Selasa, April 17, 2012
0
TAIPEI-(IDB) : Nama sandi "Han Kuang (Han Glory) No 28"  sudah disiapkan. Ribuan pasukan cadangan pun ikut ambil bagian. Maka, pada Senin (16/4/2012) latihan perang selama lima hari ke depan berlangsung. Tujuan utamanya, melawan serangan pihak China.

Hiruk-pikuk persiapan itu menjadi agenda rutin Pemerintah Taiwan. Ratusan tentara juga dikerahkan di luar Taipei ketika militer mensimulasikan pendaratan China di tepi Sungai Tamshui, yang mengalir melalui ibu kota, kata para pejabat kementerian pertahanan.
   
Di selatan, angkatan laut mengerahkan armada kapal penyapu ranjau dan helikopter untuk skenario tempat Tsoying, pangkalan  utama angkatan laut di pulau itu, adalah target blokade China.
   
Hubungan antara Taiwan dan China, bekas musuh yang telah meningkat membaik secara drastis sejak Ma Ying-jeou dari Partai Kuomintang yang bersahabat dengan China berkuasa pada tahun 2008, menjanjikan peningkatan perdagangan dan jaringan pariwisata.
   
Namun, China masih mengklaim kedaulatan atas Taiwan, yang memiliki pemerintah sendiri sejak 1949, dan telah bersumpah untuk mendapatkannya kembali—jika perlu dengan kekerasan—bahkan meskipun pulau itu sendiri telah memerintah selama lebih dari 60 tahun.

Taiwan Gelar Simulasi Invasi Cina

Taiwan memulai latihan perang tahunan terbesarnya pada Senin (16/4) untuk menguji kemampuannya mempertahankan ibu kota Taipei dari serangan Cina dan menangkal blokade pangkalan angkatan laut utamanya.

Ribuan pasukan cadangan dilaporkan ambil bagian dalam latihan perang lima hari itu, yang diberi nama sandi "Han Kuang (Han Glory) No 28".

Ratusan tentara juga dikerahkan di luar Taipei ketika militer mensimulasikan pendaratan Cina di tepi Sungai Tamshui, yang mengalir melalui ibu kota, kata para pejabat kementerian pertahanan.

Di selatan, angkatan laut mengerahkan armada kapal penyapu ranjau dan helikopter untuk skenario di mana Tsoying, pangkalan utama angkatan laut di pulau itu, adalah target blokade Cina.

Hubungan antara Taiwan dan Cina, bekas musuh yang telah meningkat membaik secara drastis sejak Ma Ying-jeou dari Partai Kuomintang yang bersahabat dengan Cina berkuasa pada tahun 2008 menjanjikan peningkatan perdagangan dan jaringan pariwisata.

Namun Cina masih mengklaim kedaulatan atas Taiwan, yang memiliki pemerintah sendiri sejak 1949, dan telah bersumpah untuk mendapatkannya kembali - jika perlu dengan kekerasan - bahkan meskipun pulau itu sendiri telah memerintah selama lebih dari 60 tahun.

Sumber : Kompas

0 komentar:

Posting Komentar