CILEGON-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Krakatau Posco di Cilegon, Banten, Selasa.
Biro Pers Media dan Informasi Rumah Tangga Kepresidenan, Selasa, menyampaikan pertemuan itu diawali dengan santap siang bersama pada pukul 13.00 WIB di Ruang Krakatau, Permata Krakatau Hotel.
Kemudian, pada pukul 14.00 WIB, Yudhoyono akan mendengarkan paparan dari direksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
PT Krakatau Steel (KS) dan Pohang Steel and Iron Coorporation (Posco) dari Korea Selatan resmi mendirikan perusahaan patungan pabrik baja terpadu di Indonesia, dengan investasi sekitar enam miliar dolar AS atau sekitar Rp54 triliun.
Pada komposisi awal, Posco memiliki perusahaan patungan itu sebesar 70 persen dan KS sebesar 30 persen. Selanjutnya, setelah satu tahun pembentukan perusahaan patungan, porsi saham KS akan bertambah menjadi 45 persen, sedangkan Posco menguasai 55 persen.
Nilai investasi proyek tersebut sebesar Rp38 triliun pada masa konstruksi dan Rp31 triliun pada tahap produksi.
Biro Pers Media dan Informasi Rumah Tangga Kepresidenan, Selasa, menyampaikan pertemuan itu diawali dengan santap siang bersama pada pukul 13.00 WIB di Ruang Krakatau, Permata Krakatau Hotel.
Kemudian, pada pukul 14.00 WIB, Yudhoyono akan mendengarkan paparan dari direksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
PT Krakatau Steel (KS) dan Pohang Steel and Iron Coorporation (Posco) dari Korea Selatan resmi mendirikan perusahaan patungan pabrik baja terpadu di Indonesia, dengan investasi sekitar enam miliar dolar AS atau sekitar Rp54 triliun.
Pada komposisi awal, Posco memiliki perusahaan patungan itu sebesar 70 persen dan KS sebesar 30 persen. Selanjutnya, setelah satu tahun pembentukan perusahaan patungan, porsi saham KS akan bertambah menjadi 45 persen, sedangkan Posco menguasai 55 persen.
Nilai investasi proyek tersebut sebesar Rp38 triliun pada masa konstruksi dan Rp31 triliun pada tahap produksi.
Krakatau Steel Harus Berstandar Internasional
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin Indonesia memiliki industri baja berstandar internasional dan mampu memenuhi kebutuhan baja yang terus meningkat.
"Kita harus bisa membangun industri baja kelas dunia," kata Yudhoyono saat bertemu Direksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Krakatau Posco di Cilegon, Banten, Selasa.
Presiden yang didampingi sejumlah menteri meminta industri baja nasional, terutama PT Krakatau Steel, bisa meningkatkan jumlah produksi dan memperbaiki kualitas produk.
Selain itu, iklim kerja perusahaan harus dibuat kondusif. Perusahaan harus mampu menjaga hubungan baik dengan karyawan dan masyarakat setempat.
Industri baja sangat penting karena bisa masuk ke berbagai sektor. Industri tersebut sangat dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur, properti, pertahanan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Yudhoyono optimistis perkembangan industri baja akan menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
Kepala negara menyambut baik kerja sama PT Krakatau Steel dengan perusahaan Korea Selatan, sehingga menghasilkan sebuah perusahaan patungan bernama PT Krakatau Posco.
Dia berharap Indonesia bisa mencontoh keberhasilan Korea Selatan yang bisa menjadi negara maju dalam kurun waktu sekitar tiga dasawarsa.
Meski demikian, Yudhoyono tetap berharap semua industri baja di Indonesia tetap menempatkan kepentingan nasional sebagai prioritas utama.
Sementara itu, Dirut PT Krakatau Steel, Fazwar Bujang optimistis perusahaan milik negara itu akan terus berkembang.
Menurut dia, kapasitas produksi Krakatau Steel saat ini mencapai 3,15 juta ton per tahun. Dia memperkirakan, kapasitas produksi itu bisa ditingkatkan menjadi 4,52 juta ton per tahun.
Sedangkan perusahaan patungan Krakatau Posco bisa menghasilkan produk baja sebanyak 3 juta ton per tahun. Pada tahap investasi berikutnya, kapasitas itu diperkirakan meningkat hingga 6 juta ton per tahun.
PT Krakatau Steel (KS) dan Pohang Steel and Iron Coorporation (Posco) dari Korea Selatan resmi mendirikan perusahaan patungan pabrik baja terpadu di Indonesia, dengan investasi sekitar enam miliar dolar AS atau sekitar Rp54 triliun.
Pada komposisi awal, Posco memiliki perusahaan patungan itu sebesar 70 persen dan KS sebesar 30 persen. Selanjutnya, setelah satu tahun pembentukan perusahaan patungan, porsi saham KS akan bertambah menjadi 45 persen, sedangkan Posco menguasai 55 persen.
Nilai investasi proyek tersebut sebesar Rp38 triliun pada masa konstruksi dan Rp31 triliun pada tahap produksi.
"Kita harus bisa membangun industri baja kelas dunia," kata Yudhoyono saat bertemu Direksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Krakatau Posco di Cilegon, Banten, Selasa.
Presiden yang didampingi sejumlah menteri meminta industri baja nasional, terutama PT Krakatau Steel, bisa meningkatkan jumlah produksi dan memperbaiki kualitas produk.
Selain itu, iklim kerja perusahaan harus dibuat kondusif. Perusahaan harus mampu menjaga hubungan baik dengan karyawan dan masyarakat setempat.
Industri baja sangat penting karena bisa masuk ke berbagai sektor. Industri tersebut sangat dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur, properti, pertahanan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Yudhoyono optimistis perkembangan industri baja akan menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
Kepala negara menyambut baik kerja sama PT Krakatau Steel dengan perusahaan Korea Selatan, sehingga menghasilkan sebuah perusahaan patungan bernama PT Krakatau Posco.
Dia berharap Indonesia bisa mencontoh keberhasilan Korea Selatan yang bisa menjadi negara maju dalam kurun waktu sekitar tiga dasawarsa.
Meski demikian, Yudhoyono tetap berharap semua industri baja di Indonesia tetap menempatkan kepentingan nasional sebagai prioritas utama.
Sementara itu, Dirut PT Krakatau Steel, Fazwar Bujang optimistis perusahaan milik negara itu akan terus berkembang.
Menurut dia, kapasitas produksi Krakatau Steel saat ini mencapai 3,15 juta ton per tahun. Dia memperkirakan, kapasitas produksi itu bisa ditingkatkan menjadi 4,52 juta ton per tahun.
Sedangkan perusahaan patungan Krakatau Posco bisa menghasilkan produk baja sebanyak 3 juta ton per tahun. Pada tahap investasi berikutnya, kapasitas itu diperkirakan meningkat hingga 6 juta ton per tahun.
PT Krakatau Steel (KS) dan Pohang Steel and Iron Coorporation (Posco) dari Korea Selatan resmi mendirikan perusahaan patungan pabrik baja terpadu di Indonesia, dengan investasi sekitar enam miliar dolar AS atau sekitar Rp54 triliun.
Pada komposisi awal, Posco memiliki perusahaan patungan itu sebesar 70 persen dan KS sebesar 30 persen. Selanjutnya, setelah satu tahun pembentukan perusahaan patungan, porsi saham KS akan bertambah menjadi 45 persen, sedangkan Posco menguasai 55 persen.
Nilai investasi proyek tersebut sebesar Rp38 triliun pada masa konstruksi dan Rp31 triliun pada tahap produksi.
Sumber : Antara
0 komentar:
Posting Komentar