RIAU-(IDB) : Panglima Armada RI Kawasan Barat TNI AL Laksamana Muda Didit Herdiawan memastikan, tidak ada kapal perang Malaysia yang bermanufer di perairan Pulau Nipah, Kepulauan Riau.
Sabtu (5/5) mengatakan jika ada pasukan Malaysia masuk ke Perairan Indonesia, itu dalam rangka latihan bersama dua negara. Malaysia dan Indonesia juga terlibat pengamanan Selat Malaka bersama-sama dengan Singapura.
Disinggung keluhan nelayan yang merasa terusik dengan manufer di sekitar Pulau Nipah, ia membantah hal itu. Pulau Nipah dijadikan pangkalan pengamanan perbatasan RI karena letaknya yang berdekatan dengan Singapura.
Ia mengatakan terdapat pasukan marinir dan TNI AL yang berjaga-jaga di perbatasan. Pasukan dilengkapi senjata. "Senjata biasa," kata dia.
Sementara itu, Pemerintah pusat berencana membangun beberapa usaha di Pulau Nipah, di antaranya labuh jangkar kapal-kapal internasional yang melalui Selat Malaka dan usaha perikanan.
Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan Pulau Nipah akan dikembangkan sebagai kawasan sentra pertumbuhan ekonomi berbasis pertahanan.
Di atas pulau seluas 44 ha itu, seluas 15 ha untuk pertahanan 12 ha untuk bangun fasilitas, labuh kapal. Selain labuh jangkar, juga akan dikembangkan usaha yang berkaitan dengan itu, yaitu pengisian bahan bakar dan penjualan air.
Sabtu (5/5) mengatakan jika ada pasukan Malaysia masuk ke Perairan Indonesia, itu dalam rangka latihan bersama dua negara. Malaysia dan Indonesia juga terlibat pengamanan Selat Malaka bersama-sama dengan Singapura.
Disinggung keluhan nelayan yang merasa terusik dengan manufer di sekitar Pulau Nipah, ia membantah hal itu. Pulau Nipah dijadikan pangkalan pengamanan perbatasan RI karena letaknya yang berdekatan dengan Singapura.
Ia mengatakan terdapat pasukan marinir dan TNI AL yang berjaga-jaga di perbatasan. Pasukan dilengkapi senjata. "Senjata biasa," kata dia.
Sementara itu, Pemerintah pusat berencana membangun beberapa usaha di Pulau Nipah, di antaranya labuh jangkar kapal-kapal internasional yang melalui Selat Malaka dan usaha perikanan.
Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan Pulau Nipah akan dikembangkan sebagai kawasan sentra pertumbuhan ekonomi berbasis pertahanan.
Di atas pulau seluas 44 ha itu, seluas 15 ha untuk pertahanan 12 ha untuk bangun fasilitas, labuh kapal. Selain labuh jangkar, juga akan dikembangkan usaha yang berkaitan dengan itu, yaitu pengisian bahan bakar dan penjualan air.
Sumber : Jurnas
0 komentar:
Posting Komentar