YOGYAKARTA-(IDB) : Museum Pusat TNI Angkatan Udara
Dirgantara Mandala, (Muspusdirla) terletak di Pangkalan Udara
Adisutjipto itu tersimpan 42 koleksi pesawat terbang. Ke-42 pesawat tersebut tertata dalam dua tempat, yaitu 36 pesawat dalam ruang alutsista dan 6 pesawat lainnya di halaman museum.
Sebentar lagi koleksi pesawat ke 43
segera hadir di Museum Pusat TNI Angkatan udara ini. Lahan museum yang
luas telah dibangun shelter seluas 20 X 11 M, dengan lantai cor dan
tahan gempa. Shelter ini berada di halaman museum Dirgantara Mandala
bersebelahan dengan pesawat jenis TU 16 buatan Uni Soviet.
Shelter yang diperuntukkan pesawat jenis
F5 ini akan mengisi koleksi pesawat Museum Dirgantara mandala. Pesawat
F5 ini telah bersama mengudara selama 33 tahun yang lalu Pesawat buatan
Amirika ini di produksi oleh Northrop mulai tahun 1960. namun generasi
yang digunakan oleh TNI AU F5 Tiger II
Kepala Museum Pusat TNI Angkatan Udara
Dirgantara Mandala Letkol Sus Drs. Sudarno, di ruang kerjanya, Jumat
(22/2). “Selain pesawat tempur “tempo doeloe”, pesawat A-4 Skyhawk yang
pernah memperkuat Skadron Udara 11 dan Skadron Udara 12, sejak tahun
2007 juga menjadi penghuni Museum Dirgantara Mandala. Menurut rencana F5
Tiger menyusul pada bulan Maret 2013, imbuhnya.
Sumber : TNI AU
ada yg bilang kalo pesawat diretrofit, umur berapa pun, pesawat tetap layak terbang. Sayang sekali kita belum punya perusahaan yg bisa melakukan retrofit mandiri.
BalasHapusmudah aja bro, kalo kita udah bisa pesawat secara mandiri, berarti kita punya kemampuan retrofit. Kalo belum, ya kita masih butuh si pembuat pesawat untuk membantu kita me retrofit baik hardware maupun software nya.
BalasHapusitu kalo si pabrik pesawat nya mau n mengijinkan.....
BalasHapusjumlah pesawat AS ribuan bro, berbagai jenis tersebar baik di seluruh pangkalan AS maupun di pangkalan sekutu. Apakah semua ribuan pesawat tsb baru? Bisa klenger juga si Sam prul kalo semua pesawatnya baru. Pesawat yg baru mudah dihitung, pasti media rame meliput. Lalu ribuan lainnya? Ya, betul, yg lain adalah pesawat yg dah berumur yg secara berkala melewati proses retrofit. Gitu strateginya bro...
BalasHapuswiiih optimis nih masuk museum...??? sambil nunggu hibah f-16 block 32++ yg gak rampung2 dan msh lama? berarti kekuatan patroly udara kita semakin berkurang. klo ngandelin f-16 yg ada saat ni + 10 sukhoi yg siap ready apa cukup buat ngejaga kedaulatan NKRI..?? biaya operasional sukhoi katanya mahal...?? ngandelin hawk 100/200 emang tu pesawat sbgai interceptor..??? kalo ngandelin T-50 golden eagle katanya tu pesawat training..?? ngandelin uav..?? radius jelajah..emang bisa mengcover semuanya..?berarti dengan dimusiumkanya F-5 banyak sekali ruang udara kita yang tambah bolong..dan gampang disusupin pespur musuh. ya...itu dari saya yang awam tentang strategy militer.
BalasHapuskalo mau retrofit bawa saja ke israel....
BalasHapussiap melayani pokok enek duit'e....
Wesss.... dikilooin ajaaa
BalasHapusKomen saya pada pswt F-5E Tiger ini hanya pada aspek riwayat / sejarah.
BalasHapusBgmn AS dg kuasanya dpt memerintahkan RI agar seluruh material Alutsista eks Rusia dari mulai Pesawat, Kapal Perang, Tank sampai senapan serbu harus dilucuti, disimpan.
Khusus di AURI waktu itu masih banyak pesawat jenis Mig-17, UTI Mig -15 dan Mig - 21 dalam kondisi siap terbang. Namun dg keluarnya "Instruksi" wak Sam maka tidak ada satupun pswt AURI yg terbang apalgi kondisi AURI waktu secara politik dan Psychologie dianggap membantu PKI. Singkat cerita, pesawat Mig yg masih "S" tsb diambil oleh AS dg mengerahkan pswt C- 141 Star Lifter kemudian di boyong utuh ke AS. Kemudian sebagai gantinya AU diberi ganti pswt F-5 Tiger yg khusu di datangkan langsung dari AS dan kemudian dibongkar di Madiun dg menggunakan pesawat cargo C-5 Galaxi, kemudian karena ramp door tidak dapat merapat ke tanah akhirnya AS membawa Craddle dari pangkalan AS "Clark Field" di Filipina.
Sedangkan dlm rangka pemenuhan skenario pengambil aliha Timor Leste, atas hubungan baik tokoh intelijen kita dg pihak AS maka di datangkanlah pesawat A-4 Sky Hawk dari Israel sebanyak 2 skuadron atau 35 unit. Di kemudian hari A-4Sky Hawk ini sangat jauh berebda dg yang dimiliki AU Malaysia yg masih seri A sedangkan punya kita sudah seri E dan setelah di upgrade avioniknya dg WDNS berubah menjadi seri F. Maka begitu terjadi perang Timor Timur maka A-4SkyHawk langsung berperan serta namun tidak demikian dg pesawat OV -10 "Broncho" yang juga beli baru namun tidak ada senjata dan peluru 12,7nya yg akhirnya "pinjam" dari AU Thailand. Sedangkan pesawat F-5 Tiger yang baru tidak dpt berbuat apa-apa karena dia pesawat penyergap, lha pesawat musuh mana yang mau disergap?
Disini bisa belajar banyak dari perjalanan sejarah TNI kita, bgmn peran AS sangat menentukan boleh percaya boleh tidak, thd kekuatan dan postur tentara kita, jadi kuat, setengah kuat atau lemah.
Contoh yg konkrit pengadaan KS Kilo.
JAS MERAH, Jangan sekali-kali Meninggalkan Sejarah.
mesin nya jadikan bahan riset. masa bisa asembling body ajaa. harapannya punya juga produk mesin pesawat dalam negeri.
BalasHapus