Alasan kunjungan kerja ini ke Ukraina adalah karena negara pecahan Uni
Soviet tersebu memiiiki keunggulan persenjataan. Mereka punya misil
balistik berdaya jangkau antar benua.
JAKARTA-(IDB) : Sejumlah anggota Komisi I DPR mulai mengisi masa reses dengan kunjungan
kerja ke dalam dan luar negeri. Ukraina, negara inilah yang dituju
Komisi I untuk dikunjungi pada 14-18 April 2013.
Sedikitnya
11 anggota Dewan akan bergabung dalam rombongan ke Ukraina. Dipimpin
Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq (PKS), rombongan ini terdiri dari Agus
Gumiwang Kartasasmita, Nurul Arifin, Tantowi Yahya (Golkar), Hari
Kartana, Lucy Kurniasari, Nani Sulistyani Herawati (Demokrat), Heri
Akhmadi (PDIP), Mardani Ali Sera (PKS), Husnan Bey Fananie (PPP), dan
Andi Muawiyah Ramli (PKB). Turut pula dalam rombongan ini, Marsekal Muda
Tanto Suryanto dari Kementerian Pertahanan, Suprihartini dan Warsi
(Sekretariat), dan Begi Hersutanto (staf ahli delegasi).
Husnan Bey Fananie, salah satu anggota delegasi, mengatakan, rombongan bertolak dari Tanah Air pada Sabtu (13/4) malam.
"Kunjungan
ke Ukraina ini pada dasarnya untuk meningkatkan kerja sama industri
pertahanan dengan negara tersebut. Ini dalam rangka memodernisasi
alutsista TNI," ujar Husnan Bey Fananie kepada JurnalParlemen, Minggu (14/4).
Alasannya,
Ukraina adalah negara pecahan Uni Soviet yang memiliki keunggulan
persenjataan. Negara ini memiliki misil balistik yang berdaya jangkau
antarbenua, salah satu senjata yang menggentarkan Amerika Serikat.
"Kita
ingin menjajaki kerja sama pertahanan. Kita harapkan Ukraina dapat
melakukan transfer teknologi. Sebab, kita baru tahap pengembangan roket
berjangkauan 100 km. Kalau kita bisa menguasai teknologi seperti mereka,
setidaknya kita bisa mengembangkan kemampuan daya jelajah roket agar
lebih jauh," ujarnya.
Selain
akan menggelar rapat dengan Duta Besar RI untuk Republik Ukraina,
rombongan Komisi I akan berdialog dengan Komisi Pertahanan dan Komisi
Luar Negeri di parlemen negara tersebut. Selanjutnya, mengunjungi
industri pertahanan Armor Repair Plant di Boryspilksa di Kiev.
eits antonov-nya jangan lupa bro harus buat pabrik dimari pokonya. Itu Penting
BalasHapusindonesia dan Ukrainakan saudara lama cuma beda bapak aja.
Untuk urusan roket dan peroketan, di jamin nggak akan di kasih teknologi nya sama Ukraina, dulu sudah pernah di coba dan hasilnya gagal total.
BalasHapusRoket itu sangat strategis, lha kerjasama dg China gimana? Sudah jalan belon? Katanya......katanya akan dikasih lwt ToT..........
Kembangkan sendiri dg membangun pabrik propelan dalam negari, bahan bakunya ada teknologinya ada dan sudah berhasil uji coba, kan tinggal nerusin, biayanya lebih murah, kerahasiannya terjamin.
Lucu, kok malah nyari sesuatu yg blm tentu mendapatkan.
Senengnya kok keluyuran ke luar negeri.....kalau ke Ukraina borong tuch mesin-mesin diesel eks tank dan panser yg sudah di bongkar dan buat program retrofitt tank kita yg masih layak lebih konkrit. Kalau mau, yg pasti nggak mau, orang pinter kok di ajari sama wong cilik.
itulah bro pemerintah kita bukan orang pinter tapi orang cerdik..orang pandai khan masih kalah dengan orang cerdik..cerdik korupsi duit rakyat wkwkwkwkwkwk..kasihan yang bener2 pinter toh dinegara kita mereka juga kurang dihargai. makanya pada kabur cari lahan di negri orang. kalo BBM jadi naik alutsista jalan gak tuh..jangan cuma punya doank tapi gak fungsi ngendon di hanggar dan garasi. betul kata bung Ano diatas... urusi dulu industri dalam negeri..sebenarnya kita udah kenyang soal riset..tapi soal license untuk produksinya yg gak ada... wahai anggota hewan...eghh..anggota dewan..melek melek melek...bangun... atau mau dibongkar ama mahasiswa dan rakyat lagi..bongkar bongkar bongkar
BalasHapusorang2 ukraina mengakui culture kita sama kok dgn indonesia.
BalasHapusBerbeda dgn negara yg mengiming-imingi mau memberi otak missile buat bangsa ini HARUS beli ini, HARUS beli itu Ups kecelposan dech (yg suka kerja rodi maksudnya).
Sbenernya sih klo untuk membuat otak gak perlu keluar negri jg. toh teknik dasar sudah di kuasai sama anak2 robotik di indonesia. Cuma perlu di upgrade agar bisa mencapai jangkauan tertentu itu jg perlu waktu dan biaya.
Klo dikasih atau nggak sama ukraina ya tergantung yg melobi klo emg masih mau praktis jg mending gak usah keluyuran berwisata di pabrik pertahanan ukraina. Klo mau jelas belajar jangan cuma minta jawaban dri tetangga sebelah inget jangan mau di jadiin sumber emas buat china cukup rudal itu aja.
Halaaah komen mu rek nggurui wong pinter!!!
BalasHapusDg china tot roket gagal,dg korsel tot ifx/kfx ngambang(kemungkinan besar gagal)..mudah2an dg ukraina bisa berhasil(walau kemungkinanya kecil) klo gagal lagi coba dg cara spionase(curi dg cara mata2)
BalasHapusIni usaha Indonesia ke Ukrania untuk mendapatkan bahan baku roket (propelan) dan teknologi micro chip bagi sistim kendalinya.
BalasHapusYg pertama gagal, yang kedua ...........tobil...tobil....anak kadal, apalagi anggota Dewan Yth kayaknya nggak ada yg ngerti mengenai roket atau sistim kendali roket pasti nanti yang dibawa sebagai oleh adalah .....nyet....nyet dan daswidonia....saja. ( tidak...tidak....sampai jumpa)
Atau dijamu oleh tuan rumah nyobain telur kaviar yg sungguh lezat dan hitam lintrek2 yaaamin.
Kalau dapat jaminan mendapatkan bahan baku roket dan sistim kendali roket nanti pengirimannya pasti sulit karena akan di hadang oleh negara negara yg mengikuti regim MTCR yg artinya pesawat atau kapal yg membawa bahan tersebut nggak boleh lewat negara mereka, kecuali di bawa dengan kapal selam khusus. Walah repot tenan, ya negaraku.
klo skedar bahan baku gak perlu repot2 pake kpl selam kalee.. Emang apa si yg gak ada di indonesia ? Salju aja di jual di toko kue. Gitu aja kok repot wkwkwkwkwk
BalasHapusNamanya usaha bos, beli gak disatu toko ya toh sapa tau toko lain kasih diskon and voucher belanja jg. Jadi jgn suudzon dulu and tetap optimis kita bakal maju dibidang pertahanan! Amiinn
BalasHapuswah.. belom tau dia dibalik orang yg nglobi itu siapa ?
BalasHapusUkrainakan? leopreet tandus.. Asyik asyik hey
kita lihat saja, kita ini wong chi liek... gak usah urusin yang gajah-gajah..., biarin aja mereka kenyang pake duit negara buat kelayapan..., toh seberapa kuat perut mereka makan uang rakyat..., ujung-ujungnya STROKE lalu MAMPUS.
BalasHapusautonomous muahaaaall harganya selangit.
BalasHapusyah perlu perbaikanlah di Komisi I, pantesan aja persenjataan kita kurang bagus, komposisi komis I yang ke luar negeri aja banyak yang bukan dari basic militer maupun lulusan Universitas Pertahanan, yaaaaaaaaaaa............. sama saja jalan2 lolak lolok bengong, mangan turu....mangan turu.........
BalasHapusbanyak perempuannya............hati hati bunting
BalasHapusMoga" pulang bawa hasil
BalasHapusCocok kunjungan tersebut dilaksanakan, dengan memperagakan gaya seorang pesinetron dan bintang film dan dihibur dg langgam musik country yg lenggut-lenggut mendayu dayu sendu plus di beri ceramah agama yg santun pasti sukses deh!!!
BalasHapusApalagi ini musim semi, kebanyakan ABG sana kalau sore hari pada ngumpul di fountain -fountain tengah kota dg dandanan yg aduhai, alamaaak dari 10 chewek yg ngumpul yang chantique ada sebelas, opo tumon???
Kapan kita kesana sambil menikmati pantai laut hitam yg sungguh mempesona.
kalo personal sekelas Wamenhan yg meloby saya yakin ada efeknya. tapi kalo anggota dpr kok saya ragu.
BalasHapusMarsekal Muda Tanto Suryanto dari Kementerian
BalasHapusPertahanan, Suprihartini dan Warsi (Sekretariat), dan Begi Hersutanto (staf ahli delegasi).
ketawan yg komentar pada gak baca artikelnya nih Itukan bukan cuma anggota dpr doang tapi ada perwakilan dari menhan juga.
@yulius mau BBM naik apa kaga itu tank or panser kaga pake BBM subsidi
BalasHapusbegitu juga KRI kaga pake solar subsidi
jadi gk ada hubungan BBM naik apa kaga
Yg penting berani bayar teknologi dan gak perlu DPR.
BalasHapus