Sabtu, Januari 19, 2013
13
SEOUL-(IDB) : Salah satu surat kabar Korea Selatan mengklaim, Seoul bermaksud menempatkan rudal-rudal kendali produk rezim Israel di perbatasannya dengan Korea Utara.
 
AFP seperti dikutip Fars News, Ahad (18/1) melaporkan, Korsel menempatkan rudal-rudal produk Israel di sejumlah wilayah perbatasan dengan Korut termasuk di wilayah kepulauan yang memicu bentrokan berdarah kedua negara pada tahun 2010.
 
Surat kabar Korsel, Chosun Ilbo menulis, "Korea Selatan setidaknya akan menempatkan 50 sampai 60 rudal anti-tank Spike di Laut Kuning, wilayah perbatasannya dengan Korea Utara."
 
Rudal-rudal kendali Israel itu rencananya akan ditempatkan di pulau Yeonpyeong dan pulau Baengnyeong.
 
Dalam bentrokan terakhir antara miiter Korut dan Korsel pada tahun 2010 di kepulauan Yeonpyeong, empat orang termasuk dua orang warga sipil Korea Selatan tewas.
 
Pemerintah Korsel dikabarkan akan menempatkan rudal-rudal tersebut hingga akhir bulan ini, namun informasi resmi terkait hal ini belum dipublikasikan oleh Kementerian Pertahanan negara itu. 




Sumber : Irib

13 komentar:

  1. Gambarnya rudal udara ke udara python bukan ATGM Spike.
    ATGM ini sebenarnya bagus performe kerjanya hampir spt Javelin, namun daya hancurnya kalah sama Kornet Rusia., atau Konkurs yg sudah dimiliki Malingsia. Terbukti ATGM Russia ini sudah melumpuhkan tank Merkava Israel 63 unit. Disamping itu juga berhasil merusak kapal patroli kelas Nirit Israel. Yg jadi pertanyaan adlh mengapa kita nggak beli ATGM ini saja, kok malah beli Javelin yg hargannya selangit .
    Atau mungkin ada deal tertentu dg AS,? Walahuallam bisawab.

    BalasHapus
  2. Kalau dari segi spec pilihan indonesia akan Javelin bisa dipertanggungjawabkan, sebab javelin adalah satu dari sedikit ATGM berkategori fire and forget (lainnya spike, dr blok timur belum ada yang berkategori serupa), sementara kornet masih serupa dengan ATGM Milan...yang masih butuh operator setelah rudal ditembakkan....tapi memang kalau dari segi ekonomis pilihan kornet adalah alternatif yang sangat bagus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tks mas Bro masukannya, yg merisaukan sy hanya masalah umur motor roketnya yg terbatas. Kita sdh banyak pengalaman dg RBS-70, Rapier, Exocet, Harphoon, dsb-nya .makanya industri motor roket tsb dpt diwujudkan dlm waktu dekat dan kita dapat berbuat banyak untuk merefurbish rudal-rudal kita yg sdh mati motor roketnya.

      Hapus
  3. Dan ancaman embargo itu selalu ada, mungkin untuk hal ini kita bisa belajar dari Iran...mereka kan sudah pengalaman dalam memelihara dan memperpanjang masa pakai peralatan dr USA(yang diembargo), warisan jaman syah yang sangat besar itu....seperti bagaimana membuat rudal jarak jauh AIM 54 phoenix (yang di USA sendiri sudah pensiun)tetap bisa beroperasi.

    BalasHapus
  4. yah maklum aj krn rata2 yg jd pmimpin skrg skolah'a kan d amrik/eropa shgga udh trbaca & dbina. Brfkir praktis yg pnting dpt fee soal masa dpan negara ya trserah wong tggal ngacir k luar negri dgn duit hsl fee & korupsi.

    BalasHapus
  5. klo untuk indonesia sekarang,dgn waktu yg dibutuhkan untuk pemenuhan program MEF apalagi ingin mandiri di bidang alutsista,kayaknya udah susah,klo cuma masih jalan cepat ato berlari di bidang teknologi,yg dibutuhkan adalah loncatan klo perlu loncat galah dibidang teknologi,tapi ya hrs hati2 juga dlm meloncat,bahkan klo meloncat galah pun hrs terukur dan terkendali dlm memilih galahnya,harus yg lentur dan kuat,soalnya saat meloncat harus difikirkan juga saat mendaratnya supaya bisa selamat,nggak malah ke banting trus bonyok..~~.China,India,iran,korsel memang contoh yg baik dlm kemandirian alutsista.Selain itu mereka juga pandai dalam melihat sumber2 alutsista alternatif untuk pemenuhan kebutuhan alutsista mereka..^^,moga2 bisa di contoh para penggede kita..

    BalasHapus
  6. kalo menurut wa sih, baiknya kita beli dua duanya, jevelin dan juga kornet rusianya. kalo bisa sekalian beli kornet rusia yang banyak dg tot dan separuhnya dipriduksi di indo. yang paling utama dalam pertahanan sebenarnya adalah sistem senjata dengan rudalnya, terutama rudal SAM dan radar. Wa setuju dan berharap banget kita bisa beli S300/S400, kalo ga minimal beli HQ 16 dengan tot nya selain C705 nya. kedepannya, kita bisa mandiri dengan sistem pertahanan rudalnya.

    BalasHapus
  7. tumben komentar2xnya adem dan bermutu. gitu donk! enak banget dibacanya.

    BalasHapus
  8. yang rada aneh ATGM kok ditaruh di pulau ya bukannya di mainland atau perbatasan.
    hebatnya rudal spike ini juga dibeli sama jerman dan italy dan under evaluation dr USA dan france, ternyata industri alutsista israel sdh menembus negara2 maju anggota NATO.

    BalasHapus
  9. harus diakui biarpun israel itu negara dancuk tapi pinter2 orang'nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hush soal pinter2 orangnya....haram diakui. Kalo dancuk pasti nggak 'pinter' orang2nya..hahahaha

      Hapus
  10. Andai saja rudal tsb di pasang kearah jepang,pasti lbh berarti dr pada diarahkan ke saudara sendiri...kan korea selatan pernah merasakan pahitnya dijajah jepang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang macam anonim begini nggak bakal bisa jd negarawan sama menteri pertahanan...pertama apakah korsel dan jepang sedang dalam konflik? Mengkorek-korek masa lalu bukan tindakan bijak dalam hub antar bangsa.....kedua, berapa kilometer laut yang memisahkan jepang dan korsel?..masa mau dipasangi rudal anti tank, ya nyungsep di laut lah....

      Hapus