JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menyatakan tidak lama lagi senjata baru TNI
Angkatan Darat yakni tank tempur utama Leopard dan tank tempur menengah
Marder tiba di Indonesia. Sesuai rencana, kedua tank asal pabrikan
Rheinmettal, Jerman ini tiba secara berangsur mulai Oktober 2013.
"Tank Leopard dan Marder yang datang bukan cuma contoh saja, tapi sudah yang produksi," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat ditemui kemarin malam di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 18 April 2013.
Sjafrie melanjutkan, rencananya pengiriman kedua tank akan rampung akhir tahun 2014. Jumlah tank yang akan dikirim Jerman sebanyak 153 unit. Yakni tank Leopard Ri sebanyak 61 unit, tank Leopard 2A4 sebanyak 42 unit, dan tank Marder sebanyak 50 unit. Pembelian tank ini disebut tidak melebihi pagu anggaran sebesar US$ 280 juta.
Pembelian tank ini juga dilengkapi dengan kesepakatan transfer teknologi yang diteken November 2012 lalu. PT Pindad dan Bengkel Pusat Angkatan Darat akan mendapatkan kerja sama pelatihan untuk perbaikan ringan hingga berat.
Kehadiran 153 unit tank ini diharapkan bisa menambah kekuatan TNI AD. Saat ini Indonesia belum juga punya tank kelas berat yang mumpuni. Selama ini TNI AD mengandalkan tank tempur ringan seperti Scorpion buatan Inggris, tank AMX-13 dan AMX-10p. Ketiga jenis tank ringan itu terbilang uzur, sebab diproduksi sejak tahun 1940-1950an.
"Tank Leopard dan Marder yang datang bukan cuma contoh saja, tapi sudah yang produksi," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat ditemui kemarin malam di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 18 April 2013.
Sjafrie melanjutkan, rencananya pengiriman kedua tank akan rampung akhir tahun 2014. Jumlah tank yang akan dikirim Jerman sebanyak 153 unit. Yakni tank Leopard Ri sebanyak 61 unit, tank Leopard 2A4 sebanyak 42 unit, dan tank Marder sebanyak 50 unit. Pembelian tank ini disebut tidak melebihi pagu anggaran sebesar US$ 280 juta.
Pembelian tank ini juga dilengkapi dengan kesepakatan transfer teknologi yang diteken November 2012 lalu. PT Pindad dan Bengkel Pusat Angkatan Darat akan mendapatkan kerja sama pelatihan untuk perbaikan ringan hingga berat.
Kehadiran 153 unit tank ini diharapkan bisa menambah kekuatan TNI AD. Saat ini Indonesia belum juga punya tank kelas berat yang mumpuni. Selama ini TNI AD mengandalkan tank tempur ringan seperti Scorpion buatan Inggris, tank AMX-13 dan AMX-10p. Ketiga jenis tank ringan itu terbilang uzur, sebab diproduksi sejak tahun 1940-1950an.
Sumber : Tempo
Nangis dong Belanda jadinya HAHAHAHA...biar mampoos sok paling merasa polisi HAM sih
BalasHapusGwa aminin aja deh (Amiinnnn), ntar molor lagi dari bulan oktober jadi Januari 2014... lebih baik nunggu sampe ini Leopard2nya bener2 di tanah air, baru deh guling2 n koar2 ke Blog tetangga Malingsia....
BalasHapusSudah terlambat thu Belande sialannn....
BalasHapusSekarang Menhan bidik Leopard milik Spanyol....Buat MEF II
Agresi Militer I dan II adalah pelanggaran HAM berat,.,.
BalasHapusSemoga tidak menimbulkan masalah besar setelah barang itu datang nanti.
BalasHapusSeperti, kendaraan oplegger, jembatan, serta kapal pengangkut apabila barang tersebut diperlukan untuk di gelar di luar P.Jawa.
Namun kalau hanya di jogrokkan di garasi untuk memenuhi unsur "menakutkan" abaikan kekawatiran tersebut diatas.
Walau usia tank AMX-13 sudah tua, namun perlu dipertimbangkan untuk melanjutkan modernisasinya lewat program Retrofitting.
BalasHapusTank tsb sangat pas untuk dipakai TNI kita disesuaikan dg medan dan geography wilayah, dan sudah terbukti bahwa dengan program Retrofitting yg dilakukan Korps Marinir TNI -AL, tank PT - 76 berubah jadi PT -90 karena mengganti meriam lama ukuran 76 mm menjadi lebih besar yaitu 90 mm dan mampu melontarkan peluru berbagai type diantaranya HET, HEAT, sd. APFSDS. Dan begitu pula BTR -50 berubah menjadi BTR -50 P.
Kedua tank tersebut sampai sekarang tetap jadi andalan ranpur Korsp Marinir TNI-AL bahkan sampai pelaksanaan Latgab TNI sekarang tank amphibi BTR - 50 P menjadi tulang punggung.
Jangan menganggap program Retrofitting merupakan program sia-sia, keliru, karena tetap dpt mempertahankan jumlah, peningkatan performance dan lebih penting lagi sangat -sangat menghemat anggaran dan aspek ToT terjadi dengan automatis karena program tsb dpt dikerjakan di dalam negeri.
Hayo, siapa yg kaok- kaok menyebutkan uzur, kuno, thd material alutsista kita yg lama, kalau hasilnya konkrit seperti tank amphibi Korps Marinir.
Jawab yg logis, !!!
setuju sama Boler,MBT memang penting tapi Light Tank juga di butuhkan.Lagian AMX-13,PT-76,BTR 50 sudah battle proven.kalo masalah perfomance kan bisa d retrofit dari dapur pacu sampek persenjataan.kan eman daripada nongkrong d museum kalo masi bisa di pake.
BalasHapusTentunya pergantian alutsista lama dengan yg baru menurut saya tetap harus dilakukan disamping meretrofit semua alutsista tua agar tetap joshh.. Saat dipakai bertempur. Tapi yang patut dipertanyakan biaya retrofit apa bisa sehebat dan secanggih teknologi yg terbaru,contoh F16 upgrade ke seri 52 hibah ke tni au apa sebagus F16 blok 52 punya singapur? Tank amx upgrade apa bisa secanggih scorpion/marder? Kalo menurut saya tetap ga bisa! mending kombinasi baru dan lama tapi lebih diutamakan yang baru yg pasti lebih canggih.
BalasHapusmudah2an prototype tank mediumnya tahun depan keluar...
BalasHapusAno oo.23. Sudah pernah melihat sendiri kondisi alutsista kita yg sudah mengalami rekondisi atau refitt, retrofitt dan refurbish belum?
BalasHapusKalau belum coba gunakan kesempatan waktu ada pameran, atau waktu ada defile, ano 00.23 dpt menanyakan kpd prajurit TNI beda antara kondisi tank PT-76 atau BTR-50 sebelum dan sesudah retrofitt.
Begitu pula kondisi meriam S-60 57 mm sebelum dan sesudah retrofitt.
Sebagai pengantar tank amphibi Korps Marinir TNI-AL sebelum retrofitt menggunakan meriam 76 mm tetapi setelah retrofitt memakai meriam 90 mm. Mesin lama di ganti dg mesin baru diesel turbo 2tak yg memberikan kekuatan dorong lebih besar.
Yg lebih hebat lagi, setelah di retrofitt, tank tsb di lengkapi dg SKS atausistim kendala senjata yg computerised, dan di tambah dg LRF atau Laser Range Finder yg belum pernah ada sebelumnya.
Sehingga dg demikian tank mampu mengunci sasaran baik bergerak maupun tidak bergerak dan mampu melontarkan peluru 90 mm dari berbagai type.
Dg demikian, tank tsb keluaran kuno tapi setelah di retroffit menjadi tank baru seperti tank Marder atau Leopard karena memiliki kemampuan seperti tank modern sekarang.
Demikian pula dg meriam penangkis serangan udara S-60 57mm, setelah di retrofitt dan merombak platform serta melengkapi dengan peralatan sensor optronic dan LRF maka bukan lagi meriam PSU kuno yg digerakan secara manual, namun sudah dpt dikendalikan secara remote control dan menghasilkan hit probability tinggi.
Perihal pesawat F -16 yg akan kita terima itu kan hasil refurbishment alias menghidupkan dari kondisi "mati" di gurun Moyave, Arizona , Amrik.
Perihal type avionilnya apakah akan ditingkatkan dan demikian pula kekuatan mesinnya apakah mau diganti dg yg lebih kuat, saya maaf tidak dpat menjawab, karena tidak mengikuti perkembangannya.
Kesimpulannya, sebaiknya tidak meremehkan program retrofitting material lama, karena program tersebut telah terbukti "Jozh" untuk menaikkan performance material alutsita kita, dengan biaya rendah dibanding membeli baru dan dg performance sama, ToT dpt berlangsung secara konkrit, dan menghasilkan jumlah yg banyak di banding kalau beli baru.
Contoh saja Ukraina atau Belarusia yg melaksanakan program retrofitting material alutsista dg hasil yg sangat memuaskan.
Tapi kalau nafsu belanja dg iming-iming komisi itu yg menjadi tujuan abaikan komen saya ini.
Silakan memuaskan diri dg pembelian alutsista baru karena faktor komisi yg akan mengakibatkan anda jadi orang kaya baru di Indonesia dan semoga kekayaan material itu memuaskan diri walau cuma sebentar.
Stujuh dg beli baru, kang boler leopard dah sering ikut perang, kalo tank hasil retrofit refit atau refirbush atau apalah istilah nya itu belum teruji baru dipajang, di lihat, dan di pegang, terus di jelasin dgn jiwa korsa oleh si boler!!! Jadi sudah lah pemerintah jgn di curigain melulu!!!
BalasHapusMosok tank PT -76 dan BTR-50 serta AMX -13 kitabaru pajangan sih? Tank-tank itu sudah sangat battle proven di setiap kegiatan latihan atau operasi tempur sesungguhnya di Indonesia.
BalasHapusSedang Leopard, Marder menurut saya baru terbatas sebagai alat penggertak dan belum pernah mempunyai catatan sebagai tank tempur dg pengalaman tempur yg sesungguhnya.
Kalau tank M1Abram, Merkava, benar sudah pernah terjun ke pertempuran yang sesungguhnya.
Saya tidak curiga atau tidak setuju pengadaan atau pembelian tank Leo kek, Marder kek, tidak jangan marah-marah kan saya tidak mengganggu pribadi anda tidak protes program pemerintah /TNI.
Yang jelas saya menilai komen anda perihal retrofitt, refit dan refurbish material alutsista tidak benar dan ano menghakimi diri sendiri yang tidak mau melihat realitas yang ada, ano patut diajak ke kenyataan yang ada, anda sudah kena penyakit snobis akut. Kecian banget.!!!
Inilah penyakit nya boler mulai kambuh, anda memang gak mencurigai pemerintah tapi menuduh menerima komisi dan anda kataka mereka pilih komisi dari pada kenyataan kehebatan retrofit tank mu itu!! Dan anda yg mulai menyerang pribadi orang duluan dg tuduhan mu itu!! Sy cuma mengingatkan ini kan hanya komentar kami atas komentar mu! Perkara logis atau tidak, sopan atau tidak, cerdas atau tidak biarkanlah itu pada pribadi masing2!!!
BalasHapusamx 13 kalo dipasangi RCWS keren juga.. ^_^ tambah ganteng koyo arjuno... PT 76 serasa 90mm soyo manteeeb... BTR 50 versi howitzer 105mm, APC komodo bawa mistral..siippp..tapi kapan ya..punya Anti Air Defence berplatform tank..kaya pantsyr/tunguska
BalasHapusRAWE RAWE RANTAS MALANG MALANG PUTUNG
BalasHapusAYO MAJU TERUS TNI RAKYAT BERSAMAMU
Bro Yulius Erry, saya pernah ikut kegiatan Presentasi perihal teknology AA Gun diatas chasis tank dengan menggunakan meriam 30 mm. Chasis yg dipilih adalah chasis PT -76 karena mempunyai kemampuan amphibi dan juga ini dimaksud untuk melindungi operasi amphibi Korps Marinir TNI -AL. Dilengkapi dg piranti optronic dan radar jarak sedang serta LRF atau Laser Range Finder.
BalasHapusNamun tidak jelas kelanjutannya, yg pasti sistim senjata ini diproduksi di dalam negeri, bukan import.
muantab..tu...kang bole.. kalo pake chasis pt 76 dengan AA guns 30mm harusnya sudah bisa perkuat arhanud..yang bersifat mobile..gak seperti giant bow..yang replacement ditempat itu juga,untuk pindah musti ditarik jeep dulu atau..walah kesuwen.. trus kelanjutan TOT dengan pihak Daewo untuk buat Panzer Tarantula gmna tu ya..??? tapi mustinya TNI-AD yang gagas hal ini, bukan dari marinir..khan PT.76 punya marinir, kalo TNI AD dipake di AMX 10 atau Alvis Stormer bisa jadi. tapi mengingat Alvis Stormer yang versi Medic tu sebenernya gak begitu fungsi juga khan sudah bisa pake ANOA sekarang..? dengan demikian AA guns bisa diaplikasikan di Alvis Stormer.
BalasHapussetau saya F16 blok 52 milik tiap negara pengguna itu konfigurasinya ga sama. tergantung negara pemesannya...
BalasHapussy setuju koment retrofitnya kang bole. kalo kita sdh bisa retrofit dgn teknologi terkini, tidak lama lagi mungkin kita juga bisa membuat tanknya lengkap dengan fitur terkini...
BalasHapusalhamdulillah..semoga bisa datang thn ini sesuai rencana,tank leopard Ri yg 61 unit sebar di kalimantan,leopard 2A4 taruh p.jawa,tank merder taruh di papua dan P.jawa,klo PT pindad SUDAH produksi tank medium merder maka sumatra,sulawesi dan p.jawa.
BalasHapusBro Yulius Erry, tank AMX - 10 P hanya dimiliki Korps Marinir TNI - AL.
BalasHapusSedang Tank AMX - 13 paling banyak di miliki Korps Kavaleri TNI - AD.
Diantara AMX - 13 itu ada hibah dari kerajaan Belanda cirinya di dalam tank ada manual instruction berbahasa Belanda " Achtret" yg artinya mundur, serta AMX dengan meriam 105 mm sebagai Artelery swa gerak. Sedang AMX - 13 dg lkanon 90mm sudah ada beberapa unit yg telah di retrofitt di Bandung dg teknology dari pabrik "Sabiec" Belgia.
Kemudian akan di lanjut oleh pabrikan IMI dari Israel tapi batal. Bro Yulius Erry saya pernah mengikuti retrofitt AMX -13 di dekat Bogor dan telah sukses uji coba dimana Karang tekok, Asembagus, Bondowoso,Jatim menjadi ajang kebolehan tank AMX - 13 hasil retrofitt dg hasil sangat me muaskan untuk penembakan sasaran diam, bergerak, artelery baik kondisi malam dan siang hari, hujan dan terik matahari tidak sedikitpun mempengaruhi performance tank AMX -13 hasil retrofitt tsb.
Saya juga sangat setuju dengan retrofit Tank tua krn dpt meningkatkan kemampuan tank-tank tersebut menjadi lebih garang,lebih tajam dan lebih mematikan, Apalagi kalau dipasang perlindungan Aktif seperti yang dimiliki tank XK2 Korsel yang bisa mendeteksi ancaman peluru yang datang dan otomatis meluncurkan peluru ke arah ancaman yang bisa meledak menjadi tameng dan meledakan/melemahkan peluru yang datang sehingga tidak dapat mencapai sasaran yang dituju dan hanya tinggal serpihan kecil yang tak akan berakibat fatal, mungkin kalo mencapai sasaran hanya akan menggores catnya saja.
BalasHapusSaya pernah bicara dengan pesiunan crew tank amx sewaktu tugas di timtim, tank tersebut buatan perancis yang dihibahkan dengan pendanaan jepang sebagai pampasan (ganti kerugian) perang dunia II. Tank "ringan" seperti amx cukup sering menimbulkan kecelakaan pada crew seperti terguling atau masuk jurang akibat kondisi jalan. Mudah2an tank leopard bisa tidak mendapat kendala seperti MBT T76 Vietnam Utara yang bisa 'menusuk' pertahanan amrik.
BalasHapusSeharusnya dlm setiap mengkaji kebijakan janganlah dilihat scr partial. Semua kebijakan pasti ada tujuannya, baik kebijakan retrofit maupun pengadaan baru. Semua kebijakan tersebut muncul karena pertimbangan anggaran, teknologi, kapasitas tempur & kondisi lingkungan strategis. Semua ada hitungan & analisanya.
BalasHapusKenapa kita perlu melakukan retrofit, hal itu karena keterbatasan kemampuan anggaran dg jalan mengoptimalkan eksisting alutsista sesuai kebutuhan saat ini, tanpa mengurangi kapasitas tempur.
Kenapa kita perlu pengadaan alutsista, hal itu juga berdasarkan pertimbangan kemampuan anggaran, teknologi alat perang saat ini yg pd kenyataannya teknologi alat perang kita telah ketinggalan, peningkatan kapasitas tempur yg disesuaikan dg kondisi lingkungan strategis, & hal yg paling utama utk jangka panjang adalah upaya trasfer teknologi.
Kenapa ada yg apriori, itu sah-sah saja selama utk kepentingan positif sbg bahan koreksi. Namun yg perlu ditekankan, semula alasan hrs berdasarkan kajian & analisa yg matang & tidak ngawur. Suatu misal bhw ada pernyataan Leopard 2 blm battle proven, hal ini dasar kajiannya dr sisi mana. Kita ketahui bersama Hull MBT Abram menggunakan produk Reimental Jerman yg juga digunakan utk Leopard. Jd otomatis jika MBT Abram dibilang battle proven maka Leopard juga demikian, apalagi berdasarkan kajian armor menunjukkan kemampuan lebih pd leopard.
Dg demikian yg perlu kita pahami bersama, bahwa setiap kebijakan ada nilai positifnya. Kita tdk bisa mengatakan yg lama yg terbaik, krn dg begitu kita akan ketinggalan dlm berbagai aspek. Sedangkan ada kebijakan bhw pengadaan baru lebih hebat, tapi kita harus sadar akan kemampuan anggaran kita. Jadi utk saat ini kebijakan yg tepat buat Indonesia adlh dg menggabungkan 2 kebijakan tersebut. Namun yg paling utama utk jangka panjang adlh peningkatan kemandirian alutsista. Banyak kelemahan yg terjadi selama kita masih tergantung thd produk negara lain, baik dr segi anggaran, kapasitas tempur, teknologi & politik.
Semoga setiap kebijakan pengembanan alutsista membawa Indonesia lebih kuat & lebih maju.
Setuju dah... Ma komen mas ferry cinta indonesia. Ni masuk akal...
BalasHapusngemeng2 kok Saladin,Saracen, Ferret,Btr-40 kok gak pernah kelihatan ya....
BalasHapuskatanya sudah di retrofit,eman juga kalo di buang kan bisa buat patroli di perbatasan,
begini bung boloroes dan kawan2 diatas, dengan program retrofit tank indonesia sekarang, memang benar menambah umur pakai, tapi menurut saya meskipun sistem elektronika tank di-upgrade, tetap saja sistem proteksinya tidak ada yang bisa menahan rudal anti-tank/roket anti-tank. indonesia, tidak seperti singapura, menurut saya masih mengedepankan aspek kuantitas dibanding kualitas. lihat saja, salah satu spek yang tidak diambil dalam paket leopard 2 RI adalah sistem 'battlefield management'. pembelian heli Apache AH-64D ditangguhkan, diganti dengan pembelian Bell-412 yang dipersenjatai. memang dalam beberapa aspek kualitas juga digeber, seperti SPH CAESAR yang kita beli, namun secara garis besar kita masih mengedepankan kuantitas dibanding kualitas. harusnya program modernisasi TNI bisa seperti program 3G soldier singapura..... yah meskipun masih berandai andai ane disini :) :)
BalasHapusStuju dg fery cinta indonesia, kang feri tlg dong kita di kasih pencerahan lg dg suasana "berbagi" seperti itu! Enak ngebaca dan menerima info dari mu!!!
BalasHapusAnggaran terbatass nkri karna kiata salah pilih kepeminpinan tahu sendir di jarah berjemaah ,yata 2 patgulipat harga .ahirnya geluh semua mana ada cukup kalau pada jadi lintah darat orde baru masih melekat lebih baik di renofasi dari pada belli baru kan lebih banyak untung nya dari pada belli alusista berkualitas .kita bicara jujur siapa penguasa sekarang ????
BalasHapusIya.. apalagi yg sebelum pmernth skrg ini.. BUMN Apaan saja ingin d jual, korup, maling berjamaah, dan Sukhoi yg 4 duluan itu ternyata second.. kena upgrade deh yg skrg.
Hapusretrofit cuma sebatas upgrade senjata, kekurangan retrofit adalah DIMENSI, kita jago modif tapi klo demensi kendaraan tidak mupuni menggotong senjata terkini jd bumerang sendiri.
BalasHapusIbaratnya kiwil bawa Gatling, kedodoran dan terbatas.saya gak ungkapkan karena itu juga suatu kelemahan tersendiri
mana yg masi bisa di pake ya di pertahankan dgn cara di retrofit,gak selamanya alutsista lawas gak mumpuni,misal BTR-40 bagus kok lapisan bajanya,kalo cuma di banding P-2,Komodo ya gak kalah.sudah sekian lama rangka n chasis masih utuh,itu membuktikan kalo kualitasnya manteb.
BalasHapusseharusnya dioptimalkan saja pada modernisasi, sebab retrofit itu hanya menambah beban pada biaya pemeliharaannya, apalagi udah retrofit ditambah pengadaan baru...hadew...semakin bengkak anggaran maintenance.
BalasHapusKalau emang berniat untuk modernisasi sebaiknya alutsista yang jadul/retrofitan dihapus saja, atau guna keperluan R&D.
Jelas beda dong, sehebat-hebatnya retrofit, refurbish atau renovatif, tetap gak bakalan bisa ngalahin produk termodern dan tercanggih untuk saat ini. Kecuali kalau hanya difungsikan untuk melawan separatis.
tul gak prend?
Tuuuh kan antar pembaca aja beda pendapat, apalagi mereka para pejabat dan dpr yg menguasai permasalahan!! Jadi jangan lah selalu memeandang pemerintah itu salah!! Kata sby itu penilaian yg gak jujur sama tidak jujurnya dgn mengatakan semuanya baik!!!
BalasHapusMemang orang jujur di Indonesia saat ini hanya Sby yg lain diragukan kejujurannya. Apalagi kejujuran anggota DPR dan ano-ano yg memberi komentar di blog ini sangat di ragukan kejujurannya.
BalasHapusPokoknya saat ini di Indonesia orang yg paling jujur hanya Sby.
Yang lain kejujurannya ke laut ajah.
Hidup kejujuran Sby.
Ano 16.54 memang antek Sby jadi nggak boleh masyarakat mengatakan bahwa pemerintahan Sby itu salah, nggak ada yg salah di pemerintahan Sby yang ada cuma keblingernya ano 16.54 dalam memberi komentar, dasar orang dusun kurang gaul, otaknya cuma pas-pasan, jadi ya maklum bin mafhum terhadap komen anda yg anomali bin bodoh se bodoh2nya.
BalasHapusAno 17.46 ente yg bahlul alias koplak, lihat dan baca dulu komen ane dengan bener jgn dungu dong!!!! Sby emang gw suka!!! Dan yg pasti elu gak se ujung kuku nya beliau!!! !
BalasHapuspak SBY sudah tiarap...
BalasHapusgak sempet mikir pertahanan,lagi mikir nie caranya selamat pasca lengser...
logikanya kalo jujur n bener ngapain pake ketakutan gt....
lebay bgt....