Rabu, Maret 30, 2011
0
Para korban tewas akibat ledakan di sebuah pabrik amunisi di Yaman selatan.
SANNA-(IDB):Sedikitnya 121 orang tewas dan 45 orang lainnya cedera dalam satu ledakan di sebuah pabrik amunisi di Yaman selatan, Senin (28/3/2011), kata sumber-sumber medis.

Korban tewas diperkirakan akan meningkat, kata sumber-sumber itu sebagaimana dikutip CNN, yang meminta tidak disebutkan identitasnya karena mereka tidak diizinkan untuk berbicara dengan media. Dua orang mereka bekerja di Rumah Sakit Republican Hospital di Abyan.

Sebagian besar korban tewas dan terluka adalah penduduk lokal yang menjarah pabrik tersebut setelah diambil alih kaum militan, Minggu, kata para pejabat keamanan. Ledakan itu terjadi di Provinsi Abyan, kata mereka.

Ledakan itu terjadi setelah demonstrasi berbulan-bulan yang menentang Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, dan kekerasan pada akhir pekan antara pasukan pemerintah dan kelompok Al Qaeda lokal. Pertempuran selama dua hari terakhir antara pasukan keamanan Yaman dan anggota Al Qaeda di jazirah Arab itu menyebabkan jatuhnya korban di dua sisi, kata pasukan keamanan Yaman, Minggu.
Saleh berjuang untuk mempertahankan kekuasaannya, dengan alasan bahwa ia paling siap untuk memimpin perang melawan kelomok Islam garis keras.

Tiga orang teroris Al Qaeda tewas dan enam lainnya ditahan di distrik Lawdar, lapor kantor berita resmi Yaman, Saba, Sabtu. Hari Minggu, tujuh tentara Yaman tewas dan tujuh lainnya luka-luka ketika para anggota Al Qaeda di jazirah Arab itu menyerang mereka di Marib, kata dua pejabat keamanan. Serangan tersebut terjadi di sebuah pos pemeriksaan militer 1 mil di utara kompleks pemerintah di Provinsi Marib, sebelah timur ibu kota, Sanaa. Para penyerang menggunakan granat dan senapan mesin, dan merampas dua kendaraan militer dari pos pemeriksaan tersebut, kata pasukan keamanan.

Setelah pertempuran Sabtu, Pemerintah Yaman mengatakan, peristiwa itu merupakan tanda bahwa tindakan tegas diperlukan untuk memerangi ketidakstabilan di dalam negeri itu. Saba melaporkan, Gubernur Saleh al-Zawari dari Provinsi Abyan menegaskan pentingnya meningkatkan kinerja keamanan dalam menghadapi setiap upaya yang mengganggu keamanan dan stabilitas di daerah itu.

Yaman sedang menghadapi protes dari rakyatnya yang menuduh pemerintah melakukan korupsi serta kurangnya kebebasan politik dan pengangguran yang tinggi. Seruan bagi pengunduran diri Saleh telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir menyusul revolusi di Mesir dan Tunisia. Saleh telah memerintah negara itu sejak tahun 1978.

Sumber: Kompas

0 komentar:

Posting Komentar