Selasa, Oktober 25, 2011
0
SURABAYA-(IDB) : Amerika Serikat menjamin informasi yang terhimpun pada Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) tidak diekspoitasi. Informasi yang dihasilkan sistem ini akan menjadi kewenangan pemerintah Republik Indonesia setelah diserahkan operasionalnya, hari ini. Ted Osius Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia mengatakan Pemerintah Amerika Serikat punya kepentingan agar Indonesia berhasil melakukan pengamanan wilayah lautnya.

Dengan bantuan sistem penginderaan jarak jauh ini, Indonesia diharapkan bisa menjaga kekayaan alam dan mencegah tindakan perompakan, terorisme, maupun perdagangan manusia lewat jalur laut.


“Keuntungan untuk pemerintah Amerika Serikat sama dengan keuntungan yang didapat pemerintah RI jika berhasil menjaga wilayah lautnya,” kata dia.


Sementara itu Laksamana Madya Marsetyo Wakil Kepala Staf TNI AL mengatakan informasi yang terhimpun dari alat bantuan AS itu akan di
share pada komunitas militer maritim dunia.

 
“Sudah ada perjanjian di komunitas maritim dunia untuk saling membagi informasi tentang kondisi maritimnya masing-masing. Kita pun dapat informasi itu. Misalnya, apa yang terjadi saat ini di laut Somalia, kita juga tahu. Laporannya ada di meja Kasal maupun Panglima TNI. Itu hal yang lumrah,” kata dia.

Tapi diakui Wakasal, ada juga informasi yang tidak dishare pada komunitas maritim dunia. Ini biasanya yang terkait dengan info sensitif pertahanan nasional.

Bantuan sistem pertahanan senilai US$57 juta ini juga digelar di Armada Maritim wilayah Barat (Armabar). Di Armatim, sistem ini digelar dengan membangun 10 unit radar yang bisa mendeteksi keberadaan pesawat dan kapal pada radius sekitar 25 nautical mile mulai perairan perbatasan dengan Malaysia di Sebatik, Sulawesi Utara, sampai Maluku Utara.

Selain radar, sistem ini juga integrasikan video streaming yang dipasang di pos pemantauan TNI AL di pulau terluar, juga pada armada KRI yang beroperasi di laut.

Semua operasi laut ini terintegrasi dan bisa dikendalikan di satu tempat. Di wilayah Armatim, operasinya dikendalikan oleh Pusat Komando dan Pengendalian di Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Sumber : SuaraSurabaya

AS Yakin Hibah System Pertahanan IMSS Tidak Akan Tingkatkan Ketegangan Indonesia-Malaysia

SURABAYA-(IDB) : Pemberian bantuan sistem pertahanan maritim Amerika Serikat pada pemerintah Republik Indonesia tidak akan meningkatkan ketegangan antara Indonesia dan Malaysia. Ini karena sistem pertahanan itu dibangun dengan konsep menangkal kejahatan di laut.

Capt Adrian Jansen Atase Pertahanan Amerika Serikat untuk Indonesia saat ditemui suarasurabaya, Selasa (25/10/2011) di Koarmatim TNI AL mengatakan bantuan ini merupakan program kerjasama antara Amerika Serikat dengan sejumlah negara yang sudah disetujui oleh Kongres.

Tujuannya, memperkuat pengawasan dan keamanan laut di sejumlah negara yang dianggap rentan terhadap kejahatan laut. Bantuan yang sama, kata dia, juga diterima Malaysia dan Philipina.

Saat ditanya apakah ada perbedaan kualitas peralatan yang diberikan pada tiga negara itu, Jansen menegaskan konsep bantuan ini sama. Dia sama sekali tidak menyebut tentang apa perbedaan bantuan AS di 3 negara itu.

“Konsepnya sama-sama untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan laut dari ancaman seperti terorisme, illegal fishing, dan perdagangan manusia,” kata dia.

Ditegaskan juga oleh Jansen, ini bukan soal kompetisi sistem persenjataan, tapi soal bagaimana setiap negara di kawasan perairan strategis bisa secara independent mendeteksi dan menangkal setiap ancaman tersebut.

Sumber : SuaraSurabaya

0 komentar:

Posting Komentar