JAKARTA-(IDB) : Forum "Roundtable Conference Indonesia-Malaysia" merekomendasikan penggunaan bahasa Malaysia/Indonesia sebagai bahasa resmi di lingkungan Perhimpunan Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) seperti yang diterima ASEAN Inter Parliamentary Association (AIPA), kata seorang pakar hubungan internasional.
"Forum itu telah mengeluarkan rekomendasi, salah satu di antaranya, penggunaan bahasa Malaysia/Indonesia sebagai bahasa resmi di lingkungan ASEAN," kata Direktur Institut Kajian Internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Nazaruddin Nasution SH, MA, kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan pihak-pihak terkait dalam forum itu akan menyampaikan rekomendasi tersebut dan berharap para kepala negara anggota ASEAN dapat menyetujuinya dalam konferensi tingkat tinggi mereka nanti.
Roundtable Conference Indonesia-Malaysia, yang berlangsung pada 25-26 Juli 2011 di Kuala Lumpur, diprakarsai Foreign Policy Study Group (FPSG)-Malaysia bersama dengan Eminent Person Group (EPG)-Indonesia, the Indonesian Council on World Affairs (ICWA) dan Institut Kajian Internasional/FISIP UIN Syarif Hidayatullah.
Forum itu dihadiri berbagai wakil organisasi-organisasi masyarakat madani seperti akademisi, kalangan parlemen, LSM dan mantan diplomat kedua negara, yang lebih memfokuskan bagaimana mengembangkan kerja sama antarrakyat kedua negara (P-to-P) dalam kerangka "second track diplomacy" untuk memperkuat hubungan dan kerja sama antar- pemerintah (G-to-G) kedua negara.
Nazaruddin, mantan duta besar RI untuk Kamboja, mengatakan diperlukan komitmen dari Indonesia-Malaysia untuk memperjuangkannya pada saat keketuaan dipegang oleh Indonesia saat ini.
Ia memberikan contoh bahwa di lingkungan organisasi regional kawasan Amerika (OAS) sejak lama telah digunakan bahasa Spanyol di samping bahasa Inggris. Bahkan ASEAN Inter Parliamentary Association (AIPA) baru-baru ini juga telah menerima bahasa Malaysia/Indonesia selain bahasa Inggris sebagai bahasa resmi organisasi tersebut.
ASEAN beranggota Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam, dengan penduduk hampir 600 juta jiwa.
Indonesia mendapat giliran untuk menjadi ketua ASEAN tahun 2011 dan menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-18 Mei lalu di Jakarta.
"Forum itu telah mengeluarkan rekomendasi, salah satu di antaranya, penggunaan bahasa Malaysia/Indonesia sebagai bahasa resmi di lingkungan ASEAN," kata Direktur Institut Kajian Internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Nazaruddin Nasution SH, MA, kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan pihak-pihak terkait dalam forum itu akan menyampaikan rekomendasi tersebut dan berharap para kepala negara anggota ASEAN dapat menyetujuinya dalam konferensi tingkat tinggi mereka nanti.
Roundtable Conference Indonesia-Malaysia, yang berlangsung pada 25-26 Juli 2011 di Kuala Lumpur, diprakarsai Foreign Policy Study Group (FPSG)-Malaysia bersama dengan Eminent Person Group (EPG)-Indonesia, the Indonesian Council on World Affairs (ICWA) dan Institut Kajian Internasional/FISIP UIN Syarif Hidayatullah.
Forum itu dihadiri berbagai wakil organisasi-organisasi masyarakat madani seperti akademisi, kalangan parlemen, LSM dan mantan diplomat kedua negara, yang lebih memfokuskan bagaimana mengembangkan kerja sama antarrakyat kedua negara (P-to-P) dalam kerangka "second track diplomacy" untuk memperkuat hubungan dan kerja sama antar- pemerintah (G-to-G) kedua negara.
Nazaruddin, mantan duta besar RI untuk Kamboja, mengatakan diperlukan komitmen dari Indonesia-Malaysia untuk memperjuangkannya pada saat keketuaan dipegang oleh Indonesia saat ini.
Ia memberikan contoh bahwa di lingkungan organisasi regional kawasan Amerika (OAS) sejak lama telah digunakan bahasa Spanyol di samping bahasa Inggris. Bahkan ASEAN Inter Parliamentary Association (AIPA) baru-baru ini juga telah menerima bahasa Malaysia/Indonesia selain bahasa Inggris sebagai bahasa resmi organisasi tersebut.
ASEAN beranggota Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam, dengan penduduk hampir 600 juta jiwa.
Indonesia mendapat giliran untuk menjadi ketua ASEAN tahun 2011 dan menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-18 Mei lalu di Jakarta.
Sumber: Antara
0 komentar:
Posting Komentar