Rabu, November 23, 2011
0
WASHINGTON-(IDB) : Kementrian Pertahanan AS mengumumkan sebuah pernyataan pada hari Senin (21/11/2011) bahwa mereka memberikan secara cuma-cuma 24 unit pesawat F-16 kepada Indonesia dan bukan menjualnya.
 
Pernyataan tersebut merupakan uraian atas pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Obama dan Susilo Bambang yudhoyono dalam joint statement mereka di Bali Jumat lalu. Departemen tersebut juga mengatakan bahwa Jakarta hanya mengeluarkan biaya sekitar $ 750 juta untuk memperbaharui pesawat tersebut dengan model mutakhir dan melakukan overhaul mesin pesawat.

Pesawat F-16 C / D saat ini sudah dinonaktifkan dan tidak lagi menjadi bagian dari peralatan tempur Angkatan Udara AS.
Dengan Retooled dan upgrade, mereka akan memberikan kontribusi untuk "interoperabilitas" Indonesia dengan Amerika Serikat, Komandan Angkatan Laut AS Leslie Hull Ryde-, seorang juru bicara Departemen Pertahanan, menambahkan dalam sebuah email kepada Reuters.

Interoperabilitas adalah sejauh mana kekuatan militer dapat berkomunikasi dengan setiap informasi lain dan berbagi untuk mencapai tujuan bersama.

"Indonesia adalah mitra penting AS dan pemimpin di Asia Tenggara," kata Hull-Ryde. "Departemen Pertahanan bekerja untuk mendukung militer Indonesia dalam upaya mereka untuk memodernisasi kekuatan."

Mengembangkan hubungan dengan Indonesia, negara terbesar di Asia Tenggara dan paling padat penduduknya di dunia dan juga negara berpenduduk mayoritas Muslim, merupakan prioritas bagi pemerintahan Obama karena berusaha untuk membentuk ekonomi dan keamanan kawasan.

Bantuan tersebut didatangkan bersamaan dengan paket pelatihan militer dan ikatan lainnya.

Jumat lalu Presiden Barack Obama dan Presiden SBY mengumumkan transfer F-16 direncanakan dalam sebuah pernyataan bersama di Bali dan saat itu juga digunakan oleh Obama untuk menegaskan kembali kepentingan-kepentingan AS di wilayah tersebut.

Pesawat akan "sangat dibutuhkan" Indonesia untuk menambah kemampuan mereka melindungi kedaulatan wilayah udara "tanpa mengorbankan anggaran pertahanan dan prioritas nasional lainnya," kata Gedung Putih pada hari Jumat.

Departemen Pertahanan mengatakan model F16- C/D tersebut akan restorasi kembali ke "kemampuan dasarnya semula yang sama yang pernah mereka miliki ketika aktif terbang di Angkatan Udara AS."

Transfer senjata canggih AS akan diperkirakan akan membangun hubungan jangka panjang keamanan antara kedua negara, mengingat sebagian besar peralatan AS membutuhkan kerjasama reguler antara Amerika Serikat dan mitra-mitranya.

Bantuan AS menciptakan "insentif yang kuat bagi negara-negara penerima untuk menjaga hubungan baik dengan Amerika Serikat," kata Andrew Shapiro, yang mengepalai Biro Departemen Luar Negeri Urusan Politik-Militer, di Washington awal bulan ini. 

Sumber : Seruu

0 komentar:

Posting Komentar