Rabu, Januari 30, 2013
10


JAKARTA-(IDB) : Dalam ajang pameran alutsista yang diselengarakan di area Mabes TNI bersamaan dengan Rapim TNI 2013, ada sesuatu yang menarik karena baru telihat dan muncul di pameran kali ini.  Walau masih baru ditawarkan ke TNI, alutsista yang cocok digunakan untuk korps pasukan katak TNI AL ini cukup menarik perhatian. 

PT. Elmas Viana Djaja membawa 3 kendaraan khusus dalam pameran ini, yaitu Arnawama, Titah Hitam RI-1 dan Ganendra RI-1. Mengadopsi tekhnologi dari Belanda dan akan di produksi di Indonesia, sebuah lokasi di Cilegon telah disediakan untuk proses produksi. Berikut sekilas kemampuan yang di tawarkan dari masing-masing  kendaraan khusus tersebut:

ARNAWAMA, kendaraan khusus yang mempunyai disain kompak sehingga dapat melaju kencang, memiliki mobilitas dan daya manuver tinggi serta tak terdeteksi di dalam air. Kendaraan ini dapat melaju di permukaan air atau menyelam hingga kedalaman maksimal 30 meter. Kendaraan ini juga mampu mengangkut 8 personel pasukan khusus yang dilindungi oleh kanopi penutup. 

Meski tertutup, pasukan didalam kapal selam mini ini tetap harus menggunakan masker oksigen menyelam demi keselematan. Arnawama juga dlengkapi dengan berbagai peralatan komunikasi dan navigasi canggih.  Arnawama dapat di operasikan terus menerus tanpa berhenti selama 5 jam dibawah air atau 10 jam jika berjalan di atas permukaan air. Namun, jika di dalam air akan beroperasi kapal ini menggunakan baterai yang dapat di charge kembali jika kendaraan muncul ke permukaan selayaknya kapal selam. Untuk kesuksesan misi pengintaian, kendaraan ini juga dapat di sembunyikan di bawah air.


TITAH HITAM RI-1, perahu cepat untuk misi pendaratan dan pencegatan. Dirancang untuk meningkatkan efektifitas kinerja pasukan khusus dalam melakukan tugas patroli dan pengejaran diwilayah perairan Republik Indonesia. Kapal ini mampu melaju hingga 40 knot dengan manuver tajam dan mendaratkan pasukan secara sekaligus dalam waktu singkat tanpa memerlukan dermaga khusus. Di produksi di dalam negeri dengan konstruksi komposit dan aluminium yang sangat kuat dan ringan. Dapat dioperasikan selama 8-11 jam atau jarak 350 mil laut. Di haluan kapal, dapat di pasang senapan mesin yang dapat di operasikan secara otomatis atau pun manual.


GANENDRA RI-1, adalah sebuah perangkat pendorong bawah air (DPV) yang ringan, kuat dan kompak. Mampu menarik beban peralatan besar dan dapat membuat 1-2 penyelam tempur melakukan manuver lincah di dalam air. Dibuat dengan konstruksi kuat menggunakan aluminium dengan pelapis tahan karat berkualitas terbaik, tahan air, tahan panas, dan anti gores.

 



Melihat dari kemampuan yang ditawarkan, ranpur-ranpur khusus ini kelihatan cocok jika di digunakan oleh KOPASKA TNI AL. Namun tentunya setelah dilakukan serangkaian uji coba dan test yang sesuai dengan syarat dari pengguna. 

Jika semua uji coba di lalui dengan baik, bukan tidak mungkin ranpur-ranpur ini pun akan menjadi alutsista handal KOPASKA TNI AL. Dan juga, hingga kini, peralatan tempur ini masih dalam sebatas desain, alias belum ada prototype-nya.




Sumber : ARC

10 komentar:

  1. optimalkan...made in dlm negri jgn cm d cintai tp d gunakan dong.

    BalasHapus
  2. iye..iye...gitu aje sewoot..., sabar donk bang...

    BalasHapus
  3. Mantabbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb cakep cakep bgt mudah2han jadi

    BalasHapus
  4. Minyak Minyak Minyak ???

    BalasHapus
  5. Ini baru tawaran, Bro! Kalau pengin dibeli barangnya jangan lupa pesan Si Mbah, "Wani Piro" memberi komisinya, makin kecil komisi, makin jauh untuk dibeli, makin gede komisinya makin dekat pesanannya. Kecuali kalau nbarangnya diberi Cap Merah, mungkin secara politis dipertimbangkan untuk dibeli, tapi komisi tetap ada,Bro.
    No, Komisi, No. Way. Bro.

    BalasHapus
  6. Beloroes: coba sebutkan siapa2x yang minta komisi. kita kan ingin Indonesia yang lebih bersih jadi infonya jangan samar2x

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti sampean blm pernah terlibat di perdagangan Alutsista, kalau nggak tahu / ngert jangan nanya-naya yang begituan, emangnya anda staf Irjen atau KPK? Tapi gpp kok boleh nanya namun "ora ilok" kalau ditulis disini, nanti kapan-kapan kalau kita ketemu di datu tempat yg tersembunyi dan nggak ada peralatan canggih yang memnitor kita, paaaasstiiiiiii tak kasih tahu, dengan syarat......wani piro??? Gimana???.....he.....he....he...he.....

      Hapus
  7. ohh... ternyata sampean sendiri toh yang suka minta komisi. jangan lupa tradisi 'minta' komisi diturunkan, diajarkan, diwarisi ke anak buahmu ya?

    BalasHapus
  8. Gak boleh ada yg namanya wani piro? itu duit rakyat. Apa Udah jdi kebiasaan kya gtu, makanya alutsista itu terkebiri karena kebiasaan wani piro. Yang jadi penghalang buat kemajuan ternyata orang Indonesia sendri. Payaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah

    BalasHapus