Meski tidak disetujui keberadaan lapangan terbang, pihaknya optimistis pengembangan wilayah Madiun dan sekitarnya akan terus berjalan.

"Setelah ini akan dibuka jalan tol Solo-Kertosono ruas Mantingan-Kertosono yang juga melewati Kabupaten Madiun. Keberadaan tol tersebut sangat penting dan mampu memberikan 'multiplier effect' yang luar biasa bagi warga Kabupaten Madiun, terutama di bidang sosial dan ekonomi," kata dia.





Sumber : Jurnas

8 komentar:

  1. Perlu segera dibuat jalan baru untuk mengganti fungsi jalan raya yg selama ini dipakai untuk menghubungkan Madiun - Ngawi dan Magetan.

    BalasHapus
  2. Terlalu terbuka yaa cak boleroes..
    Lagian wacana untuk dijadikan bandara komersial terlalu riskan dengan strategisnya pangkalan itu.
    Cukup dipakai untuk vip dan vvip pejabat negara saja.

    ada kenangan memorabilia dengan iswahyudi cak?bisa diceritakan

    BalasHapus
  3. Pd saat kecil, dg dibonceng speda onthel oleh alm Bp, sy berkunjung ke "Maospati" yg termasuk lumayan jauh dari daerah kerkoop Njuritan, Madiun. Sydiajak masuk ke bomber B-25 "Mitchell" yg juga berfungsi sbg pengintai udara karena moncong pesawat memakai kaca transparan.setelah itu ke belakang duduk di kursi gunner 12,7 mm. Jaman pesawat pancar gas, kembali saya menyaksikan terbangnya pesawat Vampire dari Inggris, dan waktu jaman Mig berdatangan bangga sekali saya dg aksi "SoonicBom" Mig -21 yg menyebabkan beberapa kaca toko di seberang Hotel Merdeka bergetar hebat.
    Kalau Tu-16 keliatan lamban terbangnya, dan kebetulan salah satu kerabat saya jadi awak TU-16 tsb, waktu itu jadi RTU ( Radio Telegraphis Udara) saat saya diajak masuk ke TU -16 saya pengin duduk di pantat pswt, tempat gunner suasana sangat sepi dan pandangan keluar yg terbatas membuat saya "bergidik".
    Masa pesawat A-4 Skyhawk sedang di up grade avionicnya dari Ferranti sistim menjadi WDNS dari Elbit, kembali saya menyambangi kurang lebih hampir tiga bulan terus menerus. Disitu saya kembali kumpul dg Pilot jagoan diantaranya, Alm Marsda TNI ( Pur) Djoko
    Purwoko, alm. Marsda TNI (pur) Ganjar W dan Lettu Yudhi Toto.alm crash di Juanda Waru dg pesawat Fokker F-27 Merpati. Disamping terus menerus ikut training pilot muda di Skd 11 Pbr, dan Skd 12 di Hnd, makassar dimana saya ikut memberi bantuan teknis kpd Lettu Pnb IB Putu Dunia skrg Beliau Marsekal bintang empat dan menjabat KSAU, disamping memberi dorongan semangat kpd Dan Skd 12 LtkPnb Teddy Sumarno, terakhir beliau Marsda TNI ( Pur) dlm mempercepat akselerasi pemahaman sistim baru yg digital. Setiap saat diadakan latihan menembak dg straffing roket 2,75 inch dan bomb exercises dimana tiga pilot yg saya sebut diatas ( Fx Djoko P, Ganjar W dan Yudhi Toto ) merupakan "jago"nya. Kita juga menyiapkan perangkat elektronik yg setiap saat sblm pswt mengudara dpt dipakai sebagai kalibrasi WDNS.
    Puncaknya adlh demo di Karangtekok, Asembagus, dimana selain straffing roket dan pengeboman dg peluru tajam juga di demokan penembakan bom pintar ygberhasil dg sukses. Demo ini disaksikan seluruh petinggi TNI dimana Panglima TNI waktu itu di jabat oleh Jendral Tri Sutrisno. Untuk demo tank PT -90dan BTR -50 dan Tank AMX -13 hasil retrofitting disiapkan team lain, namun untuk A-4 Skyhawk dan demo merian PSU S- 60, 57mm saya yg memegang kendalinya. Peristiwa ini dilaksanakan pada awal tahun 1990-an.

    BalasHapus
  4. Wah, Vampire? Pernah mampir ke Iswhayudi? Wow.
    Mampir saja, atau sedang promosi, Om? Baru denger tuh. He3...

    Salam kenal.

    BalasHapus
  5. Pro , rudyrudy, wajar saja mungkin jaman Vampire anda belum lahir.
    Vampire ini kemudian di jual ke Pakistan, dan mulailah era Mig, dimulai dg UTI MIG -15, 17,19,dan21.

    BalasHapus
  6. wah, pak Boleroes memang tiada lawan...

    BalasHapus
  7. Mister Boler. sering ke maspati juga ya. wah, kampung halaman saya tuh. 1 Km sebelum terminal maspati dari arah ngawi.

    BalasHapus
  8. Saya sendiri yang orang Madiun asli juga gak setuju kalau Pangkalan Iswahyudi ditambah penerbangan sipil. Mending diperbaiki (ditambah) akses ke Solo yang melayani khusus ke Bandara

    BalasHapus