JAKARTA-(IDB) : Bermimpi pun tidak untuk bisa memasuki sebuah Kapal Induk Nuklir
milik Amerika Serikat. Karenanya, ketika kesempatan itu datang, tak
perlu berfikir dua kali, ambil..!!. Demikianlah yang ada di benak ARC
saat mendapati undangan untuk On Board USS John C Stennis (CVN-74).
Apalagi, ARC ternyata adalah satu-satunya media yang diundang. Memang
ada undangan lainnya, tetapi terbatas untuk kalangan pejabat legislatif
dan militer. Sungguh sebuah kehormatan sekaligus kebanggaan.
Jumat pagi, ARC telah bersiap di Bandara Halim Perdana Kusumah
Jakarta. Dari sini kami akan diterbangkan menuju USS JCS yang tengah
berlayar di dekat perairan Singapura. Ini pun merupakan kejutan, karena
ternyata ARC diterbangkan menggunakan C-2 Greyhound. Memasuki kabin
Greyhound, sungguh suasananya terlihat sangat military. Kabel-kabel
terlihat dan terkesan berantakan. Kursi penumpang pun dibuat menghadap
belakang. Hal ini dilakukan agar sedikti memberikan rasa nyaman ketika
nanti mendarat. Maklum saja mendarat di kapal induk menggunakan kait.
Jadi akan ada perubahan kecepatan mendadak dari sekitar 250 km/jam ke 0
km/jam.
Memasuki USS JCS, rombongan disambut langsung oleh Komandan USS JCS
dan dan komandan Carrier Strike Group 3. Setelah sambutan singkat,
rombongan diajak ke Anjungan Navigasi. Disini selain melihat kesibukan
di anjungan, kita juga bisa memantau proses penerbangan yang tengah
terjadi di Landasan. Selain bebas berfoto-foto dan berbicara sengan awak
kapal, rombongan juga diberi kesempatan duduk di kursi kapten kapal
sambil berfoto ria.
Setelah dari anjungan, kami dibawa ke dek luar untuk merasakan sensasi terbang dan mendaratnya pesaat tempur. Namun posisi kami masih di dek atas. Posisi ini sangat pas untuk mengambil foto pesawat mendarat.
Seusai santap siang, inilah yang ditunggu. Rombongan dibawa ke Flight
Deck alias landasan untuk menyaksikan secara langsung dari dekat proses
lepas landas dan pendaratan. Yang pertama kami saksikan tak lain proses
take off menggunakan ketapel. Wuiiiihhh.. Bayangkan sebuah jet tempur
F-18 take off hanya dalam jarak sekitar 20 meter dari tempat anda
berdiri. Gemuruh mesin jet sungguh merasuk hingga ke jantung.
Hal yang sama juga terasa saat menyaksikan dari dekat proses
pendaratan. Melihat langsung dari dekat sebuah jet tempur mendarat
sungguh tak ternilai. Khusus untuk atraksi ini, USS JCS menerbangkan tak
kurang dari 8 buah pesawat tempur, yang terdiri dari F/A-18C/E/F dan
EA-6.
Usai dari landasan pacu, kami dibawa ke Hangar yang letaknya ada
dibawah landasan. Disini kita bisa melihat langsung proses pemeliharaan
berbagai pesawat armada USS JCS. Disini rombongan diberikan panduan
tentang helikopter anti kapal selam SeaHawk dan jet F/A-18E. Pengunjung
bebas bertanya dengan pilot SeaHawk dan F-18E, bahkan diberikan
kesempatan duduk dan foto narsis. Ini yang tak boleh lewat.
4 jam berlalu sungguh sangat tidak terasa. Dan kami pun harus kembali
pulang ke Jakarta. Lontaran USS JCS yang kami rasakan di dalam kabin
C-2 menjadi salam perpisahan yang tak dapat terlupakan. Sebagai
oleh-oleh bagi pembaca setia web ARC, berikut adalah kumpulan foto-foto
terbaik dari USS JCS.
Sumber : ARC
Kalo carrier ini sedang belayar di dekat perairan singapura trus 8 FA18 C/E/F dan EA-6 itu habis lepas landas terbang wilayah udara mana ya?
BalasHapusDamn, you are soooooooooo lucky!!!!
BalasHapusI envy you!
Thx 4 d picts
@bobo sengaja di terbangkan trus di daratkan
BalasHapuscuma muter2 di sekitar itu doang
masih pada nekatttt....lawan amerika.....??? cape de...
BalasHapusano 2253, sebenernya kapan harinya amrik menginvasi indo?
BalasHapusAno 2002, US ga perlu invasi indo dgn militer.. org indo mayoritas harga diri-nya sebatas nominal dollar dan benda... militer digunakan hanya kepada negara pembangkang macam irak, libya, korut, iran, cina, rusia yg tidak bisa diatur dgn dollar krn nasionalismenya tinggi...lha, teman saya saja yg asli sunda (cirebon) dah netep di US ga mau balik...dia bilang disana jauh lebih enak dr indo..demikian cintanya dgn US sampai melepas kewarganegaraannya... kita bisa maju kalau setiap anak bangsa menghargai sesama anak bangsa dan cinta dgn negara SENDIRI..semua bilang cinta, tapi hanya sebatas diucapan...tak usah yg susah2, sudah kah kita mematuhi aturan lalu lintas? berkendara dgn etika dan tdk membuat kemacetan?...kemacetan membuat negara tdk produktif krn waktu terbuang dijalan bukan menghasilkan uang atau ide2 dan menghabiskan dana subsidi bbm yg seharusnya bisa digunakan utk membeli alutsista... sayang aparat keroco kita terutama polisi tidak memiliki kesadaran terhadap hal itu.. padahal kalau macet hilang negara pemasukan naik yg sejahtera mereka juga krn negara akan mampu menaikan gaji..
BalasHapus