Selasa, Maret 26, 2013
0
SURABAYA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H.,M.Hum pagi ini memberangkatkan unsur-unsur dari berbagai satuan dijajaran Koarmatim dan Batalyon Tim Pendarat Marinir yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) menuju daerah latihan pendaratan di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur. Upacara pemberangkatan ini dilaksanakan di dermaga Koarmatim, Senin (25/3) dengan dihadiri oleh Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI I Nyoman Nesa, Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Darwanto, S.H., M.A.P., Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Arie Sudewo, Komandan Lantalamal V Laksamana Pertama TNI Sumadi, S.Sos, Komandan Pasukan Marinir 1 Surabaya Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari S, serta pejabat teras Koarmatim dan para prajurit yang tergabung dalam Latparsial Tingkat III tahun 2013 ini.

Dalam even besar ini Koarmatim melibatkan 14 unsur-unsurnya dari berbagai satuan, antara lain Satuan Kapal Eskorta, Satuan Kapal Amfibi, Satuan Kapal Cepat, Satuan Kapal Penyapu Ranjau dan Satuan Kapal Bantu, termasuk satu Tim Komando Pasukan Katak dari Satkopaska Koarmatim dan 2 unsur dari Koarmabar. Sedangkan dari Korps Marinir TNI AL melibatkan lebih dari 2000 prajuritnya termasuk material tempur yang dimiliki, diantaranya 15 unit BMP-3F, 25 unit BTR-50, 4 unit LVT-7, 6 unit KAPA, 2 unit BVP-2, 4 unit Howitzer 105 mm, 2 unit RM 70 Grad serta 16 perahu karet yang semuanya diangkut oleh KRI Makasar-590, KRI Teluk Mandar-514, KRI Teluk Cenderawasih-533, KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Gilimanuk-531 dan KRI Teluk Sabang-544. Sedangkan untuk kegiatan air surveillance dalam latihan ini didukung 3 helikopter Bell dan 1 helikopter Bolcow dari Puspenerbal Juanda.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang luas dan berbatasan langsung dengan wilayah perairan dengan negara tetangga, dituntut untuk mampu mengelola dan memanfaatkan wilayah perairan Indonesia dengan baik. Pengelolaan dan pemanfaatan wilayah perairan terutama untuk meningkatkan kemampuan pertahanan akan mencegah terjadinya konflik dengan negara tentangga, khususnya di wilayah perairan yang saat ini masih menjadi sengketa.

Seperti yang disampaikan Pangarmatim dalam amanatnya, bahwa kemampuan pertahanan suatu negara akan menentukan nilai tawar dan daya tangkal suatu negara dalam relasinya dengan negara lain, hal ini sejalan dengan perkembangan lingkungan strategis yang saat ini terjadi, dimana negara-negara kawasan memandang wilayah perairan sebagai aset masa depan, sehingga menempatkan pembangunan kekuatan militer khususnya angkatan laut sebagai prioritas utama guna memelihara kepentingan mereka.

Menyikapi hal tersebut, kata Pangarmatim, TNI AL terus melakukan upaya-upaya peningkatan pembinaan kemampuan dan pembinaan kekuatan, hal ini dilakukan dengan menjaga kesiapan tempur Alutsista yang dimiliki serta selalu melatih presonel yang mengawaki dengan melaksanakan latihan secara berjenjang dan berlanjut, termasuk latihan yang bersifat parsial khususnya guna menghadapi latihan Gabungan TNI 2013. Dengan adanya latihan parsial ini urgensi yang didapatkan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesiapsiagaan personel maupun Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) serta mengukur kemampuan kesatuan dalam mendukung kesiapan tempur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang terdiri dari Kapal Perang, Pesawat Udara, Pasukan Marinir dan Pangkalan TNI AL, mengaplikasikan proses perencanaan operasi amfibi dan untuk melatih komando dan pengendalian operasi amfibi yang melibatkan pasukan marinir dalam pelaksanaan manuver lapangan.

Selepas diberangkatkan Pangarmatim, unsur-unsur akan bergerak melewati Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) sambil melaksanakan peran Lawan Sabotase Bawah Air (LSBA), kemudian unsur-unsur membentuk formasi untuk menerobos alur medan ranjau dengan dituntun KRI Pulau Rengat-711, KRI Pulau Rupat-712 dari Satuan Kapal Penyapu Ranjau dan KRI Sultan Hasanuddin-366 dari Satuan Kapal Eskorta Koaramtim. Setelah berhasil melalui medan ranjau, formasi bergerak menuju laut Jawa dan melakukan berbagai latihan peran, seperti latihan evakuasi medis udara, cross deck, damage control exercise, anti air rapid open fire exercise dan publication exercise. Operasi pendaratan amfibi akan dilaksanakan sebelum fajar menyingsing di ufuk timur pada hari Rabu, 27 Maret 2013 di Pantai Banongan, Situbondo. 






Sumber : Koarmatim

0 komentar:

Posting Komentar