Senin, Mei 23, 2011
0
JAKARTA-(IDB) : Pemerintah ternyata mengirim total sejumlah 999 personel gabungan anggota TNI, BIN dan anak buah kapal untuk operasi pembebasan Kapal Kargo Sinar Kudus dari perompak Somalia. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan pasukan yang dinamai Satuan Tugas (satgas) Merah Putih ini terbagi dalam tiga kelompok komando yaitu Satgas, Pasukan Pendukung dan Pasukan Intelijen Gabungan.

"Satgas Merah Putih terdiri dari 480 personel," kata Agus Suhartono  usai acara penyambutan pasukan satuan tugas (satgas) Merah Putih di Markas Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok Jakarta, Minggu 22 Mei 2011. Pasukan ini terdiri dari anak buah kapal, personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) Angkatan Laut, Detasemen Jalan Mangkara, Sandi Yudha Komando Pasukan Khusus (Kopasus) Angkatan Darat, dan Unit Ton Tai Pur Kostrad.

Pasukan pertama dipimpin Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat Laksamana Pertama Ahmad Taufikurrahman. Pasukan ini diangkut oleh dua kapal perang jenis fregat yaitu KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusumah. Kedua KRI juga dilengkapi dengan 1 helikopter dan boat C-Rider.

Pasukan pertama juga didukung dengan TNI Angkatan Udara yang mengirim pesawat jenis Boeing 737-400 yang berawak 16 personel. Pasukan ini dipimpin Letnan Kolonel Penerbang Ronald Siregar. Sedangkan pasukan kedua adalah satgas pasukan kekuatan pendukung yang dipimpin oleh Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin. Pasukan ini menyusul dengan kapal jenis LPD, KRI Banjarmasin.

Kapal diawaki oleh 488 personel terdiri dari Kopaska Angkatan Laut, Pasukan Intai Amphibi Marinir, Kopasus Angkatan darat, pasukan Ray Hoowitzer, Satuan Tugas 81 Kopasus dan Unit Ton Tai Pur Kostrad. KRI Banjarmasin juga dipersenjatai dengan 1 heli NP412, 7 boat C-Rider, 5 tank BMP3F, 4 unit Howitzer dan 18 perahu karet.

Pasukan pendukung terakhir adalah satgas intel gabungan yang terdiri dari 15 personel intelijen TNI dan personel BadanIntelijen Negara (BIN). Total pasukan 999 personel. Panglima mengatakan operasi ini direncanakan dalam waktu yang sangat singkat dengan beberapa kendala, seperti tujuan operasi yang jauh dan posisi pangkalan terdekat berada di negara lain. 

Sumber: Tempo

0 komentar:

Posting Komentar