Rabu, Desember 19, 2012
25
BANDUNG-(IDB) : Asisten Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Bidang Sistem Jaminan Mutu Sonny Ibrahim Saleh, berjanji akan memberi kejutan kepada masyarakat di bulan Februari 2013, dengan mengembangkan kembali pesawat yang telah lama tidak terdengar namanya, namun Sonny masih merahasiakan nama pesawat tersebut, hal itu terungkap dalam acara Coffee Morning bersama wartawan, Selasa, (18/12/2012), bertempat di Gedung Pusat Manajemen PT DI jalan Pajajaran Bandung.
 
Selain akan memberi kejutan, Sonny pun menjelaskan secara panjang lebar berbagai perkembangan PTDI hingga akhir tahun 2012. “PTDI nyaris menjadi perakit pesawat, bila menjadi perakit, PTDI sudah tidak spesial lagi”, ungkap Asisten Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Bidang Sistem Jaminan Mutu Sonny Ibrahim Saleh.

“PTDI punya kemampuan memperbaiki radar”, ungkap Sonny terkait matinya radar Bandara Soekarno-Hatta, “Kejadian matinya radar sangat membahayakan pesawat”, ungkapnya, “Bandara Husein Sastranegara saja memiliki genset untuk mengantisipasi matinya radar”, tambahnya.

Terkait kerjasama PTDI dengan Sukhoi, Sonny menjelaskan bahwa PTDI melamar ke Sukhoi sebagai sub kontraktor, “Baru kali ini kita bekerja sama dengan Sukhoi”, kata Sonny, “Paling penting dalam kerjasama dengan Sukhoi adalah perhitungan harga per jam buruh”, tambahnya.

“PTDI fokus dalam Delivery Center C-295, C-212, dan Heli Cougar”, ungkap Sonny, “ Delivery Center difokuskan karena bisnis C-295, C-212, dan Heli Cougar berjalan, dan saat ini PTDI sedang tender di Filipina dan merintis di Thailand dan Malaysia, Delivery Center penting agar tidak terjadi saling bertabrakan kepentingan”, ungkapnya.

“Saat ini kontrak PTDI dengan Kemenhan sebesar 8,2 triliun, dari target kontrak senilai 9,5 triliun, dan kontrak telah berjalan 98 persen”, kata Sonny, “Untuk tahun 2013 PTDI menargetkan penerimaan 3 triliun di luar pemesanan pesawat C-235, C-295 dan C-212”, ungkapnya.

Di akhir tahun 2012, PTDI mendapatkan penerimaan untuk perusahaannya sebesar 2,65 triliun dari pesawat, 200 miliar dari komponen, 170 miliar dari perawatan pesawat, dan 80 miliar dari alutista, “Penerimaaan PTDI sebesar 3,1 triliun”, ungkap Sonny, seperti diketahui keuntungan PTDI di tahun 2009 mengalami kenaikan, sedangkan di tahun 2010 dan 2011 mengalami down.

Di akhir paparannya, Sonny menginginkan Gubernur Jawa Barat yang baru harus mendukung PT Dirgantara Indonesia dan membenahi Bandung.




Sumber : Arcom

25 komentar:

  1. di tunggu kejutannya jangan kita hanya terkejut-kejut doang. Tabik

    BalasHapus
  2. alah...kejutan apaan???paling ya N250..mungkin di carikan sertifikasi,dulu pesawat ini kan emang sudah terbang,belum ada sertifikat doang

    BalasHapus
  3. HUUHHH... perusahaan yang lagi kesulitan keuangan jangan berharap dapat memberi kejutan bagi rakyat. Sehatkan dulu perusahaan. Rapor merah alias rugi warisan tahun2x terdahulu harus diperbaiki bertahap. Itu saja rakyat sudah bersyukur kok.

    BalasHapus
  4. gandiwa light attack heli may be ??
    sopo ngerti, ampun dadi bangsa pesimis mas. . .

    BalasHapus
  5. apa yg mesti di banggakan katanya bisa bikin pesawat tapi masih tergantung kepada luar negri dari dulu sampe sekarang,...buktikan dong.

    BalasHapus
  6. Yg comen pesimistis org yg mempunyai mental tempe itulah rendahnya bangsa kita selalu mencemo,oh produk dlm negri,giliran produk luar di puja2 tinggal aja kalian d luar sana,jgn di negri ini dasar LSM lol lembaga sampah masyarakat di bayar berapa kalian buat mencela produk sendiri,emang apa yg kalian sudah berikan buat negara ini? payar pajak aja suka telat. pepatah mengatakan, jgn tanya apa yg sudah negara berikan buat kalin tapi tanya apa yang sudah kalian berikan buat negara.Dlm industri semacam ini gda semua yg murni bikin sendiri liat negara luar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Data setuju dengan komentar anda.
      Memang lsm it kepanjangn pihak asing/ penghianat berbulu domba.

      Hapus
    2. "Bangsa yang tidak pernah yakin dengan kekuatan bangsa, bangsa tidak akan merdeka" -Soekarno, kalo anda ga yakin dengan PT DI(Indonesia) bisa, maka anda adalah manusia BODOH yang otak ta bisa merdeka di tengah bangsa merdeka.....
      KENAPA Indonesia GA MAJU-MAJU ???
      Salah satunya adalah Karena manusia-manusia bodoh,Idiot, dan PESIMIS
      Golongan penghambat kemajuan negara = koruptor ,manusia pesimis,memihak negara lain.

      Hapus
  7. Bacot semua lo pada, emang dikira gampang bikin pesawat udah bagus ni perusahaan niat pengen buat bangga Indonesia masi aja di cela

    BalasHapus
  8. di pikir merakit pesawat kayak merakit layang2 ae....

    BalasHapus
  9. Dasar parasit negara, bisanya cuma menghina. Kelaut aja loe jadi ganggang laut..

    BalasHapus
  10. PT DI, bisa bikin pesawat tempur,heli tempur tau rudal tu baru namany kejutan.........
    klau cuma merakit pesawat tu bukan kejutan

    BalasHapus
  11. di adia tenggara cuma kita doang yg dibolehin bongkar rakit pesawat
    sayap A380 aja buatan PTDI
    gk percaya?
    u bongkar sayap A380
    ada tulisan made in indonesia

    BalasHapus
  12. Rudal kayaknya.. atau N250 dan N2130. Hancurkan antek2 asing !!!

    BalasHapus
  13. kejutannya yaitu prototype IFX-KFX 3biji buat PT.DI di tahun 2013 sesuai sama yg di rencankan PT.KAI akan membuat 6 prototype untuk uji terbang selama beberapa tahun kedepan untuk mendapatkan sertifikat layak terbang. Trus kalo sukses yah tinggal tunggu diproduksi di tahun 2020

    BalasHapus
    Balasan
    1. Moga moga aja benar yg anda sampaikan,.. Plus kalo bisa juga prototype heli Gandiwa,makin bangga aja rakyat-rakyat kita krn semakin maju di bidang IT..

      Jaya INDONESIA-ku...!!

      Hapus
  14. Mampus dan minggat saja dari indonesia buat kalian yang selalu membanggakan bangsa dan orang asing ....

    BalasHapus
  15. Mari kita semua berwaspada banyak teman sebangsa kita yang rela menjual diri menjadi pengkhianat bangsa sendiri berkedok HAM, transparansi, dan segudang bullshit yang lain .... Orang orang seperti itu harus dihukum mati.

    BalasHapus
  16. MEMANG DI MANA2 SELALU ADA AJA PENGHIANAT BANGSA YG BRLINDUNG DI KETIAK HAM,MNGATASNAMAKAN LSM........DAN INILAH YG MESTI DI WASPADAI........KKRNA MUSUH BANGSA YG SEBENARNYA BUKANLH YG BERADA DI LUAR SANA,TPI MREKA YG BERADA DI DLM SINI...WASPADALAH.....

    BalasHapus
  17. ini dia beritanya sih aktivis HAM dan Anggota LSM http://www.itoday.co.id/politik/pushami-hendardi-jalankan-operasi-intelijen-asing-untuk-hancurkan-nkri?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

    BalasHapus
  18. Alamak....sudah ketinggalan zaman bro...lht korut negara miskin aja sudah otak nuklir,apa yg terkejut lagi.Sudah kagak ada zaman nya lagi terkejut tuch.

    BalasHapus
  19. paling keluarin gagasan....minta dana....korupsi berjamaah....pake rahasia segala, padahal teknologi yg dikeluarkan paling niru yg ada, masih mending kalo kayak china

    BalasHapus
  20. Ne orang bengal betul tetap aja bikin rusuh. Klo gak suka knp loe gak ke korut dan ke china aja jd warga negara sono..

    BalasHapus
  21. Kita doakan aja yang terbaik buat PTDI. Mungkin sejenis N2130 atau Gandiwa. Untuk yang pesimis dan hobi mencemoohkan bangsa sendiri, coba perbanyak membaca sejarah (sejak Sriwijaya/Majapahit sampe sekarang). Anda mungkin belum tahu betapa banyak anak negeri ini yang mempunyai kemampuan tinggi dalam penguasaan teknologi. Kalau dijumlahkan orang yang ahli itu mungkin jauh lebih banyak dibanding jumlah para ahli dari seluruh negara Asia Tenggara (di luar Indonesia). Beri mereka kesempatan, maka negera kita akan ditakuti jiran yang pongah. Maka dari sekarang hargailah karya bangsa sendiri, jangan senangnya mengagung-agungkan produk luar. Sekali-sekali untuk kaum pesimis dan pencemooh datanglah ke PTDI, Pindad, PT PAL, Lapan, dll. Jangan lupa misalnya datang ke ITS Surabaya, di sana banyak riset teknologi tinggi, di antaranya kapal selam mini yang dapat bergerak seperti "terbang" (kecuali sayanya menyentuh permukaan air) dan teknologi "siluman" yang bisa diterapkan ke seluruh kapal tua sekalipun. Jangan mengomentari ini sebelum tanya dan medatangi instansi dimaksud.

    BalasHapus