JAKARTA-(IDB) : Berdiri di podium selama dua jam, mantan presiden RI ketiga, BJ Habibie terus memaparkan problematika di Indonesia. Mulai dari hal kecil hingga besar, mulai dari politik hingga militer.
Salah satunya terkait pembelian tank Leopard oleh Kementerian Pertahanan. Menurut Habibie, pemakaian tank tersebut tidak efisien di Indonesia.
"Lihat saja perang di Vietnam satu tank Leopard pun tidak pernah
dimanfaatkan kok kita malah ikut-ikutan. Mau dimanfaatkan di jalan,
rusak, mau di hutan, dibawa pakai kapal nanti keburu ditembak," kata Habibie berargumen di Bappenas, Jakarta, Jumat (8/3).
Bahkan dengan lugas Habibie menuding jika orang yang membeli tank Leopard sebagai orang bodoh pencari keuntungan. Makanya sudah sering kali Habibie terus mendorong pembatalan pembelian tank ini .
"Sekarang mereka bodoh beli tank itu untuk hanya untuk dapat uangnya.
Kita harus tahu yang tepat di darat dan di udara. Saya sudah sampaikan
pada yang bersangkutan supaya direview tidak tepat dan tidak wajar beli
tank Leopard untuk pertahanan sipil," terangnya.
Pembelian Tank Leopard ini sempat menuai polemik. Kala itu sejumlah
pihak termasuk DPR menilai tank kelas berat tak cocok digunakan di
Indonesia. Tetapi Kementerian Pertahanan tetap bersikeras membeli 100
tank itu.
100 Tank Leopard dari Jerman pesanan TNI akan mulai datang pada tahun
ini. Tank tersebut akan datang secara bertahap, selama tiga tahun.
Pembelian menggunakan alokasi pinjaman luar negeri sebesar USD 280 juta.
Menhan Purnomo Yusgiantoro mengaku kalau Tank Leopard ini sesuai dengan permintaan TNI AD. Kemhan hanya memfasilitasi saja.
"Kita kan dengarkan spek teknis dari TNI AD, prosesnya bottom up.
Mereka bilang bahwa untuk MBT dari Kemhan bilang MBT perlu, terus mereka
bilang Leopard. Ini sudah diproses di mabes TNI, keluarnya begitu kan
kita ikut," ungkap Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Istana Kepresidenan, Jumat (6/7).
Sumber : Merdeka
Pak Habibie jangan ngurusin tank Leopard deh .. urusin aja tuh pesawat CN nya. Nanti kalau banyak omong malah merangsang orang untuk mengungkit masalah pembelian alutsista laut dari Jerman Timur yang kontroversial itu sewaktu anda masih Menteri ORBA.
BalasHapusUdah deh pak, tenang aja hidup pensiun dengan cucu-cucu ... karena kalau banyak ngomong bisa memicu pertanyaan dari orang-orang yang masih dendam dengan keputusan anda sebagai Presiden terkait soal Timor Timur dulu.
yang namanya perang memang tidak ada yang cocok, tapi yang namanya perang harus dipaksa cocok. Gitu kali Pak...
BalasHapus"...tidak wajar beli tank Leopard untuk pertahanan sipil"
BalasHapusPOLRI itu pertahanan sipil dan TNI itu pertahanan militer terhadap ancaman luar. Leopard memang tidak dibeli untuk pertahanan sipil, tapi untuk pertahanan militer. Jadi sudah benar kan?
Pak habibie mungkin hanya concern ke tank leopard 1 milik ausie kala perang vietnam....tapi coba pak tengok record tank milik AS dan Vietnam dalam perang itu. Tank M 48 patton cukup luas digunakan, seperti digunakan pembebasan kota Hue, duel tank M 48 dan PT 76 di pertempuran Ben Het...dan jangan lupa bahwa kemenangan vietnam utara, yang puncaknya pada penguasaan kota Saigon, armada lapis baja Vietnam utara turut berperan.....dan siapa yang akhirnya menjebol dinding pagar istana kepresidenan vietnam selatan??? Tidak lain adalah tank berat buatan russia...
BalasHapushalah ini orang, nasionalismenya aja dipertanyakan, ngapain coba dulu pake acara ngabur ke jerman?
BalasHapussekarang dateng2 asal ngebacot, urusin dlu tuh proyek N-216 ama N-2130, kalo udah ada hasil baru bacot, blueprint koq dibangga2in?
Pa habibie, mengapa kita butuh MBT? MBT memiliki proteksi seperti ERA, yang dapat menangkal serangan RPG, itu dibutuhkan. terutama ketika infanteri dalam urban warfare, pastinya butuh alutista pendobrak MBT sebagai pelindung. Selain itu, MBT bagus sebagai alutista bertahan karena kemampuan menembaknya yang panjang dan akurat. Lagi pula pa habibie sudah salah klo leopard pernah digunakan di vietnam, Negara Australia saja yang ikut serta dalam perang vietnam saja baru menerima leopard 1 tahun 1976. Satu lagi, Vietnam saja punya 2000 lebih MBT dan tetap digunakan meski keadaan geografisnya 40 % hutan pegunungan.
BalasHapusGimana dengan kapal perang eks jerman yg anda belu dulu??????
BalasHapusKorvet parchim yang dibeli boleh dikata tidak ada nilai deterrent sama sekali, jumlah banyak, tapi gimana senjatanya, itu lebih mirip kapal patroli perairan pantai (tanpa ada rudal antikapal), cuma cocok lawan kapal pukat...dan dari spesifikasinya sebenarnya tidak cocok di indonesia, cuma dirancang buat perairan baltik yang kecil, jd radius aksinya juga pendek, beda dengan perairan indonesia yang luas...jd waktu datang ke sini mau tidak mau harus dirombak habis2an....liat saja mesinnya sekarang sudah diganti. Kalau leopard sudah jelas nilai deterrent nya....
BalasHapusMungkin ngga yaa kalau pak habibie ngga kebagian (sambil mikir)?, kok jaman pak harto dulu tiap beli senjata apa aja ngga pernah protes...
BalasHapuskasihan Pak Habibie cuma jadi alat aja, coba di Google Konroversi Pembelian Korvete Parcim, Timor timur, Scorpion, dll jadi ketahuan biang kerok semua itu siapa di balik Pak Habibie
BalasHapusmaksud dari pak habibie (bukan untuk melemahkan tni) ini salah besar. apalagi dia salah satu putra bangsa indonesia dengan segudang prestasi yg ia raih, serta pengalamanya yg menyangkut masalah geopolitik.
BalasHapusHati hati kalau bicara sama orang jenius, harus punya pemikiran dan arti kata yg mendalam. Gak bisa main telan aja kaya ...hmm.... yg suka makan bakso dan pada akhirnya keselak (nyangkut di korongkongan).
Inget perang dingin belum usai dan masih ada kelanjutanya. Jadi tungguin saja di episode selanjutnya !!
dengan berbagai macam cara strategi stealth dari pihak timur dan barat.
Sebagai mantan presiden RI yg specialis ahli teknolok bapak habibie memang dikagumi oleh rakyat dari bangsanya sendiri,dimana geliat teknolgi khususnya dirgantara indonesia bisa bangkit dan maju spt skrg ini. Tapi yang saya sesalkan kenapa bapak habibie mencampurkan keahlian teknologi dg keahlian militer. Bpk habibie spesialis dirgantara sdgkan yang ahli alutsista militer ya TNI sdr dg anonim2 pemerhati alutsista militer.
BalasHapusYang komen kayak udah pada pintar2 semua.. Sampai salut saya bacanya..hahaha cma hebat menghujat omong doang karya nyata untuk bangsanya nol besar......
BalasHapusMaaf Pak Habibie. Ada rahasia di balik rahasia. Indonesia memang membeli leopard 2. Tetapi sejatinya Indonesia mengincar teknologi tank medium marder yg blueprint-nya akan di serahkan ke Indonesia jika leopard 2 telah dibeli. Jadi pembelian leopard 2 itu cuma pengimbang sedangkan sasaran utamanya adalah tank marder. Kenapa?
BalasHapusKarena Indonesia saat ini sedang mengembangkan tank medium sendiri, yg semua rancang bangunnya adalah hasil karya bangsa sendiri. Kita butuh banyak referensi. Saat ini cuma tank marder, tank kelas medium yg memiliki 2 fungsi sekaligus yg dapat dirubah2. Menjadi tank canon 105 mm untuk kaveleri atau tank IFV untuk infanteri mekanis. Semua tergantung kebutuhan dan dapat di bongkar pasang
Yaellah, jangn dengerin dan baca komen para ano yg nggak ngerti kondisi Prof. Mereka itu hanya sekedar komen tanpa punya dasar yg kuat.
BalasHapusKayak ngerti ajah soal kapal perang Jertim dsb-nya.
Komentar Prof melegakan hati bahwa pengadaan MBT sarat dg rekayasa dan pat gulipat agar mereka nanti kalau pensioon dpt memperbesar kapasitas indudtri kilang minyaknya di S,pore.
Preet MBT apalagi ToT Marder ntar ujung2nya diapusi kayak PT iNTI.
Mengapa? Kita nggak ada pabrik baja yg spesipik untuk tank yg ada hanya pabrik baja untuk buat kawat dan baja kelas rendah!
Ano 05.37 betul,betul,betul, pokoknya komentator di blog ini bagaikan orang-orang yg mempunyai capabilitas tinggi, padahal sebenarnya mrk itu dongooooookkkkkk.yg penting komen biar dianggap nggak ketinggala jaman gitu ajah!!!
BalasHapusJayalah Indonesia, Jayalah Malaysia, sudah sepatutnya sesama saudara serumpun bersatu melawan pemberontak dar Sulu. Habiskan perusoh Sulu, Indonesia akan membantumu Malaysia saudara seromponku.
BalasHapusIdiot kabeh
BalasHapuspak habibie, andakan bukan ahli perang itu yang saya heran. sekarng saya kasi contoh kecil saja, kalau seandainya musuh mendarat dikota besar kita dan menggunakan kaveleri berat, apa mau dihadapin dengan scorpion? kalau masalah jalan rusak, ya memang perang memang akan mengakibatkan kerusakan. indonesia memang negara yang banyak hutan tropisnya tapi harus diingat juga indonesia juga negara yang punya jalan-jalan yang besar dan sudah beraspal. kalau tank musuh masuk ke jalan dan merangsek ke kota apa hanya akan dihadapin dengan infantri yang bersenjatakn anti tank? sudah urusin saja perusahan2an anda anda juga kaya luar biasa karena bisnis2 anda sebagai menristek jaman orde baru, jangan sampai borok2 sumber keuangan perusahaan2 keluarga anda dibuka
BalasHapusAno 14.54. Menurut anda ancaman perang dg indonesia siapa, dimana, bilamana dan mengapa?
BalasHapusPerihal perang atau tidak perang itu bukan berarti Pa Habibie tdk boleh berkomentar tentang perang , karena pemikiran Pa Habibie "beyond" dan beliau belajar perihal theory dan konsep perang. Mengapa ? Karena tekno logi yang dikuasai beliau juga masuk dalam hitungan "Operation Research".
Disamping itu, beliau telah berjasa besar dg konsep "Added Value" yang terbukti benar apa itu? Yakni percepatan nilai tambah dengan keunggulan SDM pada penguasaan teknologi tinggi dan bukan teknologi terapan.
Buktinya, SDM Indonesia diakui sebagai SDM yg berkelas dunia di bidang rancang bangun atau Engineering teknologi tinggi.
Perihal kapal perang eks Jerman Timur, sebenarnya beliau telah dijadikan kambing hitam oleh sekelompok orang di sekitar Istana waktu itu, dg memanfaatkan kedekatan beliau dg Pimpinan Nasional Jerman Helmut Khool, padahal persoalan kapal perang tersebut sebelumnya sudah di telu suri lebih dahulu oleh TNI dan sudah di tangani oleh TNI dg program yg jelas dan dilaksanakan secara gradual.
Akibat perintah Istana akhirnya menimbulkan ekses yg merugikan kita dimana para anggota LSM Jerman kemudian hari merusak dan mengobrak-abrik kapal tsb mendengar bahwa kapal tsb akan dipakai Ind.
Sehingga anggaran yang telah di hitung masak oleh TNI akibat perusakan tsb akhirnya membuahkan anggaran tambahan untuk perbaikan secukupnya agar kapal dpt di layarkan ke Indonesia kecuali kapal anti ranjau yg dikirim melalui kapal kargo,( tidak dilayarkan).
Anda dpt bayangkan perjuangan TNI -AL waktu menyeberangkan kapal tsb melalui lautan luas (Samudera) dg gagah dan sampai dg selamat selu ruh kapal klas Parchim dan kapal klas Frosh di Indonesia, kecuali satu kapal klas Frosh yg hampir tenggelam di hajar ombak tinggi di teluk Biscane, Spanyol namun untung dpt tertolong dan di perbaiki pintu dampra yang robek karena terjangan ombak.
Jadi kalau komen jgn membiasakan menistakan orang atau menyalahkan orang belum tentu kalau kejadian itu diserahkan kepada anda, anda dapat menangani dengan baik.
Belajarlah dari orang-orang terpelajar yang berilmu tinggi, dan jauhilah orang-orang yang akan menjerumuskan anda pada suatu keadaan yang tidak dapat di pertanggung jawabkan yang akhirnya merugikan.
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini kecuali Allah.
Perihal pendapatan beliau sejauh ini dapat diterima akal sehat, bahwa pada setiap produk pesawat terbang yang memakai "rumus Habibie" pasti akan membayar royalti kepada beliau, tidak terkecuali dg Israel yg memanfaatkan hitungan beliau perihal pesawat terbang yan dimodifikasi.
BalasHapusBagaimana Airbus yang menggunakan sistem "fly by wire" atau menggunakan rumus Habibie untuk ekor pesawat terbang dengan patuh dan disiplin membayar royaltie kepada hasil patent beliau.
Kalau patent teknologi membuat becak pasti jauh royaltinya dengan membuat pesawat terbang. Belum kepercayaan pihak perbankan kpd beliau karena income beliau sangat bankable.
Jadi komen anda perihal perusahaan beliau disini, cukup kecil karena beliausudah mendapat kesempatan besar dan gaji besar di perusahaan pabrik pesawat di Jerman sebagai konsultannya.
Anda buka saja web mengenai pribadi beliau. Semoga tidak membuat anda kecewa dan malah bangga.
Tidak Cocok, belum tahu kalau tidak di coba...
BalasHapusYang saya sesalkan dari argumen si Jenius Bapak Habibie Kita adalah mengapa ia menyamakan MBT Leopard sekarang dengan MBT di Jaman perang Vietnam, MBT Leopard di Jaman Modern sudah memeliki kemampuan untuk mengarungi medan2 yang keras bahkan yang sulit dijangkau sekalipunnn...
Perihal "MBT" Leopard, sangat logic kalau beliau tidak setuju, jangankan belaiu, saya saja sangat tidak setuju, mengapa?
BalasHapusDengan kondisi yg ada, MBT itu belum diperlukan sbg alat perang karena beberapa hal diantaranya,
Dengan berat dan volume besar, akan menghadapi kesulitan apabila akan di gelar di pulau lain, karena alat transportnya blm punya, kapabilitas pelabuhan sandar di luar pulau Jawa sangat jauh kemampuannya untuk dapat menerima kedatangan MBT tersebut kecuali kalau dilaksanakan perucatan terlebih dahulu yg berarti sudah memakan waktu lama.
Sistim dan akomodasi jalan di Jawa maupun luar Jawa apalagi yang jauh dari kondisi superpave atau super performance merupakan kendala besar untuk sekedar bergerak, apalagi kalu harus melalui jembatan yang notabene hanya kelas II, dengan tekanan gandar maksimum 25 tons, dpt anda bayangkan kalau dilewati MBT dg berat 60 tons dipastikan banyak jembatan yg akan amblas.
Kondisi lapangan di Indonesia yang lebih banyak dipenuhi dengan tanah endapan atau alluvial kelabu merupakan tantangan tersediri bagikelincahan gerak sang MBT.
Lain dg tanah flat di Eropa atau di Arab Saudi tidak ada kontur tanah endapan seperti di Indonesia, karena alamnya yg sub tropis.
Itulah sebabnya berdasar pengalaman lapangan dan perhitungan kondisi lapangan Indonesia paling cocok menggunakan tank-tank lightdan medium tank yg mempunyai kemampuan amphibi.
Adapun masalah persenjataan itu dapat dilengkapi dengan rudal, ataupunmeriam dg peluru APFDS yakin tank musuh segede apapun akan dpt dilumatkan apalgi kalau tank itu juga di lengkapi dengan Sistim Kendali Senjata yang sistim Optronic dan dilengkapi dgC4I.
Masalahnya kapan dan dg siapa seh kita akan perang???
Yang jelas MBT Leopard bukan tank amphibi.
BalasHapusJadi kalau di Kalimantan umpamanya digelar untuk perang, akan sangat terkendala geraknya apabila ada sungai menghadang, kalau memaksa ya akhirnya akan tenggelam, kecuali kalau sang MBT Leopard tersebut di lengkapi dengan sistim amphibi. Apa perlu di coba? Atau kalau nanti sudah datang dicoba olah gerak dg kecepatan pelahan, sedang dan tinggi untuk melewati halang rintang tank, termasuk melewati jembatan dg standard yang ada, saya juga penasaran karena sang MBT Leopard dpt mengatasi hambatan-hambatan yang ada di lapangan atau tidak. Kalau lulus uji coba silakan wong saya juga ikut membayar lewat pajak kalau tidak lulus uji cobaterus gimana urusannya? He...he...he.... Nafsu aja seh!!!
anon 14.54 ente bicara soal strategi ??? Apa ente tau kapasitas bahan bakar yg akan di gunakan MBT tersebut ??? Ini bukan masalah armament dan teknologi yg digunakan MBT.
BalasHapusTapi coba ente tengok liat2 di google atau nggak tanya langsung sama menhan atau pembuat tank tersebut dan coba bandingkan Seberapa banyak cadangan minyak kita untuk menghadapi perang(kalaupun itu terjadi) ???
MBT leopret gw yakin cuma jadi pajangan doang disini !!
ada yg bilang, bila ingin damai persiapkanlah segala sesuatunya untuk menghadapi peperangan, apapun bentuknya. Lha ini lagi didatangken leopret kampret nan mengintimidasi. Ya to?
BalasHapusFokus kan aja alulsista buat angkatan udara dan laut....kalo darat tdk perlu leopard....pake strategi gerilya aja...lht aja vietnam vs amrik..
BalasHapusAno 19.46 jangan sok tau kalee,MBT Leopard ground pressurenya jauh lebih kecil dibanding avanza sama xenia,dengan siapa perang? ga penting kalo ente napsu perang,tapi dengan militer kuat nanti kita bisa dengan mudah diperhatikan di forum internasional,dan masukkan kita diperhatikan,ga ada yang berani nyiksa TKI dan bnyak lagi manfaat positifnya.
BalasHapusKalo Ano 19.59,kan ada kndaraan pendukungnya Leo itu,jadi klo sungai cuma 4-6 meter mah pake jembatan bntuan yg mobile aja,klo lebih ya pake snorkel,toh tank 60 ton ga segampang itu kebawa arus sungai.
kug pendapat pak habibi kayak gt????? mending kalo pak habibi mau buatin pesawat tempur....hla ini enggak, tapi malah komen kayak gtu. saya akui dia emg jenius tp kenapa gak mau buat pesawat tempur....eee...ini malah komen kayak gtu.
BalasHapusRekan rekan sebangsa setanah air, di satu sisi saya setuju dengan pembelian leopard untuk memperkuat pertahanan indonesia, terapi di sisi lain saya kurang setuju, kenapa? karena anda bayangkan saat kita semua dalam kondisi perang, dan tank tank leopard kita berada di Jawa atau kepualauan lain yang sebenarnya sangat kecil peluang pertemuan pasukan darat secara langsung tanpa diawali oleh seaborne, airborne, dan off shore bombardment, jadi alangkah lebih baik kita memperkuat Angkatan Udara dan Angkatan Laut negara kita. Karena dari secara mobilitas laut dan udara di negara sangatlah vital dibandingkan darat, oleh karena itu saya menyarankan penempatan posisi yang tepat untuk tank tank berat kita seperti di Kalimantan, Papua, dan NTT. Untuk alasannya silahkan anda pikirkan sendiri kenapa di sana. Lalu pulau pulau negara kita bisa dilindungi oleh angkatan laut dan udara dengan alutsista yang baik. Ingat tidak selamanya alat alat militer menjadi faktor utama, hal itu dibuktikan oleh Jendral Erwin Rommel yang bisa anda baca sendiri bagaimana taktik dia melawan inggris di gurun sahara, atau saat jepang melawan USMC di peleliu, tarawa, iwo jima, okinawa. Dan ingat pula Hell Highway di iraq, bagaimana pasukan tank iraq dibantai oleh missile cruise, a-10 warthog, artileri berat koalisi. Mobilitas, deception, serta komunikasi juga penting. Semoga komentar saya bermanfaat, saran dan kritik sangat diapresiasi, dan mohon maaf saya belum sebanyak ilmu rekan rekan di sini jadi mohon maaf bila masih banyak kekurangan.
BalasHapus