SURABAYA-(IDB) : Panglima
Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung
Pramono, S.H.,M.Hum pagi ini memberangkatkan unsur-unsur dari berbagai
satuan dijajaran Koarmatim dan Batalyon Tim Pendarat Marinir yang
tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) menuju
daerah latihan pendaratan di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur.
Upacara pemberangkatan ini dilaksanakan di dermaga Koarmatim, Senin
(25/3) dengan dihadiri oleh Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI I
Nyoman Nesa, Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Darwanto,
S.H., M.A.P., Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Arie
Sudewo, Komandan Lantalamal V Laksamana Pertama TNI Sumadi, S.Sos,
Komandan Pasukan Marinir 1 Surabaya Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo
Hari S, serta pejabat teras Koarmatim dan para prajurit yang tergabung
dalam Latparsial Tingkat III tahun 2013 ini.
Dalam
even besar ini Koarmatim melibatkan 14 unsur-unsurnya dari berbagai
satuan, antara lain Satuan Kapal Eskorta, Satuan Kapal Amfibi, Satuan
Kapal Cepat, Satuan Kapal Penyapu Ranjau dan Satuan Kapal Bantu,
termasuk satu Tim Komando Pasukan Katak dari Satkopaska Koarmatim dan 2
unsur dari Koarmabar. Sedangkan dari Korps Marinir TNI AL melibatkan
lebih dari 2000 prajuritnya termasuk material tempur yang dimiliki,
diantaranya 15 unit BMP-3F, 25 unit BTR-50, 4 unit LVT-7, 6 unit KAPA, 2
unit BVP-2, 4 unit Howitzer 105 mm, 2 unit RM 70 Grad serta 16 perahu
karet yang semuanya diangkut oleh KRI Makasar-590, KRI Teluk Mandar-514,
KRI Teluk Cenderawasih-533, KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk
Gilimanuk-531 dan KRI Teluk Sabang-544. Sedangkan untuk kegiatan air surveillance dalam latihan ini didukung 3 helikopter Bell dan 1 helikopter Bolcow dari Puspenerbal Juanda.
Indonesia
sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang luas dan
berbatasan langsung dengan wilayah perairan dengan negara tetangga,
dituntut untuk mampu mengelola dan memanfaatkan wilayah perairan
Indonesia dengan baik. Pengelolaan dan pemanfaatan wilayah perairan
terutama untuk meningkatkan kemampuan pertahanan akan mencegah
terjadinya konflik dengan negara tentangga, khususnya di wilayah
perairan yang saat ini masih menjadi sengketa.
Seperti
yang disampaikan Pangarmatim dalam amanatnya, bahwa kemampuan
pertahanan suatu negara akan menentukan nilai tawar dan daya tangkal
suatu negara dalam relasinya dengan negara lain, hal ini sejalan dengan
perkembangan lingkungan strategis yang saat ini terjadi, dimana
negara-negara kawasan memandang wilayah perairan sebagai aset masa
depan, sehingga menempatkan pembangunan kekuatan militer khususnya
angkatan laut sebagai prioritas utama guna memelihara kepentingan
mereka.
Menyikapi
hal tersebut, kata Pangarmatim, TNI AL terus melakukan upaya-upaya
peningkatan pembinaan kemampuan dan pembinaan kekuatan, hal ini
dilakukan dengan menjaga kesiapan tempur Alutsista yang dimiliki serta
selalu melatih presonel yang mengawaki dengan melaksanakan latihan
secara berjenjang dan berlanjut, termasuk latihan yang bersifat parsial
khususnya guna menghadapi latihan Gabungan TNI 2013. Dengan adanya
latihan parsial ini urgensi yang didapatkan adalah untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesiapsiagaan personel maupun Alat Utama Sistem Senjata
(Alutsista) serta mengukur kemampuan kesatuan dalam mendukung kesiapan
tempur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang terdiri dari Kapal
Perang, Pesawat Udara, Pasukan Marinir dan Pangkalan TNI AL,
mengaplikasikan proses perencanaan operasi amfibi dan untuk melatih
komando dan pengendalian operasi amfibi yang melibatkan pasukan marinir
dalam pelaksanaan manuver lapangan.
Selepas
diberangkatkan Pangarmatim, unsur-unsur akan bergerak melewati Alur
Pelayaran Barat Surabaya (APBS) sambil melaksanakan peran Lawan Sabotase
Bawah Air (LSBA), kemudian unsur-unsur membentuk formasi untuk
menerobos alur medan ranjau dengan dituntun KRI Pulau Rengat-711, KRI
Pulau Rupat-712 dari Satuan Kapal Penyapu Ranjau dan KRI Sultan
Hasanuddin-366 dari Satuan Kapal Eskorta Koaramtim. Setelah berhasil
melalui medan ranjau, formasi bergerak menuju laut Jawa dan melakukan
berbagai latihan peran, seperti latihan evakuasi medis udara, cross deck, damage control exercise, anti air rapid open fire exercise dan publication exercise.
Operasi pendaratan amfibi akan dilaksanakan sebelum fajar menyingsing
di ufuk timur pada hari Rabu, 27 Maret 2013 di Pantai Banongan,
Situbondo.
Sumber : Koarmatim
0 komentar:
Posting Komentar