LEBANON-(IDB) : Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) di Lebanon, melaksanakan latihan CRC (Crowded Riot Control) dengan menggunakan perlengkapan penanggulangan huru-hara berupa pentungan dan tameng, latihan dilaksanakan di sekitar Markas Indobatt, UN Posn 7-1, Adshid al Qusair, Lebanon Selatan, Selasa (19/6/2012).
Tujuan latihan dilaksanakan dalam rangka melatih kemampuan personel Indobatt dalam hal taktik dan teknis serta prosedur tetap yang harus dilaksanakan apabila menangani terjadinya aksi unjukrasa yang dilakukan oleh penduduk lokal di sekitar Markas Indobatt.
Skenario latihan diperanggapkan adanya sekelompok massa yang melakukan aksi unjuk rasa menuntut personel UN meninggalkan Lebanon, aksi unjuk rasa dilaksanakan di depan pintu masuk Markas (Main Gate).
Menghadapi situasi ini, Kasiops Satgas Kapten Inf Risa setelah menerima laporan dari piket siaga melaporkan kejadian tersebut kepada Dansatgas Indobatt Letkol Inf Suharto Sudarsono untuk ditindaklanjuti. Setelah mendapat perintah dari Dansatgas, Kasiops memerintahkan Lettu Inf Syahrul Komandan Pleton CRC dari Kompi Eagle untuk bergerak dan mengatasi kejadian tersebut.
Dengan di backup Pleton BMR (Battalion Mobile Reserve) dan Tim Kesehatan, Pleton CRC dengan perlengkapannya bergerak menuju tempat aksi unjuk rasa. Unjuk rasa yang awalnya dilaksanakan secara damai berubah menjadi anarkis, mereka memprovokasi dan melempari personel dengan batu dan pentungan, karena situasi memanas mengakibatkan satu orang demonstran dan satu orang personel Indobatt luka-luka.
Melalui negosiasi yang alot dengan diberikan pengertian yang baik tentang keberadaan dan tugas personel UN di Lebanon, akhirnya pimpinan pendemo mau bernegosiasi dan mengakhiri aksinya.
Dalam keadaan seperti itu, apabila suasana tidak bisa diatasi dan berakibat kepada kerusuhan yang lebih besar maka tim melaporkan kepada Kasiops, dan selanjutnya Kasiops akan mengerahkan Pleton BMR untuk membantu perkuatan Pleton CRC untuk diambil tindakan tegas.
Tujuan latihan dilaksanakan dalam rangka melatih kemampuan personel Indobatt dalam hal taktik dan teknis serta prosedur tetap yang harus dilaksanakan apabila menangani terjadinya aksi unjukrasa yang dilakukan oleh penduduk lokal di sekitar Markas Indobatt.
Skenario latihan diperanggapkan adanya sekelompok massa yang melakukan aksi unjuk rasa menuntut personel UN meninggalkan Lebanon, aksi unjuk rasa dilaksanakan di depan pintu masuk Markas (Main Gate).
Menghadapi situasi ini, Kasiops Satgas Kapten Inf Risa setelah menerima laporan dari piket siaga melaporkan kejadian tersebut kepada Dansatgas Indobatt Letkol Inf Suharto Sudarsono untuk ditindaklanjuti. Setelah mendapat perintah dari Dansatgas, Kasiops memerintahkan Lettu Inf Syahrul Komandan Pleton CRC dari Kompi Eagle untuk bergerak dan mengatasi kejadian tersebut.
Dengan di backup Pleton BMR (Battalion Mobile Reserve) dan Tim Kesehatan, Pleton CRC dengan perlengkapannya bergerak menuju tempat aksi unjuk rasa. Unjuk rasa yang awalnya dilaksanakan secara damai berubah menjadi anarkis, mereka memprovokasi dan melempari personel dengan batu dan pentungan, karena situasi memanas mengakibatkan satu orang demonstran dan satu orang personel Indobatt luka-luka.
Melalui negosiasi yang alot dengan diberikan pengertian yang baik tentang keberadaan dan tugas personel UN di Lebanon, akhirnya pimpinan pendemo mau bernegosiasi dan mengakhiri aksinya.
Dalam keadaan seperti itu, apabila suasana tidak bisa diatasi dan berakibat kepada kerusuhan yang lebih besar maka tim melaporkan kepada Kasiops, dan selanjutnya Kasiops akan mengerahkan Pleton BMR untuk membantu perkuatan Pleton CRC untuk diambil tindakan tegas.
Sumber : Inilah
0 komentar:
Posting Komentar